Tiba juga waktu developer Two Point Studios untuk merilis game simulation tahunannya. Jika di tahun sebelumnya ada Two Point Campus, maka di tahun 2025 ada Two Point Museum. Sesuai judulnya, dalam game ini kalian akan ditantang untuk mengelola museum. Membuatnya dari tempat yang membosankan (Menurut orang kebanyakan), menjadi menyenangkan.
Playcubic mendapat kesempatan dari Sega untuk memainkan Two Point Museum lebih awal. Versi review ini saya mainkan di PC. Game ini nantinya juga akan tersedia di konsol PS5 dan Xbox Series.
Review Two Point Museum (PC): Tema Baru, Gaya Lama
Berikut review Two Point Museum PC berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan setelah memainkan game ini lebih dari 10 jam:
Simulation Managerial
Dalam Two Point Museum kalian akan menjadi manajer. Tugas kalian adalah mengelola berbagai tipe museum, mulai dari yang memamerkan artefak pra-sejarah sampai dengan barang-barang supernatural. Selain itu, kalian juga diminta untuk merekrut staf, membuat ekpedisi, mengatur keuangan, dan berbagai tugas managerial yang lain.
Dari segi cerita, tidak banyak yang bisa didapatkan dari game ini. Cerita yang disajikan hanya sebatas setelah kalian berhasil mengelola museum A, kalian akan dipindahkan ke museum B untuk dikelola selanjutnya. Tenang saja, kalian bisa kembali ke museum yang sudah kalian kelola.
Two Point Museum juga memiliki mode sandbox. Jadi kalian bisa langsung memulai permainan dengan segala fitur di dalam game, tanpa perlu mengenal dan membukanya satu persatu seperti dalam mode singleplayer.
Developer Main Aman Dari Segi Grafis
Dari segi grafis, tidak ada perbedaan antara Two Point Museum dengan game buatan Two Point Studios yang lain. Desain dunia dan karakter di dalam game seperti kombinasi antara mainan dengan kartun. Animasi di dalam game juga banyak yang lucu, terutama ketika pengunjung museum berinteraksi dengan benda-benda pameran.
Mungkin itulah alasan kenapa developer tidak pernah mengubah desain grafis dan visual gamenya. Animasi lucu yang disajikan di dalam game cocok dikombinasikan dengan gaya kartun. Selain itu, game simulation seperti ini biasanya selalu berulang dan cenderung repetitif. Dengan gaya yang unik ini, pemain setidaknya tidak akan cepat bosan saat memainkan gamenya karena terhibur. Inilah yang saya rasakan selama memainkan Two Point Museum.
Review Two Point Museum PC: Manajer Merangkap Builder
Karir kalian sebagai manajer museum akan dimulai dari museum pertama, Memento Mile. Tempat ini adalah semacam tutorial, dimana pemain baru diajari untuk mengenali mekanik-mekanik dasar di game. Setelah berhasil, kalian akan diberikan dua museum baru yang bisa dicoba dan seterusnya.
Melalui sudut pandang top-down, kalian bisa melihat semua yang ada di museum kalian. Mulai dari desain ruangan, para staf dan tamu yang lalu-lalang, sampai dengan situasi di toilet. Disinilah kemampuan kalian sebagai manajer sekaligus builder diuji sampai batas maksimal.
Kalian harus mengatur benda pameran diletakkan dimana, lalu bagaimana desain ruangannya, tempat meletakkan information board untuk dibaca pengunjung, lokasi vending machine, dan banyak lagi. Museum yang kalian kelola harus bekerja secara sempurna dan bersinergi. Benda pameran dipamerkan dengan bagus dan pengunjung akan senang meilhatnya.
Variasi Artefak: Dari Pra-Sejarah Sampai Hantu
Daya tarik utama dari Two Point Museum adalah variasi artefak yang bisa ditemukan. Selama memainkan versi game ini, saya setidaknya sudah menemukan empat tipe. Ada artefak pra-sejarah seperti tulang dinosaurus, lalu supernatural seperti boneka terkutuk bahkan hantu, ada artefak maritim yang memungkinkan kalian memelihara ikan, dan terakhir adalah botany atau tanaman.
Artefak juga tidak akan muncul secara instan. Kalian harus menjalankan Expedition atau ekspedisi yang dipimpin oleh staff museum ke tempat-tempat dimana artefak terkubur. Untuk membuatnya lebih menarik, setiap ekspedisi akan memiliki tantangan.
Misalnya saya mencoba untuk mendapatkan artefak supernatural bernama Roach Burger Animatronics. Jadi saya harus mengirim staff ke tempat yang berhantu. Tapi karena staff yang dikirim kurang berpengalaman, maka ketika kembali staff ini kesurupan oleh arwah penasaran dan menakut-nakuti pengunjung museum.
Rekrut Staff yang Berkualitas
Untuk menemukan staff yang memenuhi kualifikasi, kalian harus merekrut mereka yang memiliki perk sesuai. Atau bisa juga dengan cara mengedukasi staff yang sudah ada dengan fitur Research. Kalian bisa menambahkan perk yang diinginkan pada staf, dengan catatan ada slot kosong dalam kolom skill.
Berbicara tentang staff, Two Point Museum memiliki empat tipe staff. Pertama adalah Expert yang tugasnya menemukan artefak dengan ekspedisi atau memberikan tur kepada pengunjung. Kedua adalah Assistant yang tugasnya adalah menjalankan museum, seperti berjualan tiket, menjalankan toko suvenir, dan sesekali membantu Expert dalam ekspedisi.
Ketiga adalah Janitor atau “mas/mbak bersih-bersih”. Tugas mereka adalah membersihkan sampah di museum, sampai membetulkan benda-benda yang rusak. Terakhir adalah Security yang tugasnya adalah menjaga museum dan mengambil uang “jatah preman” yang diberikan oleh tamu secara sukarela.
Pastikan kalian memberikan para staff museum gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lalukan. Jika tidak, mereka akan mengancam resign. Mirip yah seperti di dunia nyata.
Pengunjung Adalah Raja
Selain mengatur staf, kalian juga harus mengatur pengunjung yang datang ke museum. Para pengunjung ini adalah sumber pemasukan museum dari membeli tiket, suvenir, dan uang jatah preman yang saya maksud sebelumnya. Jadi kalian harus memaksimalkan pengalaman yang mereka dapat ketika berjalan-jalan di museum kalian.
Salah satu caranya adalah dengan memastikan barang-barang yang dipamerkan memiliki daya tarik atau Buzz yang tinggi. Buat ruang pameran menjadi menarik dengan menambahkan ornament-ornamen sesuai dengan benda yang dipamerkan. Misalnya ruang pameran artefak pra-sejarah bisa dilengkapi dengan replika jejak kaki dinosaurus di lantai atau memasang kepala boneka dinosaurus di dinding agar terkesan lebih otentik.
Cara lainnya adalah dengan memenuhi keinginan apa yang diinginkan oleh pengunjung. Misalnya ada pengunjung yang ingin menjadi vampire. Nah tugas kalian adalah menyediakan artefak yang bisa mengubah manusia menjadi vampire. Ngeri!
Pengunjung juga kadang akan membawa anak mereka saat berkunjung ke museum. Berbeda dengan pengunjung dewasa, anak-anak lebih sulit untuk dipuaskan. Kalian harus membuat ruangan bermain, dimana anak-anak bisa bermain dan memanjat. Jika tidak, barang koleksi kalian yang nantinya akan dipanjat oleh mereka.
Performa Two Point Museum di PC
Dari segi spesifikasi PC, Two Point Museum bukanlah game PC yang demanding. Saya menggunakan PC dengan spesifikasi CPU i5-14400F, GPU RTX 3060, RAM 32GB, dan SSD. Menurut saya spesifikasi ini sudah lebih dari cukup untuk memainkan Two Point Museum dengan lancar dan tanpa masalah.
Kesimpulan
Itulah review Two Point Museum PC. Menurut saya game ini memiliki nuansa yang sama seperti seri-seri sebelumnya dari Two Point Studio, meski tema yang diangkat berbeda. Two Point Museum bisa menjadi solusi bagi gamer penyuka game simulation yang ingin gamenya tidak terlalu serius. Aura kartun yang disajikan membuat permainan terasa menjadi bisa lebih santai dan tidak terlalu intens.
Elemen humor yang diperlihatkan dalam game ini sering membuat saya tertawa. Misalnya ketika melihat kepala pengunjung yang penasaran terhisap ke dalam toilet berhantu. Interaksi lucu seperti ini membuat mood menjadi lebih santai, meski sebetulnya gameplay game ini banyak menuntut pemikiran mendalam.
Selain itu, tidak banyak game yang mengangkat tema museum simulation. Jika kalian menganggap mengunjungi museum secara real adalah aktivitas yang membosankan, maka kalian akan berubah pikiran ketika mencoba game ini.
Two Point Museum nantinya tersedia di platform PS5, Xbox Series, dan PC (Steam) tanggal 5 Maret 2025. Versi fisik untuk PS5 akan rilis lebih dulu tanggal 4 Maret 2025.