Sesuai dengan namanya, Like a Dragon: Infinite Wealth betul-betul kaya dari segi konten. RGG Studio betul-betul all out saat mengerjakan game ini. Mulai dari cerita yang berlatar di dua negara yang berbeda, 10 karakter yang menjadi playable (Belum lagi ditambah cameo dari agem sebelumnya), ditambah beragam mekanik dan mini-game yang unik.
Pertanyannya adalah apakah segudang konten yang disediakan di Like a Dragon: Infinite Wealth tidak terlalu berlebihan? Karena ada game lain yang menggunakan formula sama, tapi hasilnya tidak memuaskan. Karena terlalu banyak konten, developer justru kesulitan untuk fokus. Akibatnya membuat game menjadi hambar.
Saya mendapatkan kesempatan dari Sega untuk memainkan review copy Like a Dragon: Infinite Wealth. Seperti game Yakuza yang lain, saya tidak bisa hanya sebentar saja memainkan Like a Dragon: Infinite Wealth untuk mendapatkan intisarinya. Perlu waktu setidaknya 20 jam lebih untuk bisa meresapi berbagai macam “bumbu” yang sudah disediakan oleh RGG Studio di game ini.
Dari Jepang ke Hawaii
Cerita Like a Dragon: Infinite Wealth berlatar di dua negara, yaitu Jepang dan Hawaii. Diawali oleh opening di Jepang, dimana pahlawan dari Yakuza: Like a Dragon Ichiban Kasuga bekerja sebagai agen perusahaan outsourcing. Kasuga berniat untuk menolong mantan Yakuza untuk bisa diterima di masyarakat setelah peristiwa The Great Dissolution.
Sayangnya usaha Kasuga ini gagal akibat ulah VTuber bernama Hisoka Tatara. Vtuber ini memfitnah Kasuga dan membuatnya kehilangan pekerjaannnya. Situasi ini menjadi semakin rumit ketika mantan kapten dari clan Arakawa, Jo Sawashiro muncul. Mendadak ia meminta Kasuga untuk pergi ke Hawaii untuk menemui ibunya, Akame. Informasi ini membuat kaget Kasuga karena ia sudah terpisah dari ibunya sejak bayi.
Meski awalnya merasa bingung, Kasuga memutuskan untuk tetap pergi ke Hawaii. Menurutnya di usianya yang sudah menginjak 40 tahun, ia merasa perlu menemui ibunya untuk memberikan rasa hormat. Tanpa ia sadari sebetulnya ada masalah pelik yang menunggunya di Hawaii. Kurang lebih begitulah garis besar dari cerita Like a Dragon: Infinite Wealth.
Dari segi cerita, franchise Yakuza sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas. RGG Studio bisa merajut cerita dalam game menjadi seperti film drama. Kekurangannya terletak pada pacing karena pasti ada beberapa bagian dalam cerita yang terkesan lamban dan membuat bosan. Hal inilah yang dialami oleh Like a Dragon: Infinite Wealth.
Pada chapter pertama ketika Kasuga masih berada di Jepang, menurut saya ceritanya agak membosankan. Barulah pada chapter kedua ketika ia tiba di Hawaii, cerita mulai menjadi menarik. Menurut saya seharusnya cerita di chapter pertama dipersingkat dan lebih fokus kepada keberangkatan Kasuga ke Hawaii.
Tambahan Karakter Baru dengan Kepribadian Baru
Dua karakter baru yang diperkenalkan di Like a Dragon: Infinite Wealth, Eric Tomizawa dan Chitose Fujinomiya berhasil menambah warna baru di dalam game. Keduanya memiliki kepribadian dan motivasi yang berbeda. Tapi jika harus memilih, saya lebih menyukai Eric ketimbang Chitose.
Latar belakang dari Eric yang disuarakan oleh Satoru Iguchi memperlihatkan perkembangan seorang karakter. Dimulai dari awal pertemuannya dengan Kasuga yang kurang baik. Sampai pada akhirnya Eric mau bergabung bersama dengan Kasuha bahkan menganggapnya sebagai teman. Ia bahkan sampai menceritakan masa lalunya yang cukup kelam.
Like a Dragon: Infinite Wealth menyediakan mekanik bonding antara Kasuga dengan teman-temannya. Untung meningkatkan bond, Kasuga bisa mengajak mereka berbincang-bincang atau memberikan hadiah. Salah satu fungsi dari menaikkan bond adalah untuk mendapatkan skill Tag Team. Selain itu kalian juga bisa mengetahui latar belakang dari karakter tersebut.
Ada sembilan karakter yang menjadi anggota party Kasuga di Like a Dragon: Infinite Wealth. Dari Kazuma Kiryu, Eric Tomizawa, Chitose Fujinomiya, Koichi Adachi, Yu Nanba, Saeko Mukoda, Seonhee, Tianyou Zhao, dan Joon-gi Han. Semoga berhasil menaikan bond mereka semua!
Jepang VS Hawaii
Dari segi grafis, kualitas Like a Dragon: Infinite Wealth tidak perlu disangsikan lagi. Sama seperti Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name, Like a Dragon: Infinite Wealth menyajikan kualitas grafis yang luar biasa. Terutama untuk karakter yang terlihat realistis dan sangat ekspresif. Saya bisa merasakan emosi dan perasaan mereka hanya dari melihat wajahnya saja.
Penampilan kota Honolulu di Hawaii juga diperlihatkan secara apik. Ketika siang hari efek cahaya terlihat sangat kentara. Begitu juga ketika malam tiba dimana lampu dan signage dari toko mulai menyala. Tapi jika dibandingkan dengan Sotenbori, menurut saya Honolulu ketika malam hari masih kalah dengan hingar-bingar cahaya di Sotenbori. Meski begitu, saya lebih menyukai Hawaii ketimbang map di game Yakuza sebelumnya.
Banyak Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Hawaii
Selain ukurannya yang besar, kota Honolulu juga terlihat hidup. Jalanan penuh dengan NPC dan mobil yang lalu-lalang. Ketika tiba di daerah pantai kalian bisa melihat turis yang sedang berjemur dan berenang. Kasuga juga bisa menyapa NPC di jalanan untuk menambah jumlah teman di Aloha Link, medsos khusus untuk kota Honolulu.
Untuk menjelajahi kota Honolulu, kalian bisa menggukan Trolley atau semacam kendaraan terbuka untuk wisatawan. Bisa juga dengan menggunakan Segway seperti yang ada di trailer. Jika ingin cepat bisa menggunakan taksi yang merupakan fitur fast travel di game ini.
Ada satu hal yang menurut saya agak ganjil. Kenapa NPC di Hawaii sepertinya semua bisa berbahasa Jepang. Padahal Hawaii merupakan negara bagian dari Amerika Serikat yang seharusnya menggunakan bahasa Inggris. Dalam game memang diceritakan bahwa banyak orang Jepang yang ada di Hawaii, tapi bukan berarti semuanya bisa berbahasa Jepang.
Ada adegan dimana Kasuga berhadapan dengan polisi lokal. Padahal polisi ini diperlihatkan sebagai orang barat, tapi anehnya ia bisa dengan fasih berbahasa Jepang tanpa alasan yang jelas. Menurut saya ini agak aneh dan membuang kesempatan yang bagus malah. Eric yang bisa berbahasa Inggris seharusnya dijadikan penerjemah pada adegan tersebut agar terlihat lebih realistis.
Turn-Based Campur Action
Kekhawatiran saya dengan Like a Dragon: Infinite Wealth adalah pada bagian combat-nya. Game ini menggunakan sistem turn-based dan berbeda dengan game Yakuza yang lain. Apalagi Like a Dragon: Infinite Wealth rilis sesudah Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name yang banyak dipuji sistem combat-nya. Untungnya kekhawatiran saya ini tidak terjadi. Meski menggunakan turn-based, combat di Like a Dragon: Infinite Wealth tetap seru.
RGG Studio telah mengimplementasi berbagai macam mekanik untuk membuat combat di Like a Dragon: Infinite Wealth menjadi seru. Misalnya mekanik radius atau jarak dimana karakter kalian bisa bergerak dalam jarak yang ditentukan. Jika jarak karakter kalian semakin dekat dengan musuh, maka akan mendapatkan Proximity Bonus yang menaikkan damage. Selain itu karakter kalian juga bisa menggunakan objek di sekitar sebagai senjata, asalkan objek tersebut berada di dalam jarak.
Musuh juga bisa kalian buat seperti bola bowling. Jika musuh yang diserang berada di depan musuh lain, maka ia bisa terpental dan menghantam yang dibelakangnya. Jika yang berada di belakang musuh adalah karakter teman, kalian bisa melakukan combo attack. Mekanik ini sangat membantu terutama saat sedang dikeroyok.
Like a Dragon: Infinite Wealth juga menghadirkan action button ketika karakter menggunakan skill. Jika kalian menekan tombolnya dengan tepat maka akan menambah damage dari skill yang digunakan. Hampir semua skill di Like a Dragon: Infinite Wealth menggunakan mekanik ini. Action button ini juga akan tetap akan muncul meski kalian menggunakan fitur autoplay saat combat.
Jika musuh kalian terlalu kuat, karakter kalian juga bisa kabur. Tapi ini tidak berlaku untuk boss dan mini-boss. Kalian bisa melihat level musuh dari tanda di kepalanya. Jika berwarna pink atau memiliki mahkota artinya musuh punya level lebih tinggi dibandingkan karakter kalian.
Mekanik Elemen dan Job Class
Musuh di Like a Dragon: Infinite Wealth memiliki mekanik gunting-kertas-batu yang artinya lemah terhadap elemen tertentu. Kalian bisa memanfaatkan mekanik ini untuk mempermudah combat, apalagi jika sedang berhadapan dengan musuh yang sulit. Elemen bisa didapatkan dari skill atau senjata. Untuk mendapatkan senjata dengan elemen tertentu, kalian harus lebih dulu membuka fitur blacksmith.
Melalui blacksmith, kalian bisa membuat senjata baru atau melakukan upgrade kepada senjata yang sudah ada supaya menjadi lebih kuat. Pastikan saja kalian memiliki semua material yang dibutuhkan untuk membuat atau upgrade senjata.
Kasuga dan teman-temannya juga bisa berganti job class. Fitur ini tidak bisa diakses pada awal-awal permainan dan baru terbuka belakangan setelah kalian cukup jauh menjalankan main story. Beberapa job class terbatas untuk karakter atau gender tertentu. Selain memiliki skill yang berbeda-beda, keberadaan job class ini sendiri bisa dibilang absurd.
Contohnya job class Sujimancer yang merupakan plesetan dari Summoner. Job class ini khusus hanya untuk Kasuga. Jika menggunakan Sujimancer, Kasuga akan menggunakan pakaian seperti pendeta Jepang. Ia lalu menggunakan Sujimon (Plesetan dari game “sebelah”) untuk menyerang.
Like a Dragon: Infinite Wealth juga memperluas konten dari Sujimon. Jika di game sebelumnya kalian hanya bisa mendaftarkan jenis-jenisnya saja, di Like a Dragon: Infinite Wealth kalian bisa melatih Sujimon untuk ikut serta dalam Sujimon League yang juga plesetan dari “game-sebelah-yang-publishernnya-suka-menuntut-jika-ada-pelanggaran-hak-cipta”.
Online Dating Edan dan Animal Crossing Versi Yakuza
Sesuai dengan tradisi game Yakuza, Like a Dragon: Infinite Wealth memiliki beragam mini-game yang bisa dimainkan. Karaoke yang merupakan mini-game wajib sudah pasti hadir. Sayangnya mini-game Pocket Circuit absen di game ini. Sebagai gantinya Like a Dragon: Infinite Wealth memiliki online dating bernama Miss Match.
Mekanik dari Miss Match ini cukup menarik. Kasuga akan dicocokkan dengan seorang wanita yang sesuai dengan kriterianya. Setelah itu keduanya akan melakukan online chat. Pemain sebagai Kasuga nantinya akan ditanya beragam pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan ini pemain harus melakukan semacam mini-game dengan menekan tombol sesuai dengan yang diminta. Jika berhasil, Kasuga akan dapat membalas chat dengan kata-kata yang jelas. Wanita yang ada di dalam Miss Match juga dapat ditemui jika hubungannya dengan Kasuga sudah dekat.
Bukan RGG Studio namanya jika tidak “nakal” sedikit. Wanita di Miss Match akan diperankan oleh wanita asli. Edannya lagi mereka akan membagikan foto badan mereka saat di online chat dan menggunakan “pakaian seksi” saat bertemu dengan Kasuga. Jadi saya sangat menyarankan untuk melihat situasi dulu sebelum memainkan mini-game ini.
Mini-game lain yang tidak boleh terlewatkan di Like a Dragon: Infinite Wealth adalah Dondoko Island. Mini-game ini adalah Animal Crossing versi game Yakuza. Kasuga akan diminta untuk membuat pulau terbengkalai yang penuh sampah menjadi resor bintang lima. Semua bangunan yang ada di Dodonko Island dibuat dengan crafting. Kalian nantinya bisa mengundang tamu untuk datang ke Dodonko Island. Rating dari pulau akan naik atau malah turun berdasarkan nilai yang mereka berikan.
Kehadiran Dodonko Island di Like a Dragon: Infinite Wealth ibarat game di dalam game. Mini-game ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat dan akan membutuhkan banyak waktu jika ingin diselesaikan. Jadi semuanya terserah kepada kalian sebagai pemain. Apakah kalian ingin fokus menamatkan cerita dari Like a Dragon: Infinite Wealth atau malah bermain-main di Dodonko Island.
Like a Dragon: Infinite Wealth Dari Segi Teknis
Selama memainkan versi review Like a Dragon: Infinite Wealth di PC, saya tidak pernah mengalami masalah teknis seperti crash atau bug. Settingan grafis Like a Dragon: Infinite Wealth cukup lengkap termasuk pilihan penggunaan fitur upscaling. Spesifikasi PC yang saya gunakan untuk memainkan Like a Dragon: Infinite Wealth adalah CPU Ryzen 7 2700X, VGA GeForce RTX 4070 Ti, RAM 32GB dan SSD.
Karena menggunakan sistem turn-based yang lebih santai dan tidak chaotic, kalian bisa menggunakan keyboard dan mouse. Tapi jika kalian ingin tetap menggunakan controller untuk memainkan Like a Dragon: Infinite Wealth juga tidak masalah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan Like a Dragon: Infinite Wealth menurut saya adalah game yang sempurna. Sistem turn-based telah diracik sedemikian rupa agar tetap menantang. Kehadiran mekanik jarak dan beragam job class dengan skill yang berbeda-beda diibaratkan sebagai bumbu yang membuat sistem turn-based di Like a Dragon: Infinite Wealth semakin maknyus.
Belum lagi segudang konten yang sudah disiapkan oleh developer RGG Studio di Like a Dragon: Infinite Wealth. Sujimon League dan Dodonko Island dipastikan bakal menambah jam bermain kalian. Hal yang perlu diacungi jempol adalah developer mengerti cara membuat konten sampingan di Like a Dragon: Infinite Wealth agar tidak mengintimidasi atau membebani pemainnya.
Dari segi cerita Like a Dragon: Infinite Wealth juga akan menghadirkan cerita pamungkas yang mengaduk-ngaduk emosi. Asalkan kalian mau bersabar dalam menghadapi beberapa segmen cerita di game ini yang pacingnya lamban.
Jika kalian adalah fans dari franchise Yakuza, saya sangat merekomendasikan game ini. Jadi jawaban dari pertanyaan Like a Dragon: Infinte Wealth adalah seri Yakuza yang terbaik adalah betul!
Sayangnya keberhasilan ini ternoda dengan dipagarinya mode New Game+ dibalik DLC. Sungguh sangat sangat SANGAT! disayangkan.
*Game untuk review disediakan oleh publisher