Home Blog Page 837

Star Wars™: Force Arena Luncurkan Update Prequel

0

Netmarble Games Corp., salah satu perusahaan mobile game termantap di Asia, hari ini mengumumkan update Prequel untuk real time mobile PvP Star Wars™: Force Arena, dengan menambahkan 16 karakter populer ke dalam game.

Yoda, Anakin Skywalker, Darth Maul, dan Jenderal Grievous yang merupakan karakter legendaris kesukaan fans di Star Wars Prequel, telah ditambahkan sebagai karakter leader. Selain keempat leader di atas, total sebanyak 16 karakter telah hadir pada update kali ini, termasuk Windu, Ashoka Tano, Gunship Penyerang Republik, Komando Republik, Pasukan Klon, Pasukan Klon Pengendali, IG-101, Droid Pelacak Sith, Pasukan Umbaran, Droid Gunship, B1 Battle Droid, dan Magnaguard.

Dua map prequel terbaru, Felucia dan Utapau juga telah ditambahkan dan siap untuk dimainkan di pertarungan mode 1 vs 1 maupun 2 vs 2. Kini map telah ditetapkan berdasarkan level pemain dan map  baru akan dibuka saat pemain naik level. Selain itu, Arcade Mode yang baru saja ditambahkan ini terbagi dalam dua mode, yaitu ‘Draft Mode’ dan ‘Arcade 2 vs 2’. Arcade Mode bertujuan untuk memberikan lebih banyak hadiah dan menawarkan keseruan baru untuk para pemain. Update lainnya juga meliputi pembaruan UI Store, penguatan fitur di dalam game, serta berbagai update lainnya.

“Kami merasa senang dengan penambahan update prequel ke Star Wars™: Force Arena, termasuk karakter populer seperti, Yoda dan Anakin Skywalker,” ujar Seungwon Lee, Chief Marketing Officer  Netmarble Games. “Dengan 16 karakter dan map terbaru yang hadir di dalam game, kami berharap pemain dapat menikmati pertarungan real time PvP bersama karakter favorit mereka dan beragam konten terbaru lainnya yang telah kami sediakan.”

Star Wars: Force Arena memiliki lebih dari 80 in-game card yang dapat dimainkan, termasuk karakter baru dari film terkini, Rogue One™: A Star Wars™ Story. Star Wars: Force Arena tersedia secara global di Apple App store dan Google Play. Untuk informasi lebih lanjut mengenai game, silakan kunjungi website resmi di www.StarWarsForceArena.com.

Download Star Wars: Force Arena untuk iOS di sini.

Star Wars: Force Arena untuk Android .

Hideo Kojima Bersyukur Bisa Bekerja dengan Konami

0

Ketika ditanya mengenai kesannya saat bekerja dengan Konami, Hideo Kojima mengatakan terima kasih. Ia mengatakan jika Konami sebenarnya memberikan dirinya keistimewaan dibandingkan developer game lain. Kira-kira hal istimewa apa yah yang didapatkan oleh Kojima?

Dalam wawancaranya dengan Toyokeizai (Diterjemahkan oleh Destructoid), Hideo Kojima mengatakan jika dirinya diberikan kebebasan. “Saya bebas menyatakan ide saya, apa yang ingin saya buat. Saya juga bisa mengatur budget, rencana, waktu pembuatan, staff. Mereka (Konami) tidak pernah memaksa saya untuk melakukan apa yang mereka perintahkan. Karena itu saya berterima kasih,” katanya.

Ia juga menceritakan awal mula saat ia pertama kali bergabung dengan Konami. “Tim kami hanya terdiri dari lima orang dan semuanya harus bisa melakukan segalanya. Saya ingat pada waktu itu saya hanya bisa tidur tiga jam setiap hari. Namun semuanya justru membuat saya jadi seperti sekarang ini,” ucap Kojima.

Melihat masa lalunya yang mendapatkan kemudahan, Kojima lalu membandingkannya dengan developer game saat ini. Menurutnya ada perbedaan drastis dalam sistem kerja. “Industri game semakin berkembang dan semakin memliki banyak variabel. Developer muda yang baru lulus dari universitas justru tidak memiliki kesempatan untuk berkembang. Mereka hanya dilibatkan dalam proyek kecil misalnya membuat objek tertentu. Mereka juga tidak bisa melihat secara penuh apa yang mereka kerjakan, proyek apa yang melibatkan mereka,” katanya.

Itulah masa lalu yang hanya menjadi kenangan. Mudah-mudahan saja statement Hideo Kojima ini bisa memperbaiki hubungannya dengan Konami.

Review: Hellblade dan Penebusan Dosa Ninja Theory

0

Hellblade bisa diibaratkan sebagai momen penebusan dosa bagi Ninja Theory. Masih ingat dengan game DmC: Devil May Cry yang menampilkan emo Dante? Ya, game tersebut merupakan karya dari Ninja Theory. Dianggap mencoreng image dari Dante, Ninja Theory dihina, dihujat, dan akhirnya menghilang sampai pada tahun 2017 ini dimana developer asal Inggris tersebut merilis Hellblade: Senua’s Sacrfice. Apakah dosa mereka bisa dimaafkan dengan game barunya ini?

Proses pembuatan Hellblade memakan waktu yang cukup lama. Game ini diumumkan pertama kali pada tahun 2014 dan baru rampung di tahun 2017. Ninja Theory mengklaim jika game ini akan menjadi terobosan baru, yaitu indie AAA.  Selama ini game AAA hanya dibuat oleh studio besar, bukan studio indie seperti Ninja Theory.

Ciri khas utama dari game AAA adalah tampilan grafisnya yang aduhai dan sangat memanjakan mata. Hellblade pun sama. Apa yang diperlihatkan dalam trailer sesuai dengan yang ada di dalam game. Digarap dengan Unreal Engine 4, visual dari dunia Hellblade terlihat menakjubkan.

Untuk perbandingan, ini video perbandingan antara Hellblade versi PC dengan PS4. Kedua versi game terlihat tidak jauh berbeda:

Selama permainan, kamu akan dibawa ke berbagai macam tempat, mulai dari pantai, reruntuhan kuil kuno, gua dan lain-lain. Ketika berada di tempat-tempat tersebut, kamu bisa merasakan vibe-nya. Misalnya ketika berada di reruntuhan bangunan, kamu bisa melihat cahaya masuk dari sela-sela atap yang rubuh.

Combat system dalam Hellblade cukup menjanjikan meskipun kurang lengkap. Karena tidak ada health bar, kamu harus bisa memperkirakan sendiri apakah kondisi Senua sudah gawat atau belum. Untuk gameplay, Hellblade menggunakan sistem hack and slash. Kamu bisa membuat serangan combo dengan mengkombinasikan light dan heavy attack. Ada juga kemampuan untuk mem-pary serangan musuh serta membuat semuanya menjadi slow motion.

Sayangnya variasi combo terbatas. Belum lagi fitur parry yang terlalu membuat manja. Kombinasi serangan di Hellblade adalah parry, serangan kombo, mundur, kembali lagi dari parry. Pola serangan ini memang seru di awal, tapi lama-lama malah menjadi monoton. Seandainya ada progression, Hellblade pasti akan lebih menarik. Tapi harus diingat, Hellblade: Senua’s Sacrfice adalah game story driven bukan action.

Selain combat, game ini juga memiliki elemen puzzle. Menyelesaikan puzzle dalam Hellblade adalah guilty pleasure. Pemain akan merasa frustasi karena sulitnya puzzle, tapi juga tertantang untuk menyelesaikannya. Rasanya Ninja Theory terinspirasi dengan puzzle yang ada di Resident Evil 7, atau justru sebaliknya? Sedikit bocoran, puzzle di game kebanyakan adalah cocoklogi.

Senua adalah karakter yang unik dari segi penampilan maupun karakteristiknya. Dibuat melalui motion capture dengan aktor sungguhan Melina Juergens, Senua terlihat hidup. Ninja Theory berhasil memperlihatkan sosok kesatria wanita yang tangguh tapi memiliki masalah mental.

Sedikit spoiler, Senua pada awalnya adalah orang biasa. Namun setelah melihat pasangannya dibantai oleh pasukan viking, Senua mengalami syok dan timbullah penyakit jiwa dalam dirinya. Ia jadi tidak bisa lagi membedakan yang mana realita dengan imajinasi. Ninja Theory sangat serius dalam menciptakan Senua. Developer bahkan sampai mempekerjakan ahli kejiwaan untuk membentuk karakternya.

Dalam permainan kamu akan mendengar suara-suara misterius, bayangan berbentuk orang, juga monster. Semuanya merupakan hasil dari halusinasi Senua. Ia percaya jika dirinya sedang bertempur dengan dewa asal Skandinavia demi menolong jiwa pasangannya. Apakah benar semua ini adalah imajinasi Senua? Atau jangan-jangan ia memang sedang bertempur dengan dewa? Pertanyaan inilah yang sebenarnya menjadi inti dari Hellblade.

Sayang alur cerita dari game ini membingungkan. Pada satu sisi pemain diajak untuk bersimpati kepada Senua. Namun karena alur ceritanya terlalu membingungkan, akhirnya perasaan tersebut justru tidak didapatkan. Untungnya pada bagian ending, semuanya akan menjadi lebih jelas meskipun gantung.

Kekurangan lain yang dialami Hellblade adalah masalah teknis. Pada bagian awal semuanya normal. FPS tetap stabil. Pada pertengahan game, FPS bisa mendadak turun dengan drastis. Game yang tadinya bisa dimainkan dengan 60 FPS, mendadak turun menjadi 30 FPS. Masalah ini sepertinya terjadi hanya pada gamer PC dan sudah ramai dibahas di forum. Seharusnya masalah ini bisa cepat diselesaikan dengan update baru.

Overall, Hellblade: Senua’s Sacrifice adalah game yang menjanjikan dalam hal visual, karakter dan puzzle. Ingin rasanya memberikan game ini status highly recommended, tapi Hellblade: Senua’s Sacrifice tidak bisa dinikmati oleh semua kalangan. Jika kamu mengharapkan game penuh action semacam God of War atau Heavenly Sword, game ini bukan untukmu.

*Hellblade: Senua’s Sacrifice yang direview adalah versi PC

Yuk Sama-sama Kita Tonton Serial Animasi The King of Fighters: Destiny Episode 3 di Sini

0

Hari SNK merilis episode ke-3 serial animasi CG The King of Fighters: Destiny yang diadaptasi dari seri game The King of Fighters lewat YouTube.

Simak episode ke-3 The King of Fighters: Destiny pada video di bawah.

Kalian yang belum sempat menyaksikan episode 1 dan 2 bisa mengakses link berikut ini (Klik di Sini).

Selamat menonton! 😀

Deep Silver Dipastikan Jadi Penerbit Game Shenmue III

0

Ys Net (pengembang game) baru saja mengumumkan bahwa pihaknya sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan penerbit game Deep Silver untuk merilis Shenmue III  ke seluruh wilayah dunia.

Selain mengumumkan siapa yang akan menjadi penerbit dari seri ke-3 Shenmue, hari ini Ys Net membeberkan bahwa informasi terbaru  mengenai Shenmue III akan diungkap oleh pihaknya pada event Gamescom 2017 yang  rencananya digelar mulai tanggal 22 sampai 26 Agustus nanti. Kreator game, Yu Suzuki, kabarnya juga akan  hadir di stage acara untuk bertatap muka langsung dengan fans pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 18.30 sampai 19.30 dan tanggal 24 Agustus 2017 pukul 12.30 hingga 13.30 waktu  setempat.

Shenmue III dijadwalkan rilis ke PS4 dan PC pada pertengahan tahun 2018 mendatang.

99Vidas Dipastikan Meluncur ke Nintendo Switch Tahun Ini

0

Setelah sukses dirilis ke sejumlah platform  seperti PS4, PS3, PS Vita dan PC pada tahun 2016 lalu, kini 99Vidas dipastikan juga akan meluncur ke Nintendo Switch. QUByte Interactive sudah  mengkonfirmasi bahwa game besutannya yang  bergenre beat ’em up fighting itu akan hadir ke konsol anyar Nintendo pada kuartal ke-3 atau  ke4 tahun ini.

Gameplay 99Vidas pastinya tidak asing bagi kalian yang menyukai seri game bergenre beat ’em ups seperti Final Fight, Double Dragon, Battletoads, Golden Axe, dan Streets of Rage. Dengan mengusung grafis retro 16-bit, 99Vidas siap membawa gamer bernostalgia di era kejayaan game klasik pada sekitaran  tahun 80 dan 90-an. Dua fitur kunci dari sekian banyak fitur yang menarik dari game ini adalah mode co-op yang dapat menampung sampai dengan 4 orang pemain dan hadirnya 11 pilihan karakter yang bisa dimainkan.

Nah dari pada penasaran, lebih baik saksikan saja dulu trailer pengumuman game versi Switch pada video di bawah ini.

Square Enix Luncurkan Game MOBA Mobile Berjudul FLAME vs BLAZE

0

Demam game MOBA versi mobile sepertinya semakin menjamur, ini dibuktikan dengan munculnya berbagai macam game mobile. Square Enix juga tidak mau kalah untuk merilis game bergenre ini dengan merilis FLAME vs BLAZE. Game ini sudah memasuki tahap closed beta di wilayah Amerika Utara dan Kanada.

FLAME vs BLAZE menggunakan format tiga melawan tiga. Tugas pemain adalah menghancurkan reaktor musuh yang tersegel. Reaktor tersebut nantinya akan bangkit sebagai boss monster yang nantinya akan membantu pemain.

FLAME vs BLAZE juga menyediakan sistem unik yang disebut Mode Shift yang memungkinkan karakter pemain untuk mendapatkan kemampuan baru. Kalian yang tertarik untuk mencoba beta-nya baru tersedia di perangkat iOS.

Sukses Melalui PC, PearlAbys Ungkap Teaser Black Desert Mobile!

0

Setelah sukses melalui platform PC, PearlAbyss mengikuti tren-tren pengembang lain yang beralih ke platform mobile. Hari ini mereka mengungkap teaser Black Desert Mobile. Teaser ini mengungkap konten yang akan hadir seperti class, kehidupan sehari-hari, bekerja dan boss yang akan dihadapi pemain.

Sama seperti versi PC, game ini juga menghadirkan grafis yang sangat baik. Sistem yang digunakan dalam versi mobile ini juga hampir sama seperti PC. Dimana pemain akan berinteraksi dengan lingkungan, monster dan pemain lain.

Black Desert sendiri sudah dirilis secara global sayangnya, untuk pemain wilayah Asia Tenggara belum dapat menikmatinya dikarenakan developer masih membutuhkan waktu untuk transisi ke beberapa bahasa di wilayah Asia Tenggara.

Dua Hari Lagi CBT Battle of Heroes Dibuka!

0

Melihat eufora yang diberikan oleh para Aeon Heroes, 8Elements yang berhasil membawa BoBoiBoy: Galactic Heroes ke Top Free Google Playstore akhirnya membuka masa CBT bagi game terbaru mereka 3D ARPG Battle of Heroes. Dengan pembukaan CBT ini sudah dipastikan bahwa Battle of Heroes telah melangkah lebih ke depan lagi untuk menyuguhkan game berkualitas bagi mobile gamers Indonesia.

Pada masa CBT ini akan ada banyak hadiah dan event yang akan diberikan kepada para Aeon Heroes. Salah satunya event review CBT dimana para Aeon Heroes akan mendapatkan reward dari review yang mereka berikan pada masa CBT Battle of Heroes. Tidak hanya itu, pada masa CBT ini kalian juga bisa bermain bersama dengan Brand Ambassador dari Battle of Heroes yaitu Mimi Milokuma.

Masa CBT ini hanya akan dibuka pada tanggal 18 – 20 Agustus 2017, waktu yang cukup singkat bagi para Aeon Heroes untuk mencoba game Battle of Heroes. Tetapi dengan singkatnya waktu tersebut, maka sudah dipastikan bahwa periode OBT akan dibuka pada waktu yang tidak lama lagi.

Harap bersabar ya 😀

Dipenuhi Bug dan Exploit, Turnamen For Honor Disebut Memalukan

0

Turnamen For Honor yang diselenggarakan oleh Ubisoft bersama dengan ESL akhir minggu kemarin ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Bukannya menyajikan pertandingan yang menarik, turnamen tersebut justru menjadi ladang bagi bug dan exploit. Bahkan para peserta juga tidak ragu-ragu untuk menggunakannya dalam pertandingan. Anehnya pihak panitia justru membiarkan saja.

Hal yang paling mengherankan adalah sang pemenang dari turnamen berhadiah $10.000 ini, Jakub Palen. Dikutip dari Polygon, Palen menggunakan exploit yang dinamakan “Unlock tech” untuk memenangkan turnamen tersebut. Inti dari tehnik ini adalah serangan yang tidak bisa ditangkis dan hanya bisa digunakan untuk kelas Nobushi. Gaya bermain Palen ini bahkan mendapat perhatian khusus dari developer. Saat menyerahkan piala, Palen diminta secara halus untuk mengganti gaya bermainnya.

Curhatan mengenai kotornya turnamen For Honor tersebut juga dicurahkan melalui postingan di Reddit. Menurut salah satu user, balance dari game For Honor saat ini sedang dipertanyakan.  “Ini adalah suatu hal yang memalukan bagi komunitas For Honor. Apalagi bug dan exploit yang diperagakan dalam turnamen bukan masalah baru melainkan sudah berlangsung lama,” tulisnya.

Well sepertinya Ubisoft bakal memiliki PR yang banyak untuk membenahi For Honor.