HaoPlay secara resmi memulai tahap Closed Beta Test (CBT) untuk Blue Protocol: Star Resonance, MMORPG petualangan anime isekai yang diadaptasi dari IP BLUE PROTOCOL. Game ini dikembangkan oleh Shanghai Bokura Technology Co., Ltd. dan HaoPlay Limited sebagai publisher. Tahap CBT ini dimulai pada 6 November dan akan berlanjut pada tahap peluncuran resmi bulan depan!
Tahap ini merupakan tahap pengujian terbatas dengan penghapusan data pada akhir sesi dan tersedia untuk Android serta PC. Setelah jumlah partisipan yang ditentukan tercapai, akses uji coba akan ditutup. Dalam CBT ini, pemain dapat menikmati berbagai fitur, mulai dari dungeon multiplayer, aktivitas sosial yang kasual, hingga menjelajahi planet Regnas secara bebas sebagai karakter anime favorit mereka.
Tonton trailer perilisan Blue Protocol: Star Resonance:
Dalam CBT kali ini juga, pemain dapat merasakan berbagai konten seperti pertempuran, pengembangan karakter, dungeon, dan raid tim, serta aktivitas kasual seperti memancing dan sistem rumah. Saran dan masukan yang dikumpulkan dari fase ini akan digunakan untuk meningkatkan kualitas versi rilis resmi yang akan hadir pada tahun 2025. HaoPlay mengundang semua petualang untuk berpartisipasi dalam tahap CBT dan membantu menyempurnakan Blue Protocol: Star Resonance.
Periode CBT : 6 November 2025 – 20 November 2025
Platform : Android & PC
Bahasa : Thai & Inggris
Ikuti situs dan media sosial resmi untuk informasi dan kesempatan mendapatkan akses CBT, atau lakukan pra-registrasi langsung di website https://bpsr.haoplay.com/en/
※ Semua data progres dari CBT tidak akan dibawa ke versi rilis resmi dan akan dihapus setelah tahap CBT selesai.
Spesifikasi Sistem
Android:
OS : Android 10 atau yang lebih baru
Penyimpanan : 10GB atau lebih
PC:
OS : Windows 10 (64-bit)
Penyimpanan : 35GB atau lebih
Highlight Produk
■ “Blue Protocol: Star Resonance” Mulai Tahap CBT Hari Ini!
Game ini dikembangkan oleh Shanghai Bokura Technology Co., Ltd., berdasarkan proyek kolaboratif PROJECT SKY BLUE antara Bandai Namco Entertainment Inc. dan Bandai Namco Studios Inc., serta diterbitkan oleh HaoPlay Limited. Blue Protocol: Star Resonance berlatar di dunia yang sama dengan PROJECT SKY BLUE.
■ Dunia Anime yang Sinematik dan Indah
Mulai petualangan sebagai karakter anime ideal pilihanmu.
Nikmati dunia fantasi yang indah dan penuh warna layaknya film animasi.
Padukan berbagai kostum dan ekspresikan dirimu dengan bebas!
■ Gaya Pertempuran yang Dinamis dan Fleksibel
Nikmati beragam kelas! Kuasai satu kelas atau ganti dengan bebas kelasmu sesuai jenis musuh atau komposisi tim.
Kombinasikan skill untuk menciptakan gaya bertarung unikmu sendiri.
Bertahan, serang, dan sembuhkan! Kerja sama tim adalah kunci menuju kemenangan, hadapi musuh tangguh bersama rekan-rekanmu!
■ Bangun Ikatan di Dunia Anime Isekai
Rasakan interaksi yang santai dan menyenangkan dengan sesama pemain.
Temukan momen kebersamaan layaknya dalam anime: kembang api di malam hari, bertualang ke dungeon bersama teman, atau menari bersama di alun-alun, setiap kenangan menjadi bagian dari perjalananmu.
Nikmati momen santai! Pertarungan bukan segalanya, rasakan kebebasanmu sebagai seorang petualang sejati.
■ Dunia yang Terhubung Menjadi Satu
Semua pemain bertualang di dunia yang sama. Teman, keluarga, veteran, dan petualang baru dapat berpetualang bersama kapan saja.
Mendukung fitur cross-platform antara PC dan Mobile, jelajahi planet Regnas kapan pun dan di mana pun!
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Blue Protocol: Star Resonance, silakan kunjungi website resmi: https://bpsr.haoplay.com/en/
Sega dan Atlus mengumumkan bahwa demo Raidou Remastered: The Mystery of the Soulless Army kini sudah tersedia untuk didownload gratis di Nintendo Switch 2, PS5, dan Steam.
Dalam versi demo ini, pemain dapat menikmati permainan hingga awal Episode 2, lengkap dengan patch pembaruan Ver. 1.10 yang sudah terpasang. Data penyimpanan dari demo juga bisa dibawa ke versi penuh, memungkinkan pemain melanjutkan petualangan tanpa kehilangan progres dan statistik karakter.
Konten Demo Raidou Remastered
Demo Raidou Remastered menghadirkan berbagai fitur utama dari versi lengkapnya. Pemain akan menjelajahi ibu kota era Taisho tahun ke-20, berinteraksi dengan karakter-karakter ikonik yang kini dilengkapi voice acting penuh.
Sistem pertarungan berlangsung secara real-time, di mana pemain dapat bekerja sama dengan demon partner untuk mengalahkan musuh. Kemampuan spesial Raidou, Art of Confinement, membuat musuh yang dikalahkan bisa dijadikan sekutu atau digabungkan untuk menciptakan demon baru.
Terdapat lebih dari 120 demon, dengan sekitar 100 yang bisa direkrut untuk membangun tim terkuat. Selain itu, pemain dapat melakukan investigasi supernatural dengan bantuan para demon.
Kami sudah memainkan versi review dari Raidou Remastered: The Mystery of the Soulless Army di PS5. Kami memberi game ini rating tiga bintang.
Sega telah resmi merilis Football Manager 26 hari ini di berbagai platform, mulai dari PS5, Xbox Series, PC (Steam, Epic Games Store, Windows), Mac, Netflix, dan Apple Arcade. Untuk versi Nintendo Switch, perilisan dijadwalkan pada 4 Desember 2025.
Dikembangkan oleh Sports Interactive, Football Manager 26 atau FM26 membawa berbagai inovasi baru yang menjanjikan pengalaman lebih realistis dan mendalam.
UI Baru dan Sistem Navigasi yang Lebih Cerdas
Football Manager 26 memperkenalkan UI yang sepenuhnya didesain ulang. Sidebar klasik kini digantikan dengan navigasi bar di bagian atas layar, yang memudahkan akses ke seluruh fitur utama seperti rekrutmen pemain, strategi taktik, dan pengaturan pertandingan.
Fitur baru bernama Portal menjadi pusat aktivitas manajer, menampilkan berita, pesan, hasil pertandingan, serta kalender dalam satu tampilan terpadu. Selain itu, fungsi pencarian cepat dan FMPedia kini memungkinkan pemain menemukan informasi tentang klub, pemain, hingga terminologi sepak bola hanya dengan satu klik.
Debut Sepak Bola Wanita di Football Manager 26
Salah satu perubahan paling signifikan di game ini adalah kehadiran sepak bola wanita untuk pertama kalinya dalam sejarah seri ini. Tersedia 14 liga dari 11 negara di 3 benua, menjadikannya salah satu database sepak bola wanita terbesar di dunia game.
Semua animasi dibuat menggunakan motion capture pemain profesional wanita, menghadirkan gaya permainan yang autentik, mulai dari pola serangan hingga pergerakan bertahan. Kini pemain dapat mengelola tim pria dan wanita dalam satu dunia sepak bola yang terintegrasi.
Sistem Taktik dan Formasi yang Lebih Fleksibel
Dari sisi gameplay, game ini menghadirkan revolusi pada sistem taktik. Pemain kini bisa menyusun formasi terpisah untuk fase menyerang (In Possession) dan bertahan (Out of Possession). Fitur baru bernama Visualiser membantu manajer memahami bagaimana taktik mereka berjalan di lapangan melalui tampilan visual yang interaktif.
Sega sedang menggelar Sega Publisher Sale – November 2025 di PlayStation Store, menghadirkan potongan harga besar-besaran untuk berbagai judul unggulan di PS4 dan PS5. Promo ini berlangsung hingga 21 November 2025, memberikan kesempatan bagi pemain untuk mendapatkan game populer dari Sega dan Atlus dengan harga lebih terjangkau.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Metaphor ReFantazio, pemenang Grand Award di Japan Game Awards 2025, kini bisa didapatkan dengan diskon 50% untuk edisi Atlus 35th Digital Anniversary Edition.
Penawaran Menarik Lainnya
Selain Metaphor ReFantazio, berbagai judul terkenal lainnya turut masuk daftar diskon. Like a Dragon: Infinite Wealth mendapat potongan harga 60%. Game ini mengajak pemain mengikuti kisah Ichiban Kasuga dan Kazuma Kiryu dalam petualangan epik melintasi Hawaii dan Jepang.
Tidak ketinggalan, Sonic Frontiers juga hadir dengan diskon 65%, menawarkan pengalaman berlari bebas di dunia open world dengan kecepatan khas si landak biru. Penggemar Atlus pun bisa menikmati potongan harga 25% untuk Raidou Remastered: The Mystery of the Soulless Army – Digital Deluxe Edition.
Detail untuk Sega Publisher Sale bisa dilihat di sini.
Ubisoft resmi mengumumkan The Crew Motorfest Year 3 yang dimulai dengan Season 8 pada 5 November 2025. Update besar ini membawa berbagai fitur menarik, termasuk pengalaman street racing baru, sistem kustomisasi mendalam, dan kolaborasi istimewa dengan merek legendaris BMW M.
Street Riders Playlist
Season 8 The Crew Motorfest menghadirkan Street Riders Playlist, sebuah perjalanan ke dunia underground street racing. Pemain akan bergabung dengan Monkeys’ Kitchen, kelompok jalanan liar yang memadukan seni urban, musik eksperimental, dan balapan tanpa aturan di jantung kota Hawaii.
Menjawab permintaan komunitas, Ubisoft menambahkan fitur stance customization serta lebih dari 40 model velg baru dari merek ternama seperti BBS Motorsport, HRE, dan OZ Racing. Semua velg dapat dikustomisasi penuh, mulai dari warna, material, hingga ukuran
Kolaborasi BMW M dan 21 Mobil Baru di The Crew Motorfest
Mulai 7 Januari 2026, pemain dapat menikmati BMW M Playlist, sebuah penghormatan terhadap sejarah dan DNA balap BMW. Dipandu oleh Marc Thiesbürger, juru bicara BMW M Classic, playlist ini menghadirkan mobil legendaris seperti BMW M3 (E46), BMW M Hybrid V8 (2025), hingga motor BMW ikonik lainnya.
Secara keseluruhan, 21 kendaraan baru akan hadir sepanjang Season 8, termasuk Pagani Imola (2021), Mercedes-AMG GT (2023), dan Ford Shelby GR-1 Concept (2004). Pemegang Year 3 Pass akan mendapat akses awal ke Ferrari 12 Cilindri (2025) dan Zenvo Aurora Agil (2026), sementara pembeli lama Year 1 atau 2 Pass akan memperoleh Cadillac Ciel Concept (2011) secara gratis.
Steam Deck dan Friend Pass
Selain konten kendaraan, The Crew Motorfest kini sepenuhnya terverifikasi untuk Steam Deck, memungkinkan pemain menikmati permainan penuh di mana saja. Ubisoft juga memperkenalkan Friend Pass, fitur yang memungkinkan pemain mengundang hingga tiga teman bermain gratis tanpa batas waktu atau pembatasan konten, selama mereka tetap dalam satu kru.
ASUS resmi memperkenalkan Mini PC ROG GR70 Gaming, perangkat mungil dengan tenaga besar untuk gamer. Ditenagai prosesor AMD Ryzen 9 9955HX3D, mini PC ini menghadirkan performa setara desktop dalam bodi berukuran kurang dari tiga liter.
Membedah Performa Mini PC ROG GR70 Gaming
Mini PC ROG GR70 Gaming dibekali CPU AMD Ryzen 9 9955HX3D berbasis arsitektur Zen 5 dengan 16 core dan 32 thread. Chip ini juga dilengkapi AMD 3D V-Cache generasi ke-2, teknologi cache 3D stacking yang meningkatkan kecepatan base dan boost clock, sekaligus menjaga efisiensi pada resolusi rendah.
Untuk urusan grafis, ASUS menyematkan GPU Laptop NVIDIA GeForce RTX 5070 atau 5060 berbasis arsitektur NVIDIA Blackwell. Kombinasi CPU dan GPU ini menawarkan performa AI yang masif, dengan dukungan fitur DLSS 4 dan Multi Frame Generation untuk menghasilkan frame rate tinggi hingga tiga kali lipat dari frame asli.
Dari sisi konektivitas, perangkat ini dilengkapi WiFi 7 dan Bluetooth 5.4, menghadirkan kecepatan unduh tinggi dan koneksi stabil untuk permainan multiplayer maupun streaming. Tersedia juga 8 port USB dan dukungan hingga lima layar 4K untuk fleksibilitas penggunaan.
ASUS membekali perangkat ini dengan sistem pendingin ROG QuietFlow yang menggunakan triple-fan dan heatpipe untuk menjaga suhu tetap stabil. Bahkan saat beban kerja berat, tingkat kebisingannya diklaim rendah di bawah 4,5dB(A), memastikan sesi gaming tetap nyaman dan senyap.
Desain yang Mudah Di-upgrade
Mini PC ini hadir dengan desain DIY-friendly yang memudahkan pengguna membuka chassis dengan satu sekrup. Kapasitas memori dapat diperluas hingga 96GB, dan penyimpanan M.2 dapat ditingkatkan melalui sistem Q-Latch. Desainnya tampak futuristik dengan lightbar putih-silver khas ROG yang memperkuat kesan performa tinggi.
Perpaduan performa kelas desktop, konektivitas modern, dan desain yang ringkas, membuat perangkat ini bisa jadi solusi bagi gamer yang menginginkan tenaga ekstrem dalam ukuran minimalis.
Spesifikasi PC Call of Duty: Black Ops 7 telah diungkap oleh Activision melalui website resmi Call of Duty. Ada empat spesifikasi yang diungkap yaitu minimum, recommended, 4K Ultra, dan PC handheld.
Spesifikasi PC Call of Duty: Black Ops 7 Minimum dan Rekomendasi
Untuk menjalankan Call of Duty: Black Ops 7, gamer PC setidaknya membutuhkan prosesor AMD Ryzen 5 1400 atau Intel Core i5-6600, RAM 8GB, serta kartu grafis AMD Radeon RX 470, NVIDIA GeForce GTX 970, GTX 1060, atau Intel Arc A580. Selain itu, game ini juga membutuhkan ruang penyimpanan cukup besar, yaitu 116GB.
Sementara itu, untuk pengalaman lebih mulus di 60FPS dengan pengaturan grafis tinggi, Activision merekomendasikan spesifikasi lebih tinggi. Sistem yang disarankan meliputi prosesor AMD Ryzen 5 1600X atau Intel Core i7-6700K, RAM 12GB, dan GPU seperti Radeon RX 6600XT, RTX 3060, atau Intel Arc B580.
Untuk spesifikasi 4K dan PC handheld detailnya bisa dilihat di sini.
Call of Duty: Black Ops 7 berlatar pada tahun 2035, lebih dari empat dekade setelah peristiwa di Black Ops 6. Dunia digambarkan berada di ambang kehancuran akibat konflik bersenjata dan teror psikologis yang berakar dari kejadian di Black Ops 2 dan Black Ops 6.
Game ini akan menghadirkan pengalaman menyeluruh melalui mode campaign co-op, pertarungan multiplayer futuristik, dan mode Round-Based Zombie yang menjadi ciri khas seri Black Ops.
Call of Duty: Black Ops 7 akan rilis pada tanggal 17 November 2025 di PS5, PS4, Xbox Series, Xbox One, dan PC.
Studio asal Indonesia Strayflux bersama penerbit asal Singapura Soft Source resmi mengumumkan tanggal peluncuran As I Began to Dream. Game ini akan tersedia mulai dari tanggal 20 November 2025. Game puzzle platformer ini akan tersedia di Steam, Epic Games Store, dan Nintendo Switch.
As I Began to Dream menampilkan petualangan seorang gadis muda bernama Lily yang menjelajahi dunia mimpi misterius.
Kisah Emosional Berdasarkan Lima Tahap Kesedihan
As I Began to Dream terinspirasi dari lima tahap kesedihan, yaitu Denial, Anger, Bargaining, Depression, dan Acceptance. Setiap bab memiliki atmosfer unik yang mencerminkan kondisi emosional Lily.
Tahap Denial menghadirkan dunia hangat dan familiar, Anger membawa pemain ke gurun marah yang penuh badai pasir, sementara Depression terasa gelap dan menekan. Pada akhirnya, Acceptance menjadi perjalanan panjang menuju cahaya dan harapan.
Melalui perjalanan ini, pemain diajak menelusuri kenangan masa lalu Lily, memahami apa yang membawanya ke dunia mimpi tersebut, dan membantu dirinya menemukan kedamaian sejati.
Daya tarik dari game ini adalah mekanik teka-teki di mana pemain dapat memindahkan, memutar, dan menukar blok untuk membuka jalur baru. Setiap tahap akan menantang pemain berpikir secara strategis.
Dari sisi visual, game ini menghadirkan gaya ilustrasi tangan yang terinspirasi dari buku cerita anak. Setiap dunia terasa seperti lembaran dongeng yang penuh kehangatan, imajinasi, dan rasa ingin tahu yang khas masa kecil.
Soundtrack Orisinal As I Began to Dream
Aspek musikal juga menjadi kekuatan besar As I Began to Dream. Musik orisinalnya digarap oleh komposer Indonesia JabFina, berisi lebih dari 37 lagu dengan nuansa lembut dan melankolis. Alunan melodi dari musik-musik ini akan memperdalam pengalaman emosional pemain dalam menelusuri dunia mimpi Lily.
Konami Digital Entertainment, Inc. (KONAMI) hari ini mengumumkan Darwin’s Paradox!, game action-adventure platformer baru, akan hadir ke Nintendo Switch 2 bersamaan dengan PlayStation®5, Xbox Series X|S, dan Steam® di 2026. KONAMI dan developer asal Prancis, ZDT Studio, memperkenalkan Darwin, seekor gurita yang keluar dari habitat alaminya dan masuk ke dunia penuh kekacauan yang disusupi oleh UFOOD INC. di mana rencana jahat untuk menguasai dunia terungkap.
Tonton trailer gameplay barunya di sini :
Setiap stage di Darwin’s Paradox! membuka lingkungan yang dinamis berisi tantangan-tantangan dan penemuan yang mengejutkan. Dari tempat pembuangan sampah yang penuh dengan tikus ganas hingga pabrik makanan di tengah laut yang mengerikan, Darwin’s Paradox! menyediakan narasi yang kaya cerita, dihidupkan oleh karakter-karakter yang menarik dan gameplay yang unik.
Darwin’s Paradox! menunda jadwal rilisnya ke 2026 agar bisa membawa petualangan Darwin dari Nintendo Switch ke Nintendo Switch 2.
Kenali tim di belakang game Darwin’s Paradox!, ZDT Studio dan video diari developernya di sini:
Mungkin banyak dari kalian yang tidak kenal dengan Tormented Souls II. Itu wajar karena franchise game ini dikerjakan oleh developer indie bernama Dual Effect. Kenapa kami menyebut franchise? Karena Tormented Souls sudah memiliki dua judul. Tormented Souls II sesuai judulnya adalah sekuel dari game pertama yang rilis di 2021.
Game ini berpusat kepada seorang wanita bernama Caroline Walker. Pada game pertama, Caroline menyelidiki rumah sakit yang sudah terbengkalai. Sekarang pada game kedua, Caroline akan mendatangi kota misterius. Keunikan dari game ini adalah masih mengadaptasi gaya dari game klasik survival horror seperti Resident Evil dan Silent Hill.
Kami telah mencoba versi review Tormented Souls II di PS5. Jujur saja, ini adalah pengalaman pertama kami memainkannya. Jadi apa yang kami rasakan selama bermain adalah murni pengalaman pertama.
Selamat Datang di Villa Hess
Cerita Tormented Souls II dimulai ketika Caroline membawa adiknya, Anna, mendatangi biara di kota bernama Villa Hess. Tujuan Caroline adalah menyembuhkan Anna dari kutukan misterius yang tersisa dari game sebelumnya.
Biarawati yang menghuni biara awalnya menyambut kakak adik ini dengan baik. Namun, kebaikan ini sirna ketika mereka mulai menunjukkan sisi jahat mereka. Biarawati ini ternyata adalah kelompok sekte yang menculik Anna, dan memaksa Caroline menelusuri lorong gelap penuh teror untuk mendapatkan kembali adiknya.
Cara developer menyampaikan cerita di Tormented Souls II adalah dengan mempertahankan elemen game horor era PS1. Alur cerita akan diungkap secara perlahan, seiring progress dalam game. Potongan catatan dan lore yang ditemukan di sepanjang perjalanan akan menyatukan misteri menjadi satu gambaran utuh.
Pada satu sisi ini menjaga rasa penasaran pemain. Tapi ini juga menyebabkan pacing menjadi lambat dan bisa menyebabkan pemain bosan. Ini akan menjadi masalah bagi pemain yang sudah terbiasa dengan game zaman sekarang yang memiliki pacing lebih cepat.
Salah satu detail menarik yang kami perhatikan dari game ini adalah sistem save. Setiap kali menyimpan data dengan menggunakan mesin recorder, Caroline akan menceritakan pengalamannya, apa saja yang ia temui, dan bagaimana usahanya untuk menolong adiknya. Sistem ini tidak hanya menjadi penanda seberapa jauh progress di dalam game, tapi juga membuat pemain semakin ingin membantu Caroline.
Hal yang lebih menarik adalah kalian tidak bisa menyimpan data sesuka hati, karena ada batasnya. Untuk menyimpan data di mesin recorder kalian membutuhkan pita kaset, dan jumlah item ini dibatasi. Untuk tingkat kesulitan Normal jumlah pita kaset dibatasi dan tidak ada autosave. Jadi, jika kalian adalah gamer yang baru kenal dengan game ini, kami menyarankan untuk memilih tingkat kesulitan Easy agar proses perkenalannya lebih nyaman.
Setia dengan Gaya Survival Horror Klasik
Meski sudah tahun 2025, pemain masih bisa merasakan atmosfir game PS1 di Tormented Souls 2. Visual game ini benar-benar mengingatkan kami dengan Resident Evil pertama. Game ini memiliki banyak lorong panjang sempit yang bisa memicu Claustrophobia. Belum lagi sudut pandang Fixed Camera yang memiliki dampak besar kepada salah aspek di dalam game.
Dunia di Tormented Souls II tidak hanya sebatas biara saja. Kalian juga akan menjelajahi berbagai lokasi di Villa Hess. Mulai dari mall, rumah sakit, pabrik, bahkan kuburan. Setiap lokasi juga memiliki atmosfir yang misterius, sekaligus dengan detil yang lengkap dan memancing rasa ingin tahu. Kami salut dengan usaha dari tim developer Dual Effect dalam membangun dunia game ini.
Caroline bisa berinteraksi dengan objek tertentu yang diindikasikan dengan ikon mata. Ketika berinteraksi, ia akan melontarkan pendapatnya tentang objek tersebut atau mengambilnya sebagai item, yang nantinya bisa diperiksa lebih lanjut di inventory.
Keunikan Tormented Souls II adalah bagaimana cahaya sangat berperan, karena kegelapan bisa langsung membunuh Caroline. Inilah yang membuat lighter menjadi sangat penting di dalam game. Ada beberapa momen dimana Caroline harus mematikan lighter untuk berinteraksi dengan objek tertentu. Solusinya biasanya ada di sekitar, dimana kadang ada lilin yang bisa dinyalakan sebagai pengganti cahaya. Tapi jika tidak ada, maka artinya kalian harus mengerjakannya dengan cepat sebelum kegelapan datang.
Developer cerdik dengan memanfaatkan mekanisme cahaya dengan ritme permainan. Pemain dipaksa untuk selalu memikirkan kapan dan di mana harus menggunakan cahaya.
Review Tormented Souls II: Caroline Seperti Tank
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya jika sudut pandang Fixed Camera di Tormented Souls II akan memiliki dampak besar, yaitu kepada gameplay. Seringkali Caroline salah arah karena kami mengarahkannya dengan tombol yang salah. Ini sangat menganggu terutama ketika sedang berada dalam momen yang intens. Dalam dunia game, sistem control klasik seperti ini dijuluki Tank Control.
Lupakan juga fitur berbalik arah dengan cepat seperti pada game survival horror lainnya. Disini kalian harus memutas Caroline terlebih dahulu sebelum bisa berlari ke arah yang berlawanan. Dalam dunia game, sistem control klasik seperti ini dijuluki Tank Control dan banyak digunakan game klasik.
Meski menyebalkan, aspek ini juga merupakan salah satu ciri khas dari game survival horror klasik yang dipertahankan oleh developer di Tormented Souls II.
Ketika bertemu dengan monster yang menjijikkan, lagi-lagi fixed camera akan menjadi tantangan kedua selain monsternya. Kalian harus bisa mengarahkan senjata Caroline agar tepat mengenai monster tersebut di tengah kebingungan dalam menentukan arah. Untungnya game ini memiliki sistem Auto Aim yang aktif ketika pertama kali menodongkan senjata. Ini setidaknya bisa menjadi penunjuk arah agar serangan pemain bisa mengenai target.
Tipe senjata yang dihadirkan juga bervariasi. Dari senjata jarak jauh seperti Nail Gun yang uniknya harus dirancang dulu sebelum digunakan, tongkat listrik yang merupakan senjata jarak dekat terbaik menurut kami, sampai dengan senjata api konvensional. Ada juga senjata gergaji mesin jika pemain ingin Caroline seperti Bella Sisters di Resident Evil 4.
Hal yang perlu kami ingatkan adalah amunisi dalam game ini tergolong langka, apalagi jika kalian bermain dalam tingkat kesulitan yang tinggi. Melarikan diri dari musuh juga agak sulit mengingat sistem navigasi game, dan juga beberapa musuh memiliki gerakan yang lebih cepat dibandingkan Caroline. Pastikan untuk selalu berganti-ganti senjata jarak jauh dan dekat sesuai dengan situasi.
Tormented Souls juga memiliki sistem dodge. Mekanisme ini kurang konsisten sampai pemain benar-benar menguasainya, bisa menjadi penyelamat nyawa Caroline.
Puzzle Terkutuk
Puzzle jelas adalah kekuatan utama game ini. Apa yang dideskripsikan di materi promosi tentang minimnya petunjuk untuk mengerjakan puzzle, memang terjadi di dalam game. Sebagian besar waktu kami habis di dalam game ini untuk bingung karena puzzle.
Beberapa puzzle akan membuat pemain frustasi karena minimnya petunjuk, tetapi selalu ada remah-remah yang bisa diikuti. Ketika akhirnya pemain akhirnya ngeh, mengikutinya, dan akhirnya menemukan kunci puzzle, sensasi pencapaiannya luar biasa. Salah satu contohnya senjata palu yang awalnya kami anggap sebagai senjata untuk bertarung, ternyata juga bisa digunakan untuk memecahkan gembok.
Desain puzzle di Tormented Souls II kami akui sangatlah menantang, namun tetap logis. Semua alat yang ditemukan dan disimpan dalam inventori bisa memiliki fungsi ganda di berbagai situasi. Palu secara logika bisa digunakan untuk menghancurkan gembok, dan itu terjadi di dalam game.
Untungnya tidak ada batasan kapasitas untuk jumlah item yang bisa dimasukkan ke dalam inventory. Caroline bisa membawa item sebanyak-banyak untuk membantunya memecahkan teka-teki yang kompleks. Pemain juga bisa mengatur item dan juga senjata yang akan digunakan secara cepat dengan fitur Shortcuts yang efisien.
Seperti Silent Hill, game ini juga memiliki sistem Other World, atau dunia cermin. Dunia alternatif ini hadir tidak hanya untuk visual saja, tetapi juga mempengaruhi dunia nyata. Puzzle yang dipecahkan di Other World bisa membuka jalan baru di dunia nyata. Selamat berpusing ria untuk memecahkannya.
Kesimpulan Review Tormented Souls II
Kesimpulan kami untuk review Tormented Souls II adalah game ini merupakan bukti bahwa game survival horror dengan gaya klasik masih ada. Meski tidak sehebat dan secanggih game zaman sekarang, Tormented Souls II tidak kalah dari segi atmosfir yang intens. Lorong panjang yang gelap membuat pemain berpikir apa yang menunggu saya di ujung sana. Game ini juga mengingatkan betapa pentingnya lighter sebagai salah satu elemen pendukung game survival horror.
Sudut pandang fixed camera mungkin sudah bukan favorit lagi sekarang, tapi masih ada fans garis keras yang mengapresiasinya. Semua aspek ini menyatu dalam satu game berjudul Tormented Souls II yang menghadirkan “mimpi buruk” dan sulit untuk dilupakan.
Tormented Souls II sudah tersedia di PS5, Xbox Series, dan PC.