Home Blog Page 81

Review Final Fantasy XVI (PC): Sempurna!

0

Salah satu kabar gembira untuk saya yang adalah seorang gamer PC, yaitu ketika AKHIRNYA Square Enix merilis versi PC dari Final Fantasy XVI. Akhirnya saya bisa merasakan game yang mencuri perhatian di tahun 2023. Mencuri perhatian yang saya maksud adalah perhatian yang positif dan juga negatif.

Kebetulan Playcubic mendapatkan versi review Final Fantasy XVI dari Square Enix, dan sayalah gamer PC beruntung yang memainkannya. Secara konten dan fitur, tidak ada hal baru yang ditawarkan di versi porting Final Fantasy XVI. Pemain hanya mendapatkan pilihan untuk membeli standard edition yang berisi base game atau complete edition yang memiliki tambahan bonus DLC. Kalian bisa membeli DLCnya secara terpisah.

Tapi dari segi grafis dan visual, banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat game ini menjadi lebih memanjakan mata. Berikut adalah review Final Fantasy XVI versi PC:

Cerita ala Game of Thrones

Dari segi cerita, Final Fantasy XVI terinspirasi dari karya high fantasy seperti Game of Thrones, dimana cerita di dalam game menyuguhkan konflik dan drama di dunia Valisthea. Ketika wabah blight menyebar ke seluruh penjuru, kerajaan-kerajaan di Valisthea saling berperang untuk memperebutkan sumber daya yang tersisa. Salah satu sumber daya ini adalah Mother Crystal, formasi kristal raksasa yang menjadi sumber utama sihir di dunia ini.

Dalam pusaran konflik di Valisthea, pemain akan diajak untuk melihatnya dari mata Clive Rosfield. Ia merupakan salah satu pangeran dari Kerajaan Rosaria. Ia adalah seorang Shield atau pelindung setia bagi adiknya, Joshua yang diberkahi oleh kekuatan dari Eikon Phoenix.

Dalam dunia Final Fantasy XVI, seseorang yang memiliki kekuatan Eikon diberi julukan Dominant. Status mereka juga akan berbeda dengan orang-orang biasa. Clive yang merupakan anak pertama namun harus mengalah kepada adiknya juga merupakan bagian drama dari cerita Final Fantasy XVI.

Sebetulnya jika dibedah, lore yang ada di dalam Final Fantasy XVI sangatlah dalam. Untungnya developer dapat menyederhanakan semua itu agar pemain tidak kewalahan. Menurut saya cerita di Final Fantasy XVI adalah salah satu yang terbaik dari franchise Final Fantasy.

Clive diperankan dengan sangat baik oleh Ben Starr. Dalam perjalanan cerita, Clive juga akan mengalami transformasi karakter, namun tanpa menghilangkan identitas dirinya yaitu seseorang yang tangguh dan dapat dipercaya.

Selain Clive, karakter pendukung juga dirancang dengan sangat baik. Jill Warrick, teman masa kecil Clive yang diperankan oleh Susannah Fielding dan merupakan pendamping yang sangat pengertian. Hubungan antara Clive dan Jill merupakan salah satu elemen cerita yang paling mengesankan di game Final Fantasy XVI.

Cidolfus Telamon atau Cid merupakan karakter sidekick yang mencuri perhatian. Diperankan dengan oleh Ralph Ineson, Cid memiliki kharisma yang luar biasa. Karakternya yang likeable membuat banyak orang termasuk Clive mau bergabung dengan kelompok pemberontaknya.

Sidequest Tidak Seperti yang Dikira

Layaknya game RPG, Final Fantasy XVI juga diperkaya dengan sidequest. Memang pada awalnya, misi sampingan ini terasa terlalu sederhana dan kurang menarik. Namun seiring perjalanan cerita, misi-misi yang diberikan dalam sidequest akan berkembang. Beberapa bahkan menjadi bagian penting yang berfungsi untuk menyelesaikan alur cerita kecil di luar cerita utama.

Selain sidequest, pemain juga akan dapat mengakses fitur bounty. Melalui fitur ini pemain dapat memburu monster-monster tangguh, yang menawarkan tantangan dan juga hadiah yang berharga. Misi sampingan ini cocok sebagai pengalihan, atau mempersiapkan Clive untuk menghadapi tantangan selanjutnya di cerita utama.

Musik di Final Fantasy XVI juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Masayoshi Soken yang merupakan otak dari soundtrack Final Fantasy XIV, terjun langsung di Final Fantasy XVI. Hasilnya adalah setiap soundtrack yang diperdengarkan di dalam game betul-betul dapat mengangkat setiap momen yang terjadi. Mulai dari adegan emosional antara Clive dan Jill hingga pertempuran epik antar Eikon.

Combat yang Cepat dan Penuh Aksi

Combat adalah yang membedakan Final Fantasy XVI dengan seri lainnya. Game ini memperkenalkan sistem pertarungan yang fokus pada action, tanpa ada elemen turn-based.

Combat di Final Fantasy XVI sangat bergantung kepada refleks pemain. Clive memiliki beragam serangan combo disertai oleh sihir. Selain normal attack dan magic, Clive juga memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan Eikon. Kemampuan ini dapat memberikan damage yang besar sekaligus special effect yang menarik untuk dilihat. Jika dikombinasikan semuanya dengan tepat, pemain bisa membuat Clive dapat mengalahkan musuh dengan gaya yang stylish.

Beberapa tipe musuh dan boss juga memiliki mekanik stagger meter. Saat meteran ini penuh, musuh akan mengalami stun dalam beberapa saat dan memberi kesempatan kepada pemain untuk memberikan kerusakan besar dengan memanfaatkan combo multiplier. Kepiawaian pemain akan sangat diuji dalam momen ini.

Namun untuk mencapai titik penuh dari meteran stagger meter, pemain juga harus berimprovisasi. Jika pemain hanya menekan tombol serangan tanpa perhitungan, pengisian stagger meter akan berjalan lambat. Solusinya adalah dengan menyisipkan serangan sihir di antara serangan jarak dekat pada waktu yang tepat dapat memicu magic bursts. Ini dapat mempercepat pengisian stagger meter. Cara lainnya adalah melakukan dodge tepat waktu memberikan counter attack yang kuat. Bisa juga dengan melakukan parry yang dieksekusi dengan sempurna.

Clive juga dapat mengeluarkan perintah kepada anjing setianya, Torgal. Pemain bisa meminta Torgal untuk meluncurkan musuh ke udara, memungkinkan Clive untuk melanjutkannya dengan serangan udara. Torgal bisa juga digunakan sebagai support untuk menyembuhkan HP milik Clive. Pemain bisa memilih untuk mengatur Torgal secara manual atau otomatis menggunakan aksesoris tertentu. Beberapa aksesori juga tersedia untuk membuat mekanik combat yang lumayan membingungkan menjadi serba otomatis. Semuanya tergantung kepada pilihan pemain.

Combat di Final Fantasy XVI mengingatkan saya dengan game seperti Devil May Cry dan The Witcher. Dari segi inovasi tentu ini sangat bagus. Namun untuk mendukung gameplay ini, ada beberapa hal yang harus “menyesuaikan”. Misalnya pemain hanya bisa mengendalikan Clive dalam combat, sistem levelling yang dibuat lebih sederhana dan linear, lalu bagian equipment juga dibuat sesederhana mungkin.

Pertarungan Boss dan Eikon yang Memukau

Tentunya peak of the combat dari Final Fantasy XVI adalah ketika pemain berhadapan dengan boss atau Eikon. Momen ini selalu menawarkan sesuatu yang baru. Beberapa boss memiliki serangan besar yang disertai dengan tampilan nama serangan di layar. Serangan mematikan ini sering kali disertai dengan hitungan mundur yang memberikan rasa tegang. Agar tidak Clive tidak tewas, pemain harus berusaha menghentikan serangan tersebut sebelum terlambat.

Sama halnya ketika Clive berubah menjadi Eikon dan bertarung melawan Eikon lain. Saya mendefinisikan ini sebagai momen puncak di Final Fantasy XVI. Ketika Eikon bertarung, saya teringat game seperti Godzilla dimana para raksasa bertarung dengan kekuatan luar biasa dan dalam skala besar. Ditambah lagi kemunculan mekanik Quick Time Events (QTE) yang memberikan momen tersebut nuansa sinematik yang tiada duanya.

Elemen RPG yang Hilang

Meski memiliki sistem combat yang luar biasa, Final Fantasy XVI justru kehilangan identitas RPGnya. Status seperti poison, blind, dan lain-lain absen dari game. Efek dari buff dan debuff sangat minim dan mekanisme elemen yang biasanya hadir dalam game RPG justru tidak dieksplorasi secara mendalam di Final Fantasy XVI.

Ketiadaan skill tree juga membuat pengembangan karakter sangat terbatas. Pemain tidak bisa bereksperimen dengan build tertentu, karena game ini hanya memiliki satu build saja. Mungkin bagi gamer RPG yang purist, ini jelas adalah kekurangan yang besar. Namun bagi gamer yang lebih menyukai game yang sederhana tapi seru, justru akan puas dengan yang ditawarkan oleh Final Fantasy XVI.

Visual yang Memanjakan Mata

Bagian inilah yang membedakan Final Fantasy XVI versi PS5 dengan versi PC. Final Fantasy XVI versi PC sudah didukung oleh berbagai jenis teknologi yang dapat memaksimalkan kualitas visual yang ditampilkan.

Banyak opsi grafis yang dimunculkan dalam versi PC Final Fantasy XVI. Mulai opsi yang memperkaya special effect seperti motion blur, vignette, shadow quality, water quality, dan masih banyak lagi. Ada juga opsi yang bisa digunakan untuk memompa performa dari game seperti upscaling (DLSS dan FSR), unlock frame rate, NVIDIA Reflex Low Latency, super resolution, dan lain-lain. Pemain bebas untuk mengatur mana opsi yang akan dinaikkan, diturunkan, atau dimatikan, sesuai dengan performa PC masing-masing.

Menurut saya secara grafis, Final Fantasy XVI sudah termasuk game yang “cantik” meski tanpa memakai teknologi pendukung visual dan grafis. Namun berhubung yang kalian mainkan adalah versi PC, kalian bisa membuat Final Fantasy XVI menjadi lebih cantik. Syaratnya hanya satu, jangan memakai PC kentang untuk memainkan Final Fantasy XVI karena game ini terbilang demanding. Minimal PC kalian sudah harus memakai SSD.

Untuk mereview Final Fantasy XVI di PC, saya menggunakan PC dengan spesifikasi CPU Ryzen 7 2700X, VGA GeForce RTX 4070 Ti, RAM 32GB dan SSD. Untuk setting grafis saya menggunakan high dan memakai upscaling di bagian quality. Hasilnya saya mendapatkan game dengan framerate 60FPS yang stabil. Tapi dalam beberapa momen misalnya di dalam cutscene framerate ini bisa menurun. Saya juga tidak pernah mendapatkan masalah teknis apapun saat bermain.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, versi porting Final Fantasy XVI di PC sudah baik. Berbagai pilihan opsi dalam bagian grafis memberikan pemain kemampuan untuk meningkatkan performa game tersebut ke batas terbaru yang tidak dapat diikuti oleh versi PS5nya.

Jika kalian merasa PC kalian sudah mumpuni, maka saya sarankan untuk mencoba game ini. Final Fantasy XVI merupakan salah satu game porting konsol yang tidak boleh dilewatkan. Asalkan kalian bukanlah tipe gamer RPG purist.

Mixed Realms Umumkan playtest global pertama Untuk Game 13Z

0

Mixed Realms dengan bangga mengumumkan playtest global pertama untuk game petualangan roguelike penuh aksi terbaru mereka, 13Z.

Para gamer dari seluruh dunia sudah bisa bergabung dalam acara eksklusif ini dan merasakan langsung gameplay hack-and-slash yang intens, terinspirasi dari mitologi Zodiak Tiongkok. Ini adalah kesempatan kalian untuk membuktikan kemampuan dan bersaing demi gelar sebagai 13th Zodiac Guardian legendaris.

Selain debut playtest global 13Z, Mixed Realms juga akan memamerkan game ini di Tokyo Game Show 2024. Pengunjung dapat mencoba demo langsung yang menampilkan Lyra the Fox dalam pertarungan sengit melawan Zodiac Guardian yang tangguh. Baik gamer menghadiri TGS atau bermain dari rumah, playtest ini adalah pintu gerbang menuju dunia dinamis 13Z.

Pastikan untuk menambahkan 13Z ke wishlist di Steam agar tetap mendapat informasi terbaru dan menjadi yang pertama menghadapi tantangan Zodiac Guardians dalam playtest global pertama 13Z.

Tentang 13Z

Dalam 13Z, pemain memulai perjalanan berani untuk naik ke posisi sebagai 13th Zodiac Guardian. Hadapi berbagai monster dan para Zodiac Guardians yang terhormat di arena yang penuh warna dan terus berubah. Asah keterampilan tempur kalian, susun strategi melawan musuh yang licik, dan berinteraksi dengan desa yang hidup dan berkembang seiring pencapaian kalian. Setiap kali gamer melewati Zodiac Trials, tidak hanya menguji kemampuan kalian tetapi juga memperkaya pusat keramaian yang menjadi jantung dari 13Z.

FITUR-FITUR

  • Naik ke Puncak Kejayaan Zodiak: Ikuti pertarungan epik di arena mistis, gunakan kekuatan luar biasa untuk merebut gelar 13th Zodiac.
  • Pilih Tantangan kalian: Mainkan karakter unik seperti Lyra the Fox, Raven sang Herald of Death, Panda sang Pejuang, atau Cat sang Ninja Assassin, masing-masing dengan kemampuan yang khas.
  • Dirancang untuk Bisa Dimainkan Berulang Kali: Sesuaikan kemampuan gamer, buka transformasi yang kuat, dan buat keputusan penting yang menjadikan setiap permainan berbeda.
  • Solo atau Co-op Gameplay: Hadapi tantangan seorang diri atau bergabung dengan hingga tiga teman untuk pengalaman kooperatif yang tak terlupakan.

Sega Umumkan Kehadiran SEGA Pass DLC characters Axel dan Beat Serta Item Kustomisasi Super Monkey Ball Banana Rumble

0

SEGA dengan bangga mengumumkan perilisan dua karakter baru SEGA Pass DLC dan item kustomisasi untuk Super Monkey Ball Banana Rumble di Nintendo Switch. Tambahan ini memberikan konten segar bagi pemain lama maupun baru, serta memperluas keseruan dan kemungkinan kustomisasi dalam game.

Karakter SEGA Pass DLC: Axel dan Beat Bergabung dalam Rumble

Karakter ikonik Axel dari Crazy Taxi dan Beat dari Jet Set Radio kini tersedia sebagai karakter yang bisa dimainkan! Pemain bisa mengakses karakter-karakter ini melalui Digital Deluxe Edition atau membelinya secara terpisah sebagai bagian dari SEGA Pass DLC. Kedua karakter ini dapat digunakan dalam Adventure Mode dan Battle Mode, memberikan variasi dan opsi lebih bagi para pemain.

  • Axel (Crazy Taxi): Sebagai Axel, pemain akan mengumpulkan koin alih-alih pisang, menambahkan elemen baru yang unik dalam permainan.

  • Beat (Jet Set Radio): Meluncur melalui level dengan sepatu roda, mengumpulkan kaleng cat semprot alih-alih pisang.

Item Kustomisasi DLC

Selain karakter baru, SEGA juga memperkenalkan 15 item kustomisasi yang terinspirasi dari karakter-karakter terkenal SEGA, termasuk:

Item-item ini dapat digunakan untuk mempersonalisasi pengalaman bermain, memberikan kontrol lebih bagi pemain dalam menjelajahi dunia cerah Super Monkey Ball Banana Rumble.

Paket Konten yang Tersedia

  • SEGA Pass DLC: Termasuk enam karakter SEGA (Sonic, Tails, Knuckles, Amy, Axel, dan Beat) serta 15 item gaya untuk kustomisasi lebih lanjut.
  • Digital Deluxe Edition: Versi ini menyertakan game dasar dan SEGA Pass DLC, memberikan pengalaman lengkap bagi pemain sejak awal.

Harap dicatat bahwa konten SEGA Pass akan dirilis secara bertahap hingga 31 Maret 2025. Hanya tujuh karakter default yang dapat dikustomisasi menggunakan item gaya.

Pastikan untuk memperbarui game ke versi terbaru agar dapat mengakses semua karakter dan opsi kustomisasi baru. Pemain juga membutuhkan langganan Nintendo Switch Online untuk mengakses fitur online.

Dengan Super Monkey Ball Banana Rumble yang terus menghadirkan konten menarik, ini adalah saat yang tepat untuk kembali bermain dan menjelajahi semua kemungkinan baru yang ada!

Super Monkey Ball Banana Rumble :

Goro Majima Jadi Bajak Laut di Game Baru Like a Dragon

0

RGG Studio telah mengumumkan game barunya di acara RGG Summit 2024 kemarin. Game baru ini berjudul Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii yang akan menampilkan Goro Majima sebagai karakter utama.

Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii dideskripsikan sebagai game action adventure. Diceritakan Goro Majima (Hidenari Ugaki) terdampar secara misterius di salah satu pulau di Hawaii usai membantu Kazuma Kiryu di Millenium Tower. Parahnya lagi, Majima juga kehilangan ingatannya. Untungnya ia dibantu oleh anak yang merupakan penduduk pulau tersebut, Noah (Summer Uika). Dari sini, petualangan Majima sebagai bajak laut dimulai.

Ketika bertarung, Majima bisa menggunakan dua gaya yaitu gaya khasnya Mad Dog Style dan gaya baru Sea Dog Style. Dari videonya bisa dilihat jika gameplay Like a Dragon: Pirate Yakuza bukanlah turn-based, melainkan lebih condong ke real time. RGG Studio juga akan membawa Like a Dragon: Pirate Yakuza ke event Tokyo Gameshow 2024, dimana pengunjung bisa mencoba game ini secara langsung.

Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii akan rilis pada tanggal 28 Februari 2024 di PS5, PS4, Xbox Series, Xbox One, dan PC (Steam). Pre-order sudah dapat dilakukan mulai dari sekarang dan akan berisi bonus DLC bertema Ichiban Kasuga dari Like a Dragon: Infinite Wealth.

Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii juga memiliki versi fisik Collector Edition. Diberi nama Pirate Yakuza in Hawaii Complete Box, edisi ini berisi:

  • Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii base game
  • Goro Majima Pop-Up Pirate Jr.
  • Goro Majima Eyepatch
  • Acrylic stand
  • Specially-designed box

  • DLC “Deluxe Upgrade” Product Code

Bagaimana menurut kalian?

Two Point Museum Dapat Tanggal Rilis

0

Two Point Studios dan Sega telah mengumumkan edisi digital dari Standard Edition dan Explorer Edition untuk Two Point Museum. Keduanya akan rilis pada tanggal 5 Maret 2025. Game ini akan tersedia di PC, PS5, Xbox Series, dan PC. Untuk edisi fisik Standard Edition dan Explorer Edition akan tersedia di PS5 pada tanggal 4 Maret 2025.

Explorer Edition akan menghadirkan berbagai konten eksklusif dan fitur yang menarik, termasuk lokasi museum bertema hutan yang unik. Pemilik Explorer Edition juga akan mendapatkan akses untuk challeng yang jika diselesaikan, akan berhadiah item spesial. Pemilik edisi digital Explorer Edition juga akan mendapatkan akses lima hari lebih awal, mulai dari tanggal 28 Februari 2025.

Bagi yang melakukan pre-order akan mendapatkan item spesial bertema Sonic, seperti seragam Sonic dan Shadow, pengunjung museum dapat membeli boneka Sonic, opsi kustomisasi tambahan untuk museum termasuk wallpaper, lantai, dan patung dekoratif bertema Sonic.

Bagaimana menurut kalian?

Rayakan 30 Tahun, PlayStation Edisi Spesial Diumumkan

0

Merayakan ulang tahun ke-30 PlayStation, Sony Interactive Entertainment mengungkap produk yang akan membawa gelombang nostalgia. Produk ini adalah PS5 dan PS5 Pro edisi spesial 30th PlayStation Anniversary.

Desain edisi terbatas ini diciptakan sebagai bentuk penghormatan atas perjalanan 30 tahun PlayStation. Terinspirasi dari konsol PlayStation pertama yang diluncurkan pada 3 Desember 1994, edisi spesial ini memiliki warna ikonik dari konsol PSOne. Selain untuk PS5 dan PS5 Pro, edisi spesial ini juga akan tersedia untuk PlayStation Portal, controller DualSense, dan DualSense Edge.

Koleksi ulang tahun ke-30 PlayStation akan resmi diluncurkan pada 21 November mendatang. Khusus untuk PS5 Pro, edisi ini terbatas dan hanya diproduksi sebanyak 12.300 unit saja.

Detail lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.

Anime Devil May Cry Akan Tayang di 2025

0

Netflix telah mengumumkan tanggal tayang untuk anime Devil May Cry. Film ini bisa mulai ditonton pada bulan April 2025. Untuk tanggal pastinya masih belum diumumkan.

Anime Devil May Cry merupakan proyek kolaborasi antara Netflix dengan Capcom. Adi Shankar yang akan menjadi penanggung jawab dari proyek ini. Untuk pengerjaan akan dilakukan oleh Studio Mir, studio yang sebelumnya mengerjakan DOTA: Dragon’s Blood untuk Netflix.

Cerita dari anime Devil May Cry belum diungkap oleh Netflix. Dari trailernya, Dante dipastikan bakal menjadi karakter utama. Sama seperti dalam gamenya, Dante di film juga memiliki keahlian akrobat dan bertempur dengan menggunakan dual handgun serta pedang.

Bagaimana menurut kalian?

Arcane Season 2 Dapat Tanggal Tayang

0

Netflix telah mengumumkan tanggal tayang dari Arcane Season 2. Film animasi ini bisa mulai ditonton dari tanggal 9 November 2024 untuk ACT 1, lalu diikuti ACT 2 di tanggal 16 November 2024, dan ACT 3 pada tanggal 23 November 2024. Selain mengumumkan tanggal rilis, Netflix juga membagikan trailer baru:

Cerita dari Arcane Season 2 akan melanjutkan dari season pertama. Vi (Hailee Steinfield) dan Jinx (Ella Purnel) akan menjadi pusat dari cerita di Arcane Season 2. Selain itu Caitlyn (Katie Leung), Ekko (Reed Shannon), Sevika (Amirah Vann), Heimerdinger (Mick Wingert), Ambessa (Ellen Thomas), Singed (Brett Tucker), dan juga Warwick dipastikan akan muncul.

Bagaimana menurut kalian?

Dragon Ball: Sparking! Zero Jadi Game Dragon Ball dengan Karakter Terbanyak

0

Bandai Namco telah merilis trailer baru untuk game Dragon Ball: Sparking! Zero. Video ini memperlihatkan jumlah total dari karakter yang ada di dalam game tersebut. Jika dihitung termasuk dengan DLC, jumlah karakter Dragon Ball: Sparking! Zero bisa melebihi 180 karakter.

Cerita yang hadir di Dragon Ball: Sparking! Zero juga semakin bervariasi seiring dengan jumlah karakter yang ada. Broly dari film Dragon Ball Z dipastikan hadir, begitu juga dengan Android 13, Bojak, dan Janemba yang juga datang dari film Dragon Ball Z. Dragon Ball: Sparking! Zero juga akan menampilkan cerita dan karakter dari Dragon Ball Super: Tournament of Power, dan masih banyak lagi.

Dragon Ball: Sparking! Zero akan tersedia pada tanggal 11 Oktober 2024 di PS5, Xbox Series, dan PC.

Enotria: The Last Song Sudah Rilis

0

Jyamma Games melalui Sega telah mengumumkan perilisan dari game soulslike Enotria: The Last Song. Game ini sudah tersedia di PS5 dan PC (Steam). Untuk versi Xbox Series menyusul. Buat kalian yang masih penasaran, bisa mencoba versi demonya terlebih dahulu.

Berlatar di dunia tidak bergerak yang dikuasai oleh Canovaccio, pemain akan menjadi Maskless One yang tidak memiliki peran tetapi harus berjuang untuk membebaskan dunia dari stagnasi.

Karakter pemain nantinya bisa menggunakan topeng dari musuh yang sudah dikalahkan dan mendapatkan kemampuan baru. Pemain bisa memiliki tiga loadout yang bisa diganti-ganti setiap saat. Ada delapan tipe senjata yang bisa digunakan oleh pemain dan juga serangan bertipe magic. Enotria: The Last Song juga memiliki sistem parry yang jika digunakan dengan benar, akan memberikan efek bernama Awakenend State kepada pemainnya.

Bagaimana menurut kalian?