Infinix secara resmi mengumumkan kehadiran Infinix HOT 60 Pro+, smartphone yang diklaim sebagai tertipis di dunia dengan layar 3D Curved.
Mengusung tagline ‘Beautiful Beast, Tipis Tapi Sadis’, smartphone ini memadukan desain ultra-tipis, layar jernih, dan integrasi kecerdasan buatan (AI) yang dioptimalkan untuk performa gaming, fotografi, dan produktivitas.
Smartphone ini akan resmi diluncurkan pada 20 Agustus 2025 dan sudah dapat dibeli secara online melalui program flash sale yang akan diadakan pada 21 Agustus 2025.
Sergio Ticoalu, selaku Head of Marketing Infinix Indonesia, menyatakan antusiasmenya menyambut peluncuran ini.
“Dengan inovasi desain dan umpan balik positif dari seri HOT 60 sebelumnya, smartphone ini menjadi salah satu produk Infinix yang sangat ditunggu kehadirannya sejak pengumuman global bulan lalu,” ujar Sergio.
Ia menambahkan bahwa Infinix telah menyiapkan berbagai kolaborasi menarik untuk menyambut peluncuran Infinix HOT 60 Pro+ di Indonesia.
Performa Gahar Infinix HOT 60 Pro+
Sebagai varian tertinggi dari lini HOT 60 Series, Infinix HOT 60 Pro+ menghadirkan terobosan desain yang menggabungkan bodi sangat tipis, hanya 5.9mm, dengan bobot yang ringan, 155 gram. Smartphone ini terasa sangat ergonomis dan nyaman digenggam.
Smartphone ini dibekali dengan layar 3D Curved AMOLED 6,78 inci yang memiliki resolusi 1.5K (via upscaling) dan refresh rate hingga 144Hz. Layar ini menjanjikan pengalaman visual yang jernih, mulus, dan imersif, serta dilindungi oleh Corning Gorilla Glass 7i untuk ketahanan optimal.
Performa “sadis” juga didukung oleh chipset gaming terbaru, MediaTek Helio G200, yang dibangun di atas fabrikasi 6nm. Performa ini disempurnakan dengan baterai berkapasitas besar 5160mAh dan teknologi 45W Fast Charge yang memastikan pengisian daya cepat untuk penggunaan aktif sepanjang hari.
Selain itu, smartphone ini juga menjadi seri HOT pertama yang dilengkapi sensor SONY IMX882 pada kamera utama 50MP. Fitur ini memberikan pengalaman fotografi mobile yang jauh lebih optimal.
Kolaborasi Beautiful Beast
Untuk peluncuran kali ini, Infinix kembali berkolaborasi dengan idol group JKT48. Namun, ada sentuhan baru dengan turut hadirnya band metal kenamaan, Deadsquad. Perpaduan dua genre musik yang kontras ini menjadi simbol kuat dari filosofi ‘Beautiful Beast’ yang diusung oleh Infinix HOT 60 Pro+, mencerminkan harmoni antara sisi elegan dan kekuatan ekstrem yang tersembunyi di dalamnya.
Sebelum peluncuran resmi, Infinix telah memberikan pengalaman perdana menggunakan smartphone ini di acara The Sounds Project 2025, di mana mereka menjadi Official Beast Smartphone Partner. Pada acara tersebut, kolaborasi JKT48 dan Deadsquad tampil di satu panggung, memberikan momen ikonik sekaligus kesempatan bagi para pengunjung festival untuk merasakan langsung teknologi dari smartphone terbaru ini.
Pengumuman yang pastinya kurang bisa diterima oleh fans Metal Gear Solid Delta: Snake Eater telah dibagikan oleh Konami.
Melalui akun media sosial mereka, Konami mengkonfirmasi bahwa mode multiplayer yang dijanjikan, Fox Hunt, tidak akan mendukung fitur cross-play. Ini berarti para pemain di PC (Steam), PlayStation 5, dan Xbox Series X/S tidak bisa bermain bersama.
Kabar ini langsung disambut dengan kekecewaan oleh fans. Banyak yang menganggap keputusan ini sangat mengecewakan dan khawatir bahwa ketiadaan cross-play akan mempengaruhi umur game.
Fox Hunt: Mode Multiplayer Metal Gear Solid Delta yang Unik
Mode Fox Hunt sendiri pertama kali diumumkan pada bulan Juni lalu. Konami menjanjikan pengalaman multiplayer yang berbeda, dengan fokus pada elemen stealth dan survival.
Fans yang sudah menantikan mode multiplayer ini harus lebih bersabar. Selain fitur cross-play yang dipastikan absen, Fox Hunt juga tidak akan rilis bersamaan dengan Metal Gear Solid Delta: Snake Eater. Mode ini masuk dalam post-launch update, yang dijadwalkan pada musim gugur.
Ini bukanlah kali pertama franchise Metal Gear Solid mencoba menghadirkan mode multiplayer. Sebelumnya ada Metal Gear Online yang dibundel bersama dengan Metal Gear Solid 4: Guns of the Patriots. Layanan ini bertahan selama empat tahun sebelum akhirnya dimatikan pada tahun 2012.
Bagaimana menurut kalian? Apakah Fox Hunt bisa bertahan lebih lama dibandingkan Metal Gear Online?
CyberAgent, induk perusahaan Cygames baru-baru ini mengumumkan laporan keuangan kuartal ketiga tahun fiskal 2025. Telah terjadi peningkatan pendapatan dan keuntungan. Bisnis game mereka menjadi motor utama di balik kesuksesan ini, dan salah satunya adalah versi global dari Umamusume: Pretty Derby.
Umamusume: Pretty Derby Sumbang Pendapatan Terbesar Ketiga
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada 8 Agustus 2025 (Dikutip dari Automaton) menunjukkan peningkatan penjualan sebesar 10,9% year-on-year dan lonjakan laba operasional sebesar 138,3%. Bisnis game CyberAgent menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Penjualan melonjak 30,4%, laba bersih naik 46,6%, dan laba operasional meroket 320%. Angka-angka ini setara dengan penjualan sekitar $341 juta, laba bersih $55 juta, dan laba operasional $111 juta.
Presiden perusahaan, Susumu Fujita, menyebutkan tiga game yang menjadi kontributor terbesar. Pertama adalah SD Gundam G Generation ETERNAL, kedua, Shadowverse: Worlds Beyond, yang pada Juni 2025, dan yang ketiga, adalah versi global dari Umamusume: Pretty Derby.
Popularitas game bertema anime ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sebelum rilis global, game ini telah lebih dulu menjadi fenomena di Jepang dan Asia. Sejak Februari 2021 hingga Mei 2024, game ini telah meraup keuntungan lebih dari $2.4 miliar.
Momentum ini diprediksi akan terus berlanjut. Kedepannya game ini bisa mengukuhkan posisinya sebagai salah satu game paling menguntungkan bagi CyberAgent dan Cygames.
Game simulasi manajemen sepak bola Football Manager 26 telah diumumkan oleh Sports Interactive dan Sega. Belum ada keterangan kapan game ini akan dirilis
Football Manager 26 akan membawa pemain kembali ke kursi pelatih klub, mulai dari tim semi-profesional hingga raksasa sepak bola dunia. Misi utamanya adalah membawa tim menuju puncak kejayaan. Seri terbaru ini menjanjikan pengalaman yang lebih realistis dan imersif dibandingkan pendahulunya.
Evolusi Visual Football Manager 26
Salah satu sorotan utama game ini adalah peningkatan grafis yang signifikan. Untuk pertama kalinya, seri ini beralih menggunakan Unity engine, yang menghadirkan tampilan User Interface yang jauh lebih detail. Perubahan ini tidak hanya membuat permainan menjadi terasa lebih modern, tetapi juga mempermudah navigasi bagi para manajer virtual yang ingin mengatur strategi dengan cepat dan efektif.
Pengalaman Match Day Resmi Premier League
Tidak hanya pada aspek visual, game ini juga menggebrak lewat fitur baru Match Day. Adanya lisensi resmi Premier League, membuat pemain kini bisa merasakan atmosfer pertandingan yang lebih autentik. Detail stadion, perlengkapan tim, hingga suasana pendukung dibuat sedekat mungkin dengan kenyataan, menghadirkan nuansa seperti sedang menonton laga langsung di Inggris.
Sebelumnya, Football Manager 25 yang direncanakan rilis tahun ini dibatalkan oleh Sports Interactive dan Sega. Mereka beralasan bahwa game tersebut kurang sempurna bagi fans. Tapi, hasil pengembangan tersebut tidak lantas dihentikan begitu saja. Developer menggunakannya sebagai dasar dari pengembangan untuk Football Manager 26 yang baru saja diumumkan.
Whisper Mountain Outbreak, ini adalah salah satu game Indonesia yang kami paling tunggu kehadirannya. Toge Productions pintar dalam meracik game ini. Gaya Isometric dikombinasikan dengan elemen survival horror ala Resident Evil, ditambah mode multiplayer terlalu mengoda untuk kami lewatkan.
Apalagi game ini terbilang ramah untuk gamer Indonesia yang mayoritas mindset-nya masih F2P. Hanya perlu satu orang yang memiliki game ini. Sedangkan lainnya cukup menggunakan mode Friend’s Pass yang gratisan, dan join ke dalam room orang yang memiliki gamenya. Kurang apa lagi?
Kami mendapat kesempatan untuk memainkan versi review Whisper Mountain Outbreak yang masih berstatus Early Access. Ternyata game ini memiliki satu kelemahan besar yang tidak kami sangka. Berikut adalah review lengkapnya.
Misteri Gunung Bisik
Cerita dari Whisper Mountain Outbreak berlatar di Gunung Bisik. Sebuah fenomena misterius terjadi dan menyebabkan tempat tersebut dipenuhi oleh monster mengerikan.
Kalian akan menjadi salah satu anggota dari tim Bureau of Research & Investigation of Metaphysics atau BRIM, yang dikirim untuk menyelidiki fenomena di Gunung Bisik. Seperti cerita-cerita dalam game atau film horor, tim yang dikirim sebelumnya gagal memenuhi tugas. Kalianlah harapan terakhir untuk memastikan tugas yang diminta dapat berhasil.
Developer mencoba untuk membuat cerita menjadi lebih imersif, dengan menambahkan informasi yang bisa ditemukan di dalam game. Selama permainan, kalian akan menemukan dokumen dan koran yang memperdalam cerita. Misalnya tentang bagaimana dokter di Gunung Bisik menemukan penyakit aneh di pasiennya, atau bagaimana peristiwa misterius ini juga bertalian dengan Jakarta.
Sederhana dan Gelap
Dari segi visual Whisper Mountain Outbreak bisa dibilang sederhana. Game ini menggunakan gaya Isometric dengan setelan grafis 2.5D, yang mirip-mirip dengan game klasik. Sudut pandang tidak fixed dan bisa diputar-putar menyesuaikan keperluan dari pemain.
Kalian juga harus menyesuaikan dengan lighting di dalam game. Pencahayaan yang remang-remang membuat atmosfir horor menjadi terasa. Namun, pada momen tertentu malah mengganggu. Misalnya kami sering kelewatan item yang terjatuh di tanah karena terlalu gelap. Font deskripsi item yang bisa menjadi penanda juga kurang tegas.
Soundtrack game sudah diaransemen dengan baik. Terutama ketika pada bagian Horde Mode yang merupakan momen favorit kami. Musik horor yang dipadu dengan suara tarian Kecak membuat suasana menjadi semakin intens.
Kami perlu memberikan acungan jempol untuk desain monster di Whisper Mountain Outbreak. Awalnya kami mengira game ini hanya memiiliki satu jenis musuh saja, yaitu zombie. Ternyata masih ada jenis musuh yang lain. Misalnya monster merangkak yang suaranya mirip Kuntilanak, sampai pocong yang bisa menyemburkan racun.
Gameplay Mengingatkan dengan Resident Evil
Dari segi gameplay, Whisper Mountain Outbreak sangat mengingatkan kami dengan game Resident Evil Outbreak. Developer Toge Productions banyak mengambil inspirasi dari game Resident Evil untuk diadaptasikan ke dalam gamenya.
Outline dari alur cerita game akan dibagi ke dalam bentuk skenario. Setelah satu skenario selesai, kalian bisa memilih skenario baru. Bedanya adalah jika skenario di Resident Evil Outbreak memiliki objective yang berbeda-beda, di Whisper Mountain Outbreak semuanya sama. Tugas kalian hanya mengambil sebuah paket dan melarikan diri dari kejaran zombie dengan menggunakan mobil.
Tugas ini akan terus berulang dan berulang, sampai menjelang skenario terakhir. Barulah pada momen tersebut, game menghadirkan sesuatu yang baru. Mungkin karena masih berstatus Early Access, sehingga pemilihan skenario masih terbatas. Kami hanya berharap jika kedepannya akan ada lebih banyak skenario yang bisa dipilih di game ini.
Hal lainnya yang mengingatkan saya dengan Resident Evil di game ini adalah elemen puzzle. Level puzzlenya juga lumayan membingungkan. Ada puzzle yang menurut kami sangat identik dengan Resident eVIL. Misalnya ketika membuka pintu yang terkunci dengan Lockpick atau mengatur tekanan dengan menyamakan indikator.
Bahkan ada Green Herb yang bisa dikombinasi sampai tiga kali untuk memaksimalkan efeknya. Lalu ada juga crafting peluru buat kalian yang mungkin malas mengumpulkan boks amunisi saat bermain.
Kami juga menyarankan kalian untuk memainkan game ini secara Multiplayer. Mode ini sudah sangat sesuai, dan akan sangat membantu ketika sedang berhadapan dengan puzzle.
Mekanisme Progression
Whisper Mountain Outbreak memiliki sistem Character Progression. Setiap menyelesaikan skenario, kalian akan mendapatkan Skill Poin yang bisa dibelanjakan untuk meningkatkan kekuatan karakter.
Ada tiga Talent yang bisa dipilih, dari meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh, jarak dekat, dan terakhir Health Point karakter. Kalian tinggal menyesuaikan dengan gaya bermain yang disukai.
Beberapa Talent juga menyediakan akses untuk crafting senjata spesial. Misalnya Talent untuk serangan jarak dekat jika dipelajari lebih lanjut, bisa membuat pemain dapat menciptakan Spike Bat. Tidak cuma senjata, kalian juga bisa crafting untuk memperluas slot inventory, sama seperti di game Resident Evil.
Sayangnya sistem Progression ini akan hangus ketika kalian selesai bermain. Pengembangan karakter, skenario yang sudah terbuka, sampai item yang susah-susah didapatkan bakal menghilang alias kena reset ulang. Tidak ada sistem save untuk menyimpan progression.
Jika ini berlaku bagi gamer F2P, maka kami paham alasannya. Tapi jika ini juga berlaku bagi mereka yang membeli gamenya, rasanya agak keterlaluan. Kedepannya developer sudah berjanji untuk mengimplementasikan sistem save di dalam game.
Whisper Mountain Outbreak Dari Segi Teknis
Kami memainkan review Whisper Mountain Outbreak di PC. Spesifikasi PC yang kami gunakan adalah CPU i5-14400F, GPU RTX 3060, RAM 32GB, dan SSD. Jujur saja, spesifikasi PC kami agak overkill. Game ini sendiri bisa dibilang ringan dan bisa dijalankan di PC seperti apapun.
Kesimpulan Review Whisper Mountain Outbreak
Kesimpulan kami dari review Whisper Mountain Outbreak adalah game harus kami akui, memiliki konsep yang menarik. Developer jeli melihat kesempatan, dimana fans sedang dighosting oleh Capcom tentang kepastian Resident Evil Outbreak.
Karena masih berstatus Early Access, kami juga paham jika game ini masih belum sempurna. Salah satu yang harus secepatnya diperbaiki adalah sistem save. Karena bagi mereka yang sudah membayar gamenya, tetapi harus mengulang dari awal setiap selesai bermain, ini jelas tidak adil.
Early Access Whisper Mountain Outbreak sudah tersedia di Steam.
Capcom memastikan bahwa Monster Hunter Wilds PC akan terus mendapatkan pembaruan untuk mengatasi masalah performa. Meski sempat mencatat hampir 1,4 juta concurent players di Steam saat peluncuran, jumlah pemain kini mengalami penurunan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah berbagai masalah teknis yang pengalaman bermain.
Dalam Director’s Letter, Yuya Tokuda, mengungkap bahwa developer sudah memiliki rencana untuk menghadirkan perbaikan performa PC dalam beberapa pembaruan mendatang. Ia juga mengklaim bahwa beberapa masalah telah berhasil diatasi lewat pembaruan Title Update 2 di bukan Juni lalu.
Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi oleh developer sekarang terletak pada pengurangan beban CPU tanpa membuat performa menjadi lebih buruk lagi.
Rencana Perbaikan Performa Monster Hunter Wilds PC
Tokuda menyebutkan bahwa sebagian pemain khawatir terhadap beban CPU, terutama bagi mereka yang menggunakan prosesor dengan catatan stabilitas yang rendah. Sebagai solusi, developer akan melakukan pengurangan beban CPU secara signifikan pada Title Update 4 yang dijadwalkan rilis pada musim dingin tahun ini. Setelah tahap ini selesai, proses perbaikan akan terus berlanjut untuk mitigasi lainnya.
Melalui komitmen ini, Capcom berharap Monster Hunter Wilds PC bisa dimainkan lebih stabil oleh pemainnya.
“Kami akan terus bekerja meningkatkan stabilitas game agar lebih banyak pemain bisa menikmatinya di PC dengan tenang,” Ujarnya.
Update Ver. 1.021 Tiba
Selain fokus pada optimasi versi PC, Capcom juga merilis update Ver. 1.021 mulai hari ini. Update ini akan membawa konten end-game, penyesuaian senjata, serta berbagai perbaikan lain.
Menariknya, sebagian dari konten ini awalnya dijadwalkan hadir di Title Update 3 pada akhir September. Namun, developer justru memutuskan untuk memajukannya ke bulan Agustus. Mungkin alasannya adalah supaya gamer PC bisa tetap bersabar sambil menunggu perbaikan yang datang secara bertahap.
Tanggal rilis GTA 6 meski sudah diumumkan, tetap diragukan kepastiannya. Apalagi para fans yang menganggap bisa saja Rockstar memutuskan untuk menunda lagi.
Keraguan ini bisa ditepis setelah pernyataan CEO induk perusahaan Rockstar, Take-Two, Strauss Zelnick, dalam wawancara terbaru dengan CNBC (Dikutip dari Kotaku). Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa game ini akan meluncur sesuai jadwal, yaitu pada 26 Mei 2026 sangat tinggi.
Keyakinan Sang Bos dengan Tanggal Rilis GTA 6
Pewawancara dari CNBC secara spesifik menanyakan “level of conviction” atau seberapa besar kepastian jadwal peluncuran GTA 6. Zelnick pun menjawab tanpa ragu.
“Level keyakinan saya sangat, sangat tinggi.” Ujarnya.
Meski optimis, ia mengingatkan bahwa pihaknya tidak ingin memompa ekspektasi secara berlebihan. Ia menegaskan bahwa kekuatan Rockstar justru terletak pada kemampuannya untuk menciptakan ekspektasi luar biasa dan kemudian melampauinya.
“Saya tahu tujuan mereka. Saya tahu ini akan menjadi game yang luar biasa,” Tambahnya.
Namun yang perlu diingat oleh kita semua adalah Grand Theft Auto 6 adalah proyek game besar. Sama seperti proyek game besar lainnya, proses pengembangan sering kali penuh dengan ketidakpastian.
Zelnick adalah puncak dari ekskutif yang tugasnya adalah meyakinkan masyarakat akan suatu kepastian. Realitanya hanya tim pengembang inti saja yang benar-benar mengetahui sejauh mana proyek yang dikerjakan sudah siap untuk diluncurkan atau belum.
Grand Theft Auto 6 rencananya akan rilis tanggal 26 Mei 2026 di PS5 dan Xbox Series. Apakah versi PC akan rilis di waktu yang sama atau berbeda masih belum diketahui.
Pearl Abyss telah memberikan kabar terbaru terkait tanggal rilis Crimson Desert. Game action RPG ini dipastikan mengalami penundaan perilisan hingga kuartal pertama 2026. Artinya, game ini baru akan rilis pada Januari hingga Maret tahun depan di platform PS5, Xbox Series, dan PC.
Alasan Tanggal Rilis Crimson Desert Diundur
Informasi ini muncul dalam konferensi laporan keuangan Q2 2025 perusahaan, yang dilansir oleh Gematsu. Developer mengaku menyesal karena tidak dapat memenuhi jadwal rilis pada kuartal keempat yang sebelumnya dijanjikan.
“Kami mohon pengertian bahwa ini adalah keputusan strategis demi memastikan kesuksesan dalam skala besar,” ujar perwakilan Pearl Abyss dalam laporan tersebut.
Meskipun tanggal rilis baru Crimson Desert sudah diputuskan secara internal, developer memilih untuk mengumumkannya pada waktu yang dianggap tepat berdasarkan pertimbangan bisnis. Waktu yang akan dipilih juga bukan bukan pada event Gamescom yang akan mulai berjalan minggu depan.
Penundaan ini disebut sebagai langkah penting untuk memastikan kualitas akhir game memuaskan. Developer juga menegaskan komitmen mereka untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih baik kepada para fans, sekaligus menjaga ekspektasi tinggi yang telah terbentuk sejak proyek ini diumumkan.
Sekilas Tentang Crimson Desert
Crimson Desert akan membawa pemain ke dunia open-world bernama Pywel. Pemain akan berperan sebagai Kliff, seorang tentara bayaran sekaligus kapten dari kelompok Greymanes. Bersama timnya, Kliff akan menghadapi monster, musuh berbahaya, dan berbagai tantangan demi menyelesaikan misi yang diberikan.
Buat fans Demon Slayer, kehadiran Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 pastinya sudah ditunggu. Setelah 4 tahun sejak game pertamanya The Hinokami Chronicles, fans akhirnya bisa juga menikmati petualangan Tanjiro dalam bentuk game.
Kenapa kami menyebut fans? Karena game ini utamanya memang ditujukan bagi fans Demon Slayer. Lalu bagaimana untuk yang bukan? Kalian juga bisa tetap menikmati game ini. Karena dari segi animasi dan gameplay, The Hinokami Chronicles 2 sudah baik.
Berikut adalah pengalaman yang kami dapat selama memainkan versi review Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 di PC. Jujur saja, kami tidak mengikuti manga maupun anime Demon Slayer. Jadi kesan yang kami dapat adalah murni dari sudut pandang orang yang pertama kali mencoba mengenal franchise ini.
Tapi buat yang belum sempat menyentuh game pertamanya, jangan khawatir—ada semacam rekap singkat yang bisa membantu mengejar ketertinggalan meski tidak terlalu mendalam.
Cerita Berlanjut dengan Visual yang Bagus
Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 akan melanjutkan perjalanan Tanjiro dan Nezuko setelah peristiwa Mugen Train Arc, tepat di mana game pertama berakhir. Kalian akan dibawa melewati tiga Arc baru: Entertainment District, Swordsmith Village, dan Hashira Training.
Tidak perlu khawatir untuk kalian yang belum sempat menyentuh game pertamanya. Game ini memiliki semacam mode rekap singkat atau Path of the Demon Slayer. Melalui mode ini kalian bisa mengejar ketertinggalan cerita dari game pertamanya. Sebagai pendatang baru, Path of the Demon Slayer sangat membantu kami untuk setidaknya mengerti latar cerita. Tapi jangan berharap fitur ini dipoles habis-habisan seperti Main Story.
Dari segi visual, The Hinokami Chronicles 2 jujur saja membuat kami terpukau. Kerja CyberConnect 2 tidak perlu diragukan lagi hasilnya. Setiap adegan dipresentasikan dengan kualitas animasi yang sangat baik. Developer patut diacungi jempol karena bisa menjaga kualitas game, dari yang pertama ke yang kedua.
Bersiaplah untuk duduk manis, karena game ini punya banyak cutscene. Mungkin kalian juga perlu mempertimbangkan membuat Popcorn untuk ngemil sambil menonton.
Ada juga bagian dimana kalian bisa menggerakkan Tanjiro secara bebas di map yang berukuran kecil. Pada momen ini, Tanjiro bisa berinteraksi dengan NPC untuk mendapatkan petunjuk atau Side Quest, mencari Item tersembunyi, hingga memburu iblis menggunakan keahlian unik. Tanjiro menggunakan penciumannya, Zenitsu dengan pendengaran, dan Inosuke melalui insting liar khasnya.
Item yang bisa kalian buru saat sedang Free Roam bermacam-macam, salah satunya adalah Memory Fragments. Item ini berupa semacam cerita Flashback yang kadang cukup lucu untuk disimak. Selain itu, ada juga Kimetsu Points untuk membuka banyak konten ekstra seperti karakter baru, kostum alternatif, soundtrack, dan lainnya.
Gear juga merupakan Item yang cukup berguna karena bisa meningkatkan atribut dari karakter yang menggunakannya. Gear bisa kalian temukan saat eksplorasi, meningkatkan Mastery dari karakter, atau melalui Progress di Main Story dan mode lainnya. Gear juga bisa dibeli dengan menggunakan Kimetsu Points.
Roster Lebih Gemuk, Combat Tetap Sederhana
Salah satu kritik terhadap game pertama adalah jumlah karakternya yang minim. Untuk The Hinokami Chronicles 2, jumlah Roster karakternya menggembung lebih dari 40 karakter. Jauh lebih banyak dibandingkan game sebelumnya.
Karakter di dalam game juga tidak hanya sekedar kloning. Setiap karakter memiliki skill yang memang sudah dirancang dengan gaya bermain berbeda. Beberapa karakter akan hadir sebagai tim. Tapi, ada juga karakter seperti Nezuko (Advanced Demon Form) yang hanya bertarung sendirian karena sudah terlalu imba.
Dari segi Combat, mekanismenya didominasi dengan skema satu tombol untuk serangan biasa dan satu tombol lagi untuk Special Attack. Keduanya bisa saling dikombinasikan untuk menciptakan Combo. Mekanisme ini sangat sederhana dan pastinya mudah diterima oleh semua orang.
Jika kalian ingin sistem Combat yang lebih In-Depth, The Hinokami Chronicles 2 juga memiliki mekanisme yang bisa memenuhinya. Ada Parry yang bisa digunakan untuk men-Stun sesaat musuh jika digunakan dalam momen yang tepat. Lalu ada Throw yang bisa menembus Block, dan tentu saja Ultimate Arts yang sinematik. Boost dan Surge juga kembali hadir, masing-masing memberikan karakter Power-Up dengan efek yang berbeda.
Mekanisme Tag Battle juga tidak boleh dilupakan. Kalian bisa memanggil partner untuk membantu serangan, mengganti karakter secara langsung, atau bahkan menyelamatkan dari serangan Combo musuh. Beberapa karakter memiliki Sync. Mereka bisa mengeluarkan Dual Ultimate Arts yang tidak hanya menarik dari segi sinematik, tetapi juga menarik dari segi Damage.
Tambahan Mode Baru yang Menarik
Selain Story Mode, The Hinokami Chronicles 2 juga memiliki mode Versus. Mode ini bisa diakses melalui Online maupun Local Multiplayer. Kekurangan untuk mode Online adalah absennya Rollback Netcode membuat Gameplay menjadi lamban, apalagi ketika salah satu pemain koneksinya kurang mendukung.
The Hinokami Chronicles 2 juga menyuguhkan mode semacam , yaitu Hashira Training. Mode ini menarik, karena kalian akan diberikan berbagai macam tantangan yang harus dipenuhi dalam setiap Combat. Misalnya menang dengan sisa Health yang sudah ditentukan atau larangan mengganti karakter saat bertarung.
Masih belum puas? Ada banyak Mini-Game yang bisa dipilih. Misalnya permainan Shamisen ala Guitar Hero.
Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 Dari Segi Teknis
Dari segi teknis, Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 di PC tidak terlalu menuntut banyak. Spesifikasinya mirip dengan game yang pertama, dengan beda di bagian Storage. Kami menggunakan PC dengan spesifikasi CPU i5-14400F, GPU RTX 3060, RAM 32GB, dan SSD. Selama mereview, kami tidak pernah mengalami masalah teknis.
Kami juga menyarankan kalian memainkan game ini dengan Controller, karena akan terasa lebih nikmat. Tapi tidak masalah juga jika kalian sudah terbiasa dengan pemakaian mouse dan keyboard.
Kesimpulan Review Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2
Kesimpulan kami dari review Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 adalah secara keseluruhan game ini bukanlah revolusi total dari game pertama. Dari Template game ini masih sama, tapi ditambah dengan perubahan baru untuk memperbaiki kelemahan dari pendahulunya.
Jumlah roster karakter lebih banyak dan lengkap. Story Mode juga lebih panjang dengan animasi yang enak untuk ditonton. Untuk fans Demon Slayer, game ini sudah memenuhi semua yang diinginkan. Mekanisme sederhana yang mudah untuk dimengerti juga membuat game ini bisa dinikmati oleh semuanya, tanpa perlu khawatir terintimidasi dengan mekanisme kompleks seperti game Fighting lain.
Demon Slayer -Kimetsu no Yaiba- The Hinokami Chronicles 2 sudah bisa dimainkan di PS5, PS4, Xbox Series, Xbox One, PC (Steam), dan Nintendo Switch.
Tim Indonesia, RRQ GTP, berhasil meraih posisi ketiga dalam turnamen operations Garena Delta Force versi PC tingkat Asia Tenggara yang digelar pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Meski tampil solid sepanjang kompetisi, RRQ GTP harus mengakui keunggulan strategi Tim GS asal Taiwan yang keluar sebagai juara, serta Moogrob Gang dari Thailand yang menempati posisi kedua.
Hasil ini membuat RRQ GTP belum berhasil mengamankan tiket menuju ajang Delta Force Invitational yang akan berlangsung di Hangzhou, China pada 19-21 September 2025.
Keseruan Turnamen Operations Garena Delta Force
Garena menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem kompetitif turnamen operations Garena Delta Force melalui berbagai inisiatif menarik. Salah satunya adalah kolaborasi resmi dengan merek teknologi global Infinix. Produk smartphone terbaru yang akan dirilis Infinix disebut mampu memberikan performa tinggi dan pengalaman bermain yang lebih imersif bagi para pemain Delta Force. Detail lengkap kolaborasi ini akan diumumkan pada September mendatang.
Selain itu, Garena juga menghadirkan kejutan lewat kerja sama dengan DJ dan produser ternama asal Norwegia, Alan Walker. Kolaborasi ini hadir dalam rangka Mid Season Update, Season Break yang berlangsung mulai 8 Agustus hingga 20 September 2025. Pemain bisa mendapatkan senjata epic kolaborasi Alan Walker QJB201 – Old Habits, skin Tank Epic, hingga bonus Double Airdrop di mode Operations dan Warfare. Periode event ini berlangsung hingga akhir September.