HomeBesidePepsiman: Lari, Tabrak, Minum Pepsi Nostalgia Kocak!

Pepsiman: Lari, Tabrak, Minum Pepsi Nostalgia Kocak!

Di antara sekian banyak game klasik PlayStation 1 yang telah dirilis di era 90-an, Pepsiman mungkin adalah salah satu judul paling unik, aneh, tapi tetap membekas dalam memori banyak gamer. Dirilis secara eksklusif di Jepang pada 4 Maret 1999, Pepsiman adalah game action runner yang dikembangkan oleh KID (Kindle Imagine Develop) dan didasarkan pada maskot ikonik perusahaan minuman ringan Pepsi di Jepang.

Meskipun hanya dirilis di Jepang, game ini mendunia melalui rental dan bajakan yang tersebar luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Jika kalian tumbuh besar bersama PS1, kemungkinan besar kalian pernah melihat—atau bahkan memainkan—game dengan karakter berlari seperti orang dikejar utang sambil mengumpulkan kaleng Pepsi ini.

Plot Sederhana Namun Eksekusinya Hebat

Tidak perlu ekspektasi cerita kompleks ala Final Fantasy. Pepsiman hadir dengan premis yang sangat sederhana: sebagai pahlawan berkostum bodysuit Pepsi warna perak-biru, kalian ditugaskan untuk mengantarkan kaleng Pepsi ke orang-orang yang sangat haus di berbagai penjuru kota. Seolah-olah tak ada air atau minuman lain yang bisa menyelamatkan mereka selain Pepsi.

Setiap stage dimulai dengan cutscene live-action yang menampilkan seorang pria Amerika yang sedang duduk di sofa, makan junk food, dan menonton TV. Ia juga secara berkala akan memberikan komentar sarkastik yang lucu tentang Pepsi atau Pepsiman. Cutscene ini menjadi ciri khas yang membuat game ini semakin absurd sekaligus menghibur.

Gameplay: Endless Runner Sebelum Endless Runner Populer

Jika kalian pernah memainkan Temple Run, Subway Surfers, atau Minion Rush, Pepsiman adalah leluhur spiritual dari genre endless runner ini, bahkan jauh sebelum genre tersebut menjadi tren di platform mobile.

Dalam setiap level, Pepsiman secara otomatis berlari ke depan, dan tugas pemain adalah menghindari rintangan, melompati lubang, menyelip di bawah papan, menghindari mobil, atau meluncur menggunakan tong. Masing-masing stage memiliki mekanik unik—kadang kalian akan berlari di atas atap, kadang menuruni jalanan curam sambil dikejar kaleng Pepsi raksasa ala Indiana Jones. Dan yang paling ikonik: adegan Pepsiman tersangkut tong sampah sambil terguling tanpa kendali!

Kontrol yang ditawarkan sangat sederhana—hanya menggunakan arah kiri-kanan, tombol lompat, dan slide—namun timing sangat penting. Kombinasi kecepatan dan elemen trial-and-error membuat game ini menantang dan sering memicu ledakan tawa maupun frustrasi.

Visual dan Audio yang Simpel Tapi Ikonik

Secara grafis, Pepsiman tentu tak bisa dibandingkan dengan game PS1 lainnya yang lebih serius seperti Metal Gear Solid atau Resident Evil. Namun, kesederhanaannya justru menjadi nilai jual tersendiri. Desain karakter Pepsiman yang menyerupai superhero tanpa wajah dengan kostum ketat berlogo Pepsi sangat ikonik dan mudah dikenali.

Lingkungan di tiap level bervariasi—mulai dari jalanan kota, atap bangunan, gurun pasir, hingga zona industri—semuanya di-render dalam grafis 3D khas PS1 yang kotak-kotak namun penuh warna. Ada juga efek dramatis slow-motion saat Pepsiman menabrak rintangan, memperkuat kesan slapstick dari game ini.

Musik latar di tiap level sangat catchy dan repetitif, namun sesuai dengan semangat energik game. Suara “PEPSIMAAAAN!” yang berteriak di awal level akan langsung membakar semangat kalian—atau malah bikin senyum-senyum sendiri karena kocaknya.

Kocak, Klasik

Meskipun Pepsiman hanyalah game promosi (advergame) yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness Pepsi di Jepang, namun hasil akhirnya jauh dari kesan “jualan doang.” Ia berhasil menjadi salah satu game kultus yang tetap dikenang bahkan hingga sekarang. Banyak konten kreator YouTube dan streamer retro yang memainkan kembali game ini karena nilai nostalgia dan keanehannya yang legendaris.

Di saat banyak game promosi gagal meninggalkan kesan, Pepsiman justru jadi ikon, membuktikan bahwa game bisa mempromosikan produk tanpa kehilangan elemen hiburan dan kreativitas.

Apakah Masih Asik Dimainkan Sekarang?

Jawabannya: tentu saja, jika kalian mencari sesuatu yang ringan, lucu, dan penuh nostalgia. Pepsiman mungkin bukan game panjang—kalian bisa menamatkannya dalam 1-2 jam saja—namun pengalaman yang ditawarkan sangat berkesan. Bahkan banyak gamer modern yang memainkannya kembali via emulator untuk sekadar tertawa dan mengenang masa lalu.

Dengan hanya satu mode permainan, empat stage utama, dan kontrol sederhana, Pepsiman adalah game yang cocok dimainkan saat ingin bersantai sejenak dari game berat atau sebagai hiburan bersama teman.

Pepsiman bukan hanya game promosi biasa, melainkan salah satu judul paling unik dari era PS1 yang menghadirkan pengalaman gameplay yang sederhana namun menantang, visual absurd yang menghibur, serta elemen komedi yang timeless. Ia menjadi bukti bahwa ide paling aneh sekalipun—seperti menjadikan maskot minuman ringan sebagai pahlawan super—bisa berubah menjadi game kultus yang dicintai hingga dua dekade kemudian.

Jadi, kalau kalian ingin bernostalgia atau sekadar merasakan sensasi game yang “gak masuk akal tapi menyenangkan”, maka Pepsiman adalah pilihan yang tepat.

Weez
Weez
Doyan Nongkrong di Warung Kopi | Random Boy | Sedang Belajar
RELATED ARTICLES

Terpopuler