Pernahkah terpikir oleh kalian jika seandainya ada yang berani menantang dominasi Capcom dan Monster Hunternya? Sudah banyak publisher dan developer yang mencobanya. Sekarang giliran EA dan Koei Tecmo dengan gamenya Wild Hearts yang menjadi penantang? Berhasilkah mereka?
Wild Hearts adalah game terbaru hasil kolaborasi EA dengan developer Omega Force dari Koei Tecmo. Gameplay dari Wild Hearts sendiri mirp dengan Monster Hunter dimana pemain menjadi seorang Hunter yang ditugaskan untuk memburu monster raksasa bernama Kemono.
Kebetulan saya diberikan kesempatan oleh EA dan Koei Tecmo untuk mencoba game ini di PC. Waktu main saya di game ini sudah lebih dari 10 jam. Sebagai gamer Monster Hunter saya penasaran dengan Wild Hearts. Apa yang membuat game ini berbeda dengan Monster Hunter?
Budaya Jepang yang Kental
Dalam sesi wawancara, developer dari Koei Tecmo, Kotaro Hirata dan Takuto Edagawa mengatakan bahwa mereka banyak terinspirasi dari mitologi dan budaya masyarakat Jepang. Ide tersebut lalu mereka salurkan ke dalam game Wild Hearts. Mulai dari nama dunia game itu sendiri yang bernama Azuma, penggunaan Karakuri, bahkan bentuk monster yang ada di dalam game.
Sebelum memulai Wild Hearts, kalian lebih dulu harus membuat karakter kalian. Ada banyak pilihan wajah, bentuk tubuh, dan suara yang dipilih. Bahkan kalian bisa menentukan panggilan karakter kalian apakah he, she, atau they.
Cerita dari Wild Hearts adalah karaktermu yang mendatangi wilayah bernama Azuma. Di wilayah tersebut Kemono, monster raksasa yang mewakili elemen alam adalah penguasanya. Karena tidak terkontrol, Kemono membahayakan pemukiman manusia yang berada di Azuma. Salah satu pemukiman ini adalah desa Minato. Tugas kalian sebagai Hunter adalah menjaga desa sekaligus keharmonisan antara manusia dan Kemono di wilayah Azuma.
Sebagai hub town, desa Minato diisi oleh berbagai NPC yang bisa membantu kalian dalam memburu Kemono. Ada blacksmith bernama Natsume yang bisa membuat senjata dan armor dari bahan-bahan yang didapat dari Kemono. Lalu ada Suzuran, peneliti nyentrik yang meneliti segala hal berhubungan dengan Kemono. Ada Ujishige, mantan tentara yang menjadi pelindung dari desa Minato. Sekedar peringatan, NPC wanita di desa Minato hampir semuanya waifuable. Ini semua berkat Koei Tecmo yang memang handal dalam mendesain karakter wanita.
Karakuri, Gamechanger Dari Wild Hearts
Ketika pertama kali memainkan Wild Hearts tanpa menggunakan Karakuri, saya tidak merasakan ada yang spesial dengan game ini. Gameplay bisa dibilang sama dengan Monster Hunter dan game Koei Tecmo yang lain, Toukiden.
Sebagai Hunter saya hanya bisa menghindari serangan monster sambil mencari momen yang tepat untuk menyerang balik. Senjata yang digunakan pun bisa dibilang tidak lagi spesial seperti pedang katana raksasa, palu, dan panah. Barulah ketika saya bisa mengakses fitur Karakuri, gameplay saya berubah secara signifikan. Ketika menggunakan Karakuri saya malah merasa de javu ketika dulu memainkan Fortnite.
Karakuri bisa dibangun tepat pada saat pemain berhadapan dengan Kemono. Proses pembuatan akan terjadi secara instan, asalkan kalian sudah memiliki bahan yang dibutuhkan. Ya, untuk membangun Karakuri kalian harus crafting lebih dulu. Bahan untuk membuatnya bisa kalian dapatkan dari Kemono itu sendiri, maupun mencari dari benda-benda di sekeliling misalnya memotong pohon atau menambang batu.
Tipe Karakuri dibagi menjadi tiga yaitu Basic, Fusion, dan Dragon. Basic adalah tipe paling sederhana dan menjadi dasar bagi bangunan Karakuri tipe berikutnya. Ketika Basic Karakuri dikombinasikan maka akan menjadi Fusion misalnya Bulwark yang berupa dinding untuk menahan serangan musuh. Lalu ada Repeating Crossbow yang menjadi senjata otomatis, dan masih banyak lagi variasinya.
Dragon Karakuri justru lebih condong ke arah support dan pendukung. Misalnya untuk membuat Camp yang bisa dijadikan tempat beristirahat, fast travel, dan respawn. Lokasi Camp juga tidak terbatas alias bisa dibangun dimana saja. Variasi Dragon Karakuri yang lain adalah Radar yang bisa mendeteksi lokasi Kemono di map.
Menurut saya kehadiran Karakuri inilah yang membuat Wild Hearts unik dan membedakan dirinya dengan Monster Hunter atau game lain dengan genre yang sama. Fungsi Karakuri tidak terbatas hanya untuk memberikan damage kepada monster saja, tapi juga untuk menciptakan gaya bermain yang berbeda pada setiap pemain.
Kalian bisa saja melawan Kemono tanpa Karakuri, tapi itu tidak disarankan. Kecuali jika kalian betah bertarung lebih dari 30 menit.
Mode Single Player dan Multiplayer
Wild Hearts dapat kalian mainkan secara single player maupun multiplayer. Dalam mode single player, kalian akan ditemani oleh robot bundar nan lucu bernama Tsukumo. Fungsi dari robot ini adalah membantu pemain dalam berbagai hal, mulai dari menarik perhatian Kemono, mengisi health pemain, serta memberikan bahan untuk membuat Karakuri.
Untuk mode multiplayer kalian akan bergabung dalam satu tim bersama dua pemain lain. Hal yang perlu kalian perhatikan adalah health Kemono akan meningkat pada mode multiplayer. Dilain sisi, kalian dapat bekerjasama dan mengkombinasikan Karakuri sehingga menghasilkan combo yang mematikan. Apabila health salah satu anggota dari tim mencapai 0 alias mati, pemain yang masih hidup dapat menghidupkan pemain itu sehingga tidak memakai continue yang ada.
Jenis Kemono: Dari Sugar Glider Sampai Byakko
Jika Monster Hunter didominasi oleh monster dengan bentuk reptil, Wild Hearts justru dikuasai oleh monster berbentuk mamalia. Ada Kemono yang berbentuk Sugar Glider yang dinamakan Spineglider. Ragetail yang bentuknya adalah tikus, atau Goldshard dari landak.
Ada juga Kemono yang bentuknnya mengintimidasi. Misalnya Deathstalker yang merupakan berbentuk serigala Okami. Lavaback yang berbentuk monyet dengan tinju api dan Golden Tempest yang kemungkinan terinspirasi dari hewan mitologi Jepang Byakko.
Semua monster ini akan mewakili elemen alam tertentu. Bentuk mereka juga akan mencerminkan kombinasi dengan elemen yang dimiliki. Misalnya Deathstalker yang menggunakan elemen ice memiliki duri seperti bulu yang tajam seperti bilah es. Saat bertarung Deathstalker juga bisa menciptakan serangan dengan elemen ice.
Variasi Senjata dan Armor
Wild Hearts memiliki beragam variasi senjata dan armor. Jenis senjata yang bisa digunakan di game ini ada 8 jenis yaitu Claw Blade, Bow, Karakuri Katana, Bladed Wagasa, Cannon, Nodachi, Maul, dan Karakuri Staf. Beberapa jenis senjata mungkin sudah terasa familiar. Tapi ada senjata unik yang hanya ada di Wild Hearts yaitu Bladed Wagasa alias payung pembunuh.
Cara menggunakan Bladed Wagasa juga cukup unik. Potensi senjata ini baru terlihat jika kalian banyak menangkis serangan. Ingin menjadi ninja? Kalian bisa menggunakan Claw Blade, senjata dengan mobilitas tertinggi yang membuat penggunanya bisa meloncat kesana kemari seperti Vertical Maneuvering Equipment Attack on Titan.
Sistem upgrade senjata di Wild Hearts berbeda dengan Monster Hunter. Sistem ini lebih bebas dimana senjata tidak harus selalu mengikuti alur upgrade utamanya. Selain itu beberapa efek senjata juga dapat diwariskan ke senjata berikutnya. Ini memudahkan kalian untuk membuat senjata andalan lebih cepat tanpa harus lama grinding.
Untuk armor Wild Hearts memiliki tiga variasi armor yaitu Forge, Kemono Armor, dan Human Armor. Forged adalah tipe dasar atau awal dari semua jenis armor. Setelah mendapatkan Forged kalian bisa memilih variasinya, Kemono atau Human. Kedua variasi armor ini memiliki efek yang berbeda-beda. Kalian bisa memilih efek mana yang cocok dengan gaya bermain kalian.
Desain dari armor Kemono dan Human juga berbeda. Armor Kemono memiliki desain yang lebih animalistic. Sedangkan desain armor Human lebih manusiawi. Jika ingin lebih kreatif, kalian bisa mengkombinasikan armor yang berbeda-beda. Efek yang kalian dapat dari armor juga dapat akan semakin banyak.
Wild Hearts Dari Segi Teknis
Masalah teknis yang saya hadapi ketika memainkan Wild Hearts di PC adalah frame rate drop. Masalah ini biasanya muncul ketika ada banyak special effect atau ketika saya berada di tempat yang memiliki banyak tekstur. Masalah ini jelas sangat mengganggu pengalaman bermain saya. Karena game dengan genre seperti ini mengandalkan kecepatan. Jika terlambat merespon bisa-bisa karakternya mati duluan karena dihajar oleh monster.
Padahal saya memainkan Wild Hearts dengan PC yang spesifikasinya bisa dibilang sudah mumpuni. CPU Ryzen 7 2700X, VGU GeForce 3070, RAM 32GB, ditambah SSD rupanya masih belum bisa menghilangkan masalah frame rate drop.
Informasi tambahan, Wild Hearts versi PC tidak didukung fitur upscaling NVIDIA DLSS atau AMD Fidelity.
Kesimpulan
Dengan segala fitur dan keunikannya, apakah Wild Hearts sudah bisa menyaingi Monster Hunter? Mengingat ini adalah seri pertamanya, sulit bagi saya membayangkan game ini bisa menyaingi Monster Hunter pada kondisi sekarang. Tapi jika kedepannya EA dan Koei Tecmo memutuskan untuk terus mendukung franchise ini, mungkin suatu saat Wild Hearts bisa berada di posisi yang sama dengan Monster Hunter.
Untuk pengalaman bermain saya puas dengan gameplay yang disajikan oleh Wild Hearts. Karakuri yang ada di game ini betul-betul adalah gamechanger yang membuat permainan menjadi menantang dan lebih bervariasi. Menurut saya Karakuri tidak hanya menjadi daya tarik utama Wild Hearts, tapi juga sebagai ciri khas dari game ini yang membedakan dengan game lain yang bergenre sama.
Sayangnya kesenangan saya memainkan Wild Hearts kerap terganggu oleh masalah frame rate yang drop secara tiba-tiba. Bayangkan rasanya ketika kalian sedang fokus-fokusnya menghindari serangan, eh mendadak gerakan karakter kalian menjadi slow motion. Semoga masalah ini bisa segera diperbaiki oleh Omega Force.
Wild Hearts saat ini sudah bisa dibeli di PlayStation, Xbox, Steam, dan Epic Games Store.
*Game untuk review disediakan oleh publisher