Home Blog Page 165

Review Tales of Kenzera: ZAU (PC): Cerita Dari Tanah Afrika

0

Ubisoft punya Prince of Persia: The Lost Crown untuk mewakili genre metroidvania di tahun 2024. Tidak mau ketinggalan, EA juga punya game metroidvanianya sendiri yang berjudul Tales of Kenzera: ZAU. Game ini merupakan bagian dari EA Originals yang adalah divisi game indie kepunyaan EA.

Kita semua tahu kemampuan finansial EA dalam mendukung pengembangan game. Lihat saja contoh game yang diproduksi EA Originals tahun lalu, Immortals of Aveum yang kualitasnya di atas rata-rata untuk ukuran game indie.

Untuk tahun ini EA Originals akan mengeluarkan Tales of Kenzera: ZAU. Saya mendapatkan kesempatan untuk memainkan versi review dari Tales of Kenzera: ZAU di PC. Apakah totalitas dukungan yang diberikan oleh EA tercermin dalam game yang dibuat oleh Surgent Studio? Simak reviewnya berikut ini.

Cerita yang Diadaptasi Dari Hubungan Ayah dan Anak

Developer Surgent Studio cukup ambisius dalam mengerjakan Tales of Kenzera: ZAU. Mereka mengadaptasikan cerita asli yang dialami oleh pimpinan studio, Abubakar Salim. Perasaan yang ia rasakan saat kehilangan ayahnya dan ingin bertemu kembali dituangkan sebagai latar cerita game ini.

Cerita dari Tales of Kenzera: ZAU diawali oleh seorang remaja yang masih teringat dengan kenangan ayahnya yang sudah meninggal. Salah satu dari kenangan ini adalah ketika ayahnya membacakan sebuah buku cerita kepadanya.

Buku cerita ini menceritakan tentang legenda dari kebudayaan Bantu yaitu petualangan Zau yang berusaha menghidupkan ayahnya kembali dengan bantuan dewa kematian, Kalunga. Zau akan menjadi karakter yang digunakan oleh pemain untuk menjelajahi dunia dalam cerita yang dinamakan Kenzera.

Untuk informasi kalian, kebudayaan Bantu bukanlah kebudayaan fiksi. Kebudayaan maupun masyarakat Bantu memang benar-benar ada dan berasal dari Afrika. Jadi jika Prince of Persia menghadirkan sentuhan dari timur tengah, Tales of Kenzera: ZAU memiliki cerita yang diadaptasi dari Afrika.

Hubungan Zau dengan Kalunga

Zau adalah seorang Shaman atau dukun, tapi karena masih muda ia sering melakukan kesalahan. Kalunga meski adalah dewa kematian, ternyata justru menjadi pembimbing dari Zau selama perjalanan. Kalian akan sering melihat keduanya berinteraksi. Bisa berupa Kalunga yang menasehati Zau, atau Zau yang menjelaskan tentang kehidupan manusia kepada Kalunga. Ada juga momen dimana Zau menggoda Kalunga karena terlalu kudet dan sebaliknya.

Dari segi cerita keseluruhan, Tales of Kenzera: ZAU menurut saya biasa-biasa saja. Hal yang menurut saya menarik adalah bagian lorenya. Sebabnya game ini juga menggunakan budaya dan mitos dari Afrika. Setidaknya kalian akan mendapatkan wawasan baru tentang budaya dari Afrika ketika memainkan game ini.

Tale of Kenzera: ZAU Dari Segi Grafis

Tales of Kenzera: ZAU sudah menggunakan grafis game metroidvania modern yaitu dengan gaya 2.5D. Karena sudah pernah disajikan dengan gaya yang sama di Prince of Persia: The Lost Crown, saya tidak lagi terkejut dengan gaya grafis ini.

Hal yang membuat Tales of Kenzera: ZAU terlihat berbeda dengan Prince of Persia adalah dari segi warna. Game ini sangat menonjolkan aspek warna. Mulai dari biome atau level, karakter, bahkan sampai kotak dialognya.

Setiap level akan memiliki warna dominan yang berbeda. Misalnya ketika berada di level yang berlatar di dataran tinggi, warna yang ditonjolkan adalah cokelat yang merupakan formasi dari batu. Pada bagian latarnya pemain bisa melihat air terjun yang membawa air turun ke dataran rendah. Ada juga level yang berupa gua yang diterangi oleh tanaman bioluminesensi. Untuk level ini warna yang ditonjolkan adalah warna biru yang merefleksikan kedalaman gua dan juga melambangkan nilai misteriusannya.

Untuk setting grafis PC Tales of Kenzera: ZAU cukup lengkap. Selain itu game ini juga sudah didukung oleh fitur upscaling baik untuk NVIDIA maupun AMD.

Gameplay Platforming Tidak Sesulit yang Dikira

Game metroidvania terkenal dengan reputasinya sebagai game yang brutal. Untuk contohnya lagi-lagi adalah Prince of Persia: The Lost Crown. Game ini menuntut pemainnya untuk menguasai gameplay sebaik mungkin. Pengalaman ini agak berbeda dengan Tales of Kenzera: ZAU. Berdasarkan pengalaman saya ketika memainkan versi reviewnya, game ini tidak sesulit Prince of Persia.

Elemen platformer yang menjadi ciri khas game metroidvania masih ada di Tales of Kenzera: ZAU. Tapi tingkat kesulitannya tidaklah ekstrim. Malah menurut saya cenderung monoton dan kadang kurang kreatif. Developer malah lebih suka mempertontonkan keindahan visual dan warna yang ada di dalam game.

Saya sendiri memainkan Tales of Kenzera: ZAU dengan tingkat kesulitan normal. Game ini juga menyediakan tingkat kesulitan yang lebih sulit, seandainya pemain merasa kurang tantangan. Zau juga akan dibekali dengan kemampuan seperti double jump, wall climb, dan kemampuan spesial yang hanya bisa didapatkan dengan menjalankan cerita utama game.

Mekanik Tarian Shaman

Ketika menghadapi musuh, Zau bisa menggunakan dua gaya bertarung. Kedua gaya ini adalah menggunakan tombak untuk serangan jarak dekat dengan memakai Sun Mask, dan menggunakan Moon Mask untuk serangan jarak jauh seperti Mega-Man. Saat bertarung, kalian bisa berganti-ganti gaya secaran instan yang mekaniknya dinamakan Dance of Shaman.

Sun dan Moon Mask masing-masing memiliki skill tree. Semakin banyak skill yang terbuka, semakin kuat dan bervariasi serangan yang bisa digunakan oleh Sun dan Moon Mask. Kalian bisa membuka skill tree baru dengan Shamant Point yang bisa dapat melalui mengalahkan musuh atau menemukan Ulogi Crystal yang tersembunyi di setiap level. Seperti inilah sistem progression yang ada di Tales of Kenzera: ZAU.

Untuk menambah tantangan, developer juga membuat beberapa musuh kebal dengan salah satu gaya. Misalnya musuh yang memiliki aura berwarna biru hanya bisa diserang memakai Moon Mask. Ada juga musuh tertentu yang kebal dengan semua gaya dan kelemahannya hanya dengan serangan counter-attack atau launcher untuk dilontarkan ke dinding. Variasi ini menurut saya membuat gameplay menjadi menarik. Jika boleh jujur, saya mungkin lebih sering mati saat berhadapan dengan musuh daripada saat melakukan platforming.

Tales of Kenzera: ZAU juga menghadirkan momen boss fight yang seru. Sayangnya jumlah boss fight di game ini tidak terlalu banyak. Mekaniknya juga tidak terlalu sulit. Untuk variasi musuh, game ini tidak terlalu banyak memiliki variasi. Untuk mensiasatinya, developer membuat beberapa musuh memiliki varian yang berbeda.

Trinket dan Challenge

Trinket adalah item yang perlu kalian perhatikan. Item ini bisa memberikan bonus kepada atribut yang dimiliki oleh Zau. Ada beberapa Trinket yang memudahkan permainan. Misalnya seperti Retaliation Spirit yang membuat Zau bisa menghisap energi musuhnya saat menyerang. Energi ini bisa digunakan untuk melakuan special attack atau menyembuhkan nyawa Zau.

Cara mendapatkan Trinket adalah dengan melakukan challenge. Tidak perlu khawatir karena challengenya tidak terlalu sulit dan hanya berupa level khusus yang berisi platforming.

Tales of Kenzera: ZAU Dari Segi Teknis

Spesifikasi PC yang saya gunakan untuk memainkan Tales of Kenzera: ZAU adalah i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB. Saya menggunakan setting grafis untuk high dan sama sekali tidak mengalami masalah teknis saat memainkan gamenya. Spesifikasi PC yang diminta oleh Tales of Kenzera: ZAU juga tidak terlalu tinggi. Jadi tidak perlu khawatir soal spesifikasi jika ingin memainkan game ini di PC.

Kesimpulan

Kehadiran Tales of Kenzera: ZAU pastinya akan memuaskan gamer yang menyukai game bergenre metroidvania. Dari segi grafis, visual, dan gameplay, saya menyimpulkan bahwa Tales of Kenzera: ZAU cukup baik. Game ini juga tepat untuk digunakan sebagai entry bagi gamer yang mungkin belum terbiasa dengan game metroidvania.

Kekurangan Tales of Kenzera: ZAU hanya satu yaitu game ini mengangkat sebuah franchise baru. Jika Prince of Persia: The Lost Crown bisa terkatrol berkat nama besar franchise Prince of Persia yang menaunginya, Tales of Kenzera: ZAU harus berjuang sendiri.

Dari segi harga, Tales of Kenzera: ZAU juga terbilang pas di dompet. Mengingat EA adalah publishernya, game seperti ini sangatlah jarang.

Tales of Kenzera: ZAU tersedia di PS5, Xbox Series, Nintendo Switch, dan PC (Steam).

Review The Anomalous Hour: Berburu Anomali yang Tersembunyi

0

Sudah pernah main game Persona 3 atua pernah dengan cerita tentang 1 jam tambahan misterius yang tersembunyi dalam siklus waktu 24 jam? Dalam Persona 3 fenomena ini disebut Dark Hour. Ketika tiba di Dark Hour pemain akan berubah menjadi tim khusus untuk melawan monster bernama Shadow. Developer Indonesia, Gambir Studio memiliki ide sendiri dalam mengangkat tema tersebut ke dalam game The Anomalous Hour.

Kebetulan saya mendapat kesempatan untuk mereview game The Anomalous Hour. Hal yang ingin saya tekankan agar kalian tidak salah persepsi adalah The Anomalous Hour lebih condong ke arah misteri dibandingkan horor. Memang di dalam game ini kalian akan melihat penampakan hantu. Tapi yang lebih dikedepankan bukan seberapa menakutkannya hantu tersebut, melainkan kejelian kalian untuk menemukannya.

The Anomalous Hour Dari Segi Cerita

Cerita The Anomalous Hour sangat sederhana. Pemain akan menjadi seorang pegawai kantor yang terjebak dalam suatu fenomena aneh yang terjadi di stasiun kereta bawah tanah. Dari desain stasiunnya, sepertinya lokasi di dalam game berada di luar negeri. Untuk bisa keluar, pemain harus mendapatkan delapan foto keanehan yang terjadi di stasiun tersebut.

Cerita yang disajikan sebetulnya cukup menarik. Tapi sayangnya tidak ada upaya untuk menggalinya lebih dalam. Misalnya mengungkap apa yang menyebabkan munculnya fenomena ini. Atau mungkin ada orang lain yang pernah terjebak juga. Game ini juga sama sekali tidak menyediakan note atau catatan apapun yang berisi penjelasan untuk membangun cerita di dalam game.

Selain itu menurut saya developer juga melewatkan kesempatan emas dengan game ini. Latar dari game ini seharusnya menggunakan lokasi di Indonesia. Ada banyak stasiun kereta di Indonesia yang menurut saya lebih mengerikan daripada stasiun luar negeri yang menjadi latar The Anomalous Hour. Contohnya stasiun berinisial B yang berada di Jawa Tengah yang kelihatannya cocok untuk dijadikan latar dalam game horor. Belum lagi ditambah dengan kehadiran dedemit lokal sebagai bumbunya.

The Anomalous Hour Dari Segi Grafis

Dari segi grafis The Anomalous Hour menurut saya sudah cukup baik. Game ini dibangun dengan desain 3D. Tapi masih ada beberapa bagian di dalam game terlihat kasar dan sepertinya kurang dipoles. Bagian yang masih kasar ini bisa terlihat jelas karena game ini menggunakan sudut pandang first person.

Hal yang membuat saya kaget adalah desain hantu yang muncul di dalam game ini ternyata cukup detail. Contohnya hantu di dalam kereta yang merupakan salah satu hantu dengan wujud utuh. Saya melihat dengan jelas raut wajah hantu ini yang terlihat sedang marah. Hantu ini juga memiliki animasi dan tidak hanya diam seperti patung.

Dari segi ambience, The Anomalous Hour menurut saya agak kurang terasa suasana horornya. Kondisi stasiun yang kosong melompong seharusnya membuat pemain merasa takut, tapi menurut saya justru tidak menyeramkan. Penyebabnya adalah developer tidak menambahkan special effect untuk membangun nuansa horor di dalam game. The Anomalous Hour juga sama sekali tidak memiliki background music yang juga adalah salah satu faktor penting dari sebuah game bergenre horor.

The Anomalous Hour Dari Segi Gameplay

Awalnya saya mengira gameplay di The Anomalous Hour akan seperti Dreadout. Karakter pemain akan didatangi oleh hantu yang bisa ditangkap kehadirannya dengan foto dari kamera. Tapi rupanya The Anomalous Hour malah menggunakan mekanik yang berbeda. Dalam game ini hantu tidak mendatangi pemain, melainkan harus dicari oleh pemain.

Jika Dreadout menggunakan kamera handphone dan Fatal Frame memakai kamera Obscura, The Anomalous Hour akan memberikan pemain kamera polaroid. Kamera ini bisa digunakan sebanyak tiga kali. Lebih dari itu kamera akan berhenti berfungsi dan pemain harus mengulang kembali permainan. Jika pemain berhasil memfoto hantu atau anomali, pemain bisa melanjutkan permainan.

Menurut saya masalah utama di The Anomalous Hour adalah sangat sulit untuk menemukan hantu dan anomali. Game ini tidak memiliki fitur penunjuk yang bisa membantu pemain untuk menemukan lokasi mereka. Saya banyak menghabiskan waktu dengan berputar-putar dan berujung frustrasi karena sama sekali tidak bisa menemukan yang dicari.

Kebanyakan hantu di game ini juga sangat malu-malu ketika menampakkan dirinya. Pemain harus sangat jeli dalam melihat dan menghapal untuk menemukan mereka. Mekanik ini cocok bagi gamer yang menyukai elemen eksplorasi dalam game. Menemukan hal baru tanpa bantuan adalah suatu kepuasan tersendiri untuk tipe gamer ini.

The Anomalous Hour Dari Segi Teknis

The Anomalous Hour adalah game yang bisa dibilang enteng. Kalian tidak perlu PC dengan spesifikasi high end untuk memainkan game ini. Bahkan ukuran filenya saja hanya 1GB.

Saya memainkan The Anomalous Hour dengan PC yang memakai i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB . Selama bermain saya tidak pernah mengalami masalah teknis. Semuanya lancar jaya.

Kesimpulan

Menurut saya The Anomalous Hour memiliki ide dan konsep yang menarik. Mengeksplorasi misteri tentang satu jam tersembunyi dalam siklus waktu 24 jam bisa dijadikan sebagai latar dalam sebuah game, jika dieksekusi dengan baik. Kekurangan dari The Anomalous Hour adalah keterbatasan dari fitur-fitur pendukung untuk membuat ide tersebut menjadi menarik.

Ketiadaan cerita adalah salah satunya. Lalu absennya musik latar juga mengurangi nilai horor dari atmosfir di dalam game. Belum lagi developer tidak membuat fitur atau semacam penanda yang bisa membantu pemain dalam menemukan hantu dan anomaly yang sukanya “ngumpet”.

Jika kalian adalah tipe gamer yang suka dengan tantangan, jeli dalam menghapalkan detail, dan tertarik untuk memainkan game bergenre misteri, kalian bisa mencoba game ini. Harganya juga sangat pas dengan kantong. Plus kalian juga mendukung perkembangan industri game tanah air dengan membeli game buatan developer Indonesia.

The Anomalous Hour sudah tersedia di Steam.

Hatsune Miku: The Planet of Wonder and Fragments of Wishes Hari Ini Tersedia Untuk PC dan Xbox One

0

Crypton Future Media baru saja mengumumkan bahwa Hatsune Miku: The Planet of Wonder and Fragments of Wishes kini tersedia untuk Xbox One dan PC melalui Steam dan Microsoft Store dengan harga USD 27.99.

Hatsune Miku: The Planet of Wonder and Fragments of Wishes pertama kali diluncurkan untuk Switch pada tanggal 8 Juni 2023.

Berikut adalah gambaran umum tentang permainan, melalui Crypton Future Media:

Mulailah petualangan antarplanet dengan Miku dan teman-teman! Selama perjalanan kosmis mereka, Miku dan teman-temannya tiba-tiba mendarat darurat di planet yang aneh dan indah. Di sini, mereka bertemu dengan sejumlah penduduk yang memiliki tugas tertentu untuk Miku dan teman-temannya. Merasakan diri kalian dalam berbagai tantangan dan membantu memenuhi keinginan dari teman-teman baru ini!

Tersedia Beragam Mini-Game

Coba sembilan mini-game menarik, mulai dari tantangan “Button Mashing” yang memacu adrenalin hingga “Slide Puzzles” yang strategis. Kumpulkan “koin” dan bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi! Sebagai bonus tambahan, nikmati game mobile Hatsune Miku Amiguru Jump dan Hatsune Miku Amiguru Train. Termasuk Lagu Kolaborasi Piapro

Rasakan melodi yang menyenangkan dari 17 lagu fenomenal yang dibuat khusus untuk Hatsune Miku: The Planet Of Wonder And Fragments Of Wishes.

Tonton trailer peluncuran game versi Xbox One dan PC pada video di bawah ini.

Sega Umumkan Lini Merchandise Baru Sonic the Hedgehog

0

Sega telah mengumumkan lini merchandise baru untuk Sonic the Hedgehog. Merchandise ini menampilkan Sonic bersama dengan rivalnya, Shadow the Hedgehog. Masa pre-order untuk merchandise ini sudah dibuka EJ ANiME STORE. Detailnya bisa dilihat di sini.

Berikut adalah daftar dari jenis merchandise Sonic x Shadow yang sudah tersedia

Sonic the Hedgehog – Plush Tote Bag (Sonic/Shadow)

 Product Name Sonic the Hedgehog – Plush Tote Bag (Sonic/Shadow)
Size Approx. 360 mm (width) x 370 mm (height) x 110 mm (base)

*Sizes are approximate. Products may vary slightly.

 

Sonic the Hedgehog – SPRAYS AND FADES T-Shirt (Sonic/Shadow)

Product Name Sonic the Hedgehog – SPRAYS AND FADES T-Shirt (Sonic/Shadow)
Size M Size: approx. 70 cm (length) x 52 cm (chest) x 20 cm (sleeve)

L Size: approx. 74 cm (length) x 55 cm (chest) x 22 cm (sleeve)

XL Size: approx. 78 cm (length) x 58 cm (chest) x 24 cm (sleeve)

*Sizes are approximate. Products may vary slightly

 

Sonic the Hedgehog – SPRAYS AND FADES Pin Button Set (Sonic & Shadow)

Product Name Sonic the Hedgehog – SPRAYS AND FADES Pin Button Set (Sonic & Shadow)
Size Approx. 56 mm in diameter

*Sizes are approximate. Products may vary slightly.

 

Sonic the Hedgehog – SONIC PICT Twin Plastic File Set (Sonic & Shadow)

Product Name Sonic the Hedgehog – SONIC PICT Twin Plastic File Set (Sonic & Shadow)
Size A4 size

*Sizes are approximate. Products may vary slightly.

 

Sonic the Hedgehog – Acrylic Logo Keychain (Sonic/Shadow)

Product Name Sonic the Hedgehog – Acrylic Logo Keychain (Sonic/Shadow)
Size Approx. 100 mm (height) x 25 mm (height)

*Sizes are approximate. Products may vary

 

Bagaimana menurut kalian?

Betul-Betul Berbudaya, Stellar Blade Tidak Disensor Untuk Semua Wilayah

0

Gamer yang ingin memainkan Stellar Blade tidak perlu khawatir adanya sensor di dalam game. Developer Shift Up telah memastikan lewat media sosial X bahwa Stellar Blade tidak akan disensor. Kebijakan ini tidak berlaku untuk satu atau dua wilayah saja, melainkan semuanya. Bahkan wilayah Jepang yang cukup ketat untuk bagian sensornya.

Stellar Blade tidak hanya mempertontonkan “keindahan” dari karakter utamanya Eve yang sampai membuat heboh media sosial beberapa waktu lalu. Game ini juga memiliki adegan kekerasan yang tidak tanggung-tanggung. Beberapa bahkan sudah bisa dilihat pada edisi demonya yang sudah tersedia sekarang.

Stellar Blade akan rilis pada tanggal 26 April 2024 eksklusif untuk PS5

Leaker Ungkap Ubisoft Tidak Lagi Tertarik dengan Watch Dogs

0

Nasib franchise Watch Dogs sepertinya akan menjadi semakin tidak menentu, jika informasi yang diungkap oleh leaker ini betul.

Akun media sosial X bernama @xj0nathan yang baru-baru ini mengungkap bahwa Ubisoft rupanya tidak tertarik lagi dengan franchise Watch Dogs. Sebelumnya ia juga sempat membocorkan informasi tentang Assassin’s Creed Mirage lebih dulu sebelum pengumuman resmi Ubisoft.

Ia menjelaskan penyebabnya adalah performa dari Watch Dogs Legion yang tidak sesuai dengan harapan. Kegagalan game tersebut rupanya membuat Ubisoft tidak lagi tertarik untuk mengembangkan franchise Watch Dogs. Bahkan game spin-off dari Watch Dogs juga ikut menjadi korban dan dibatalkan pengembangannya oleh Ubisoft. Salah satu game spin-off dari Watch Dogs ini adalah game bergenre battle royale.

Watch Dogs Legion memang memiliki inovasi baru yang tidak dimiliki oleh game lainnya, yaitu kemampuan untuk merekrut sembarang NPC sebagai anggota tim. Sayangnya inovasi ini tidak dapat membantu keseluruhan performa dari game tersebut.

Dengan hilangnya Watch Dogs, Ubisoft sepertinya hanya akan bergantung kepada dua franchise andalan yaitu Assassin’s Creed dan Far Cry. Apakah keduanya akan bisa terus menopang sambil menunggu Ubisoft menemukan yang baru?

Bagaimana menurut kalian?

Breakout: Infinite, Game Multiplayer first-person shooter Arena Baru Diumumkan Untuk PC

0

MoreFun Studios, anak perusahaan Tencent Games, baru saja mengumumkan Arena Breakout: Infinite, sebuah game first-person shooter multiplayer berbasis simulasi militer yang imersif untuk PC. Uji coba beta tertutup akan dilakukan melalui Steam dan unduhan klien game pada awal Mei.

Berikut adalah gambaran tentang game ini, melalui MoreFun Studios:

Arena Breakout: Infinite didasarkan pada waralaba simulasi militer yang mendalam dan realistis. Dengan kustomisasi senjata yang tak tertandingi dan realisme perang, Arena Breakout: Infinite akan memberikan pengalaman tembak-menembak orang-pertama yang paling memukau secara visual dan imersif yang tidak dalam kondisi alpha yang berkelanjutan. Masuk ke Dark Zone dan menjadi tentara bayaran paling mematikan yang dikenal oleh manusia. Sebagai agen militer yang sangat terampil, perjalananlah ke wilayah Kamona yang dilanda perang di mana taruhan tinggi sama dengan imbalan tinggi. Tarik pelatuk, berlindunglah, dan maju. Masuki arena pertempuran untuk mengekstrak barang berharga dan menjadi kaya… tapi siap-siaplah untuk bertempur demi bertahan hidup.

Fitur Utama

  • Imersi Tanpa Kompromi – Tembus Dark Zone dan jelajahi arena pertempuran yang hidup dengan detail luar biasa, dari pencahayaan real-time hingga efek suara spasial 360 derajat. Rasakan tarikan setiap pelatuk dengan tingkat realisme yang belum pernah ada sebelumnya. Arena Breakout: Infinite memberikan intensitas dan kegembiraan yang tidak seperti game tembak-menembak orang-pertama lainnya di PC.
  • Simulasi Militer Ultra-Realistis – Tidak ada hal yang mudah dalam Arena Breakout: Infinite. Bertahanlah dalam pertempuran api yang rumit, detail, dan sangat taktis dengan menyesuaikan setiap detail senjata dengan lebih dari 500 aksesori. Ubah stok senapan, penempatan bidik, barel kustom, rem laras, dan lainnya untuk mengatur stabilitas tembakan, akurasi, dan jangkauan yang efektif. Manfaatkan stim pack dan kit medis lapangan perang untuk memperbaiki luka dari pertempuran dan terus bergerak. Bahkan keuntungan terkecil pun bisa menjadi perbedaan antara menjadi kaya atau mati.
  • Dukungan Komunitas Jangka Panjang – Dalam pengalaman berisiko tinggi ini, permainan adil akan selalu didorong dan dilaksanakan dengan ketat. Langkah-langkah anti-cheat, pelacakan data, laporan permainan, dan lainnya dibuat dengan memperhatikan pemain. Arena Breakout: Infinite mewakili komitmen penuh untuk meluncurkan game tembak-menembak orang-pertama taktis yang pertama di Steam yang mudah diakses, lengkap konten, dan bebas dari masalah seperti kecurangan, bug, server buruk, dan lebih banyak lagi yang penggemar lama genre tembak-menembak taktis sayangnya sudah terbiasa.

Tonton trailer closed beta test  pada video di bawah ini. Kunjungi situs web resmi di sini.

Serial Televisi The Witcher Akan Tamat di Season 5

0

Netflix telah mengumumkan masa depan dari serial televisi The Witcher. Rupanya The Witcher akan ditamatkan oleh Netflix pada season 5. Mengenai kapan season 5 akan ditayangkan masih belum diketahui, karena sekarang Netflix masih mengerjakan season 4.

The Witcher milik Netflix mengalami perubahan drastis dimulai dari season 4. Aktor Henry Cavill yang sudah ikonik sebagai Geralt telah meninggalkan The Witcher setelah season 3. Sebagai gantinya, Netflix memilih aktor Liam Hemsworth untuk menggantikan posisi Cavill sebagai Geralt di The Witcher season 4 dan juga 5.

Bagaimana menurut kalian?

Developer Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes Sudah Pikirkan Sekuel

0

Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes sebentar lagi akan rilis. Gamer akhirnya bisa merasakan seperti apa spiritual successor dari game Suikoden ini. Tetapi perilisan Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes sayangnya tidak dapat dirasakan oleh Yoshitaka Murayama yang meninggal dunia pada Februari kemarin.

Kepergian Murayama tentunya sangat berdampak kepada anggota tim yang lain dari studio Rabbit & Bear. Meski begitu, mereka tetap bertekad untuk menyelesaikan Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes. Bahkan anggota tim yang lain juga sudah memikirkan soal sekuel. Informasi ini terungkap dalam sesi Reddit AMA (Dikutip dari IGN).

Ketika ditanya apakah Rabbit & Bear tertarik untuk membuat sekuel dari Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes, jawaban dari perwakilan mereka adalah tertarik. Adalah harapan dari tim developer untuk terus menlanjutkan mimpi dan cita-cita dari Murayama.

Berbicara mengenai sekuel, developer mungkin memang sudah memiliki idenya. Tetapi kembali lagi yang biasanya menentukan adalah hasil. Jika hasil dari penjualan Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes sesuai dengan ekspektasi, maka ide untuk sekuel ini bisa saja terealisasi.

Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes akan rilis pada tanggal 23 April 2024 di PS5, PS4, Xbox Series, Xbox One, Nintendo Switch, PC, dan juga Game Pass.

EA Ungkap Fitur Baru yang Ada di F1 24

0

EA telah mengumumkan tanggal rilis untuk game racing EA Sports F1 24, yang merupakan game resmi dari balap mobil dunia Formula Satu FIA. Game ini akan tersedia pada tanggal 31 Mei di PS5, PS4, Xbox Series, Xbox One, dan PC melalui EA App, Epic Games Store, dan Steam.

F1 24 akan memiliki fitur EA SPORTS Dynamic Handling yang mendefinisikan ulang sensasi mengemudi mobil untuk menghasilkan performa yang realistis. Mulai dari sistem suspensi, model ban, simulasi aerodinamis, serta pengaturan mesin telah ditingkatkan. Begitu juga feedback dari kemampuan mobil dalam menikung, rem, suhu lintasan, dan kondisi lainnya juga disempurnakan.

EA juga melakukan pembaruan pada sirkuit yang ada di dalam game. Circuit de Spa-Francorchamps, Lusail International Circuit, dan Jeddah Corniche Circuit memastikan bahwa lintasan dalam game sesuai dengan keadaan nyatanya.

F1 24 juga memiliki Career Mode. Pemain bisa memilih untuk penjadi bintang baru dari F2 atau ikon legendaris. Career mode juga memiliki sistem reputasi yang bisa mempengaruhi semua anggota tim dalam Paddock. Pemain bisa juga bersaing dengan pemain lain dalam Career Mode melalui mode two-players career. Mode multiplayer seperti Grand Prix dan Time Trial juga dipastikan hadir di F1 24. Detail lebih lanjut bisa dilihat di sini.

Mereka yang melakukan pre-order untuk edisi digital exlusive Champions Edition sebelum tanggal 1 Mei akan mendapatkan akses langsung ke sejumlah livery tim F1 musim baru yang dapat digunakan dalam mode Time Trial di F1 23. Mereka juga akan menerima Hunt dan Montoya sebagai Ikon, 18.000 Pitcoin, World Bumper pack, early access hingga tiga hari mulai 28 Mei, dan satu bonus VIP Podium Pass. Pemain yang memesan Edisi Standar yang menampilkan bintang sampul Lewis Hamilton, Charles Leclerc, dan Lando Norris akan menerima 5.000 Pitcoin dan sebuah World Starter Pack F1.

Bagaimana menurut kalian?