HomeReviewReview Survive the Fall: Terlalu Ambisius

Review Survive the Fall: Terlalu Ambisius

Survive the Fall adalah game indie bertema survival post-apocalyptic yang dikembangkan oleh Angry Bulls Studio. Mengusung dua mode permainan yang berbeda, game ini mencoba menawarkan pengalaman membangun komunitas sambil bertualang di dunia yang penuh bahaya.

Saya mendapat kesempatan untuk melakukan review Survive the Fall. Kesan yang saya dapatkan adalah game ini memiliki ambisi yang besar dibaliknya. Apakah ambisi ini bisa diterjemahkan dengan baik dalam gameplay?

Inilah pengalaman yang saya dapatkan selama memainkan game ini.

Review Survive the Fall: Membentuk Ulang Komunitas

Cerita dalam Survive the Fall dimulai ketika kamp komunitas milik dijarah oleh bandit. Tugas utama pemain adalah membangun kembali kamp tersebut, sekaligus mengumpulkan anggota komunitas yang tersebar.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, kalian harus menjelajahi berbagai area berbahaya. Kalian tidak hanya berhadapan dengan manusia yang bersenjata alias bandit, tapi juga monster dan mutant.

Menurut saya alur cerita yang ditawarkan oleh game ini terkesan klise dan mudah ditebak. Baik misi utama maupun side quest sama sekali tidak memberikan kejutan berarti. Atmosfer dan desain dunia di dalam game juga terasa generik, kurang memiliki identitas visual maupun nuansa khas yang bisa membedakannya dari game survival lain di pasaran.

Gameplay Punya Satu Masalah yang Sama

review survive the fall, game bergenre survival dengan latar post apocalyptic

Gameplay dalam dalam Survive the Fall dibagi menjadi dua mode utama, yaitu Camp dan Expedition. Dalam mode Camo, kalian akan diminta untuk mengelola aktivitas dari komunitas dalam sehari-hari. Mulai dari membangun fasilitas, memproduksi perlengkapan, hingga mengatur sumber daya. Pemain juga harus memantau kondisi setiap anggota, seperti tingkat kelelahan, kelaparan, dan infeksi.

Mode selanjutnya adalah Expedition. Setelah aktivitas harian selesai, pemain dapat memilih tiga anggota komunitas untuk menjalankan ekspedisi ke area-area berbahaya. Mode ini mencakup eksplorasi, bertarung melawan musuh, dan juga pengambilan keputusan dalam misi bercabang yang dapat mempengaruhi hasil akhir.

Meski kedua mode ini tampak saling melengkapi, keduanya memiliki masalah mendasar yang sama. Sistem manajemen terlalu kompleks, tapi kurang dioptimalisasi. Kalian tidak bisa memberikan perintah yang kompleks kepada AI secara otomatis. Sehingga kalian akan sibuk mengurus hal kecil ketimbang menikmati petualangan atau eksplorasi.

Kebutuhan sumber daya yang terus meningkat dan sistem pengurangan material secara acak saat melebihi kapasitas juga memperparah pengalaman bermain.

Bagian Combat Kurang

Pertempuran atau combat juga merupakan salah satu titik lemah game. Mayoritas pertempuran berlangsung secara keroyokan dengan tingkat kepintaran AI yang sangat sederhana. Akibatnya, fitur seperti Tactical Pause Control dan assassination menjadi kurang relevan dan sulit dimanfaatkan secara strategis. Tidak ada juga kedalaman atau variasi taktik yang berarti dalam setiap pertempuran.

Survive the Fall Dari Segi Performa

Dari segi teknis, performa game ini jauh dari kata mulus. Masalah stutter terjadi di banyak area. Saya juga sering mengalami crash secara berulang yang otomatis juga menganggu sesi bermain saya.

Kualitas audio Survive the Fall juga mengecewakan. Efek suara seperti tembakan dan ledakan terdengar sangat pelan dan tidak memberikan efek bahaya. Padahal efek seperti itu seharusnya ada di dalam game bertema survival ini.

Saya memainkan Survive the Fall di PC dengan menggunakan spesifikasi: CPU AMD Ryzen 7 2700X, GPU NVIDIA GeForce RTX 4070 Ti, RAM 32 GB, dan Storage SSD

Dengan spesifikasi tersebut, mestinya game ini dapat berjalan dengan mulus. Namun, kenyataannya masih ditemukan banyak masalah performa yang mengganggu pengalaman bermain.

Kesimpulan Review Survive the Fall

Kesimpulan saya dari review Survive the Fall adalah contoh dari game indiedengan visi yang besar, tapi belum mampu direalisasikan dengan baik. Kombinasi antara sistem manajemen yang terlalu menyita waktu, gameplay yang repetitif, serta combat yang kurang mendalam membuat game ini terasa cepat membosankan.

Meski begitu, game ini mungkin masih bisa menarik bagi penggemar berat genre survival yang suka tantangan manajerial. Namun, bagi kebanyakan pemain Survive the Fall lebih banyak memberikan rasa frustrasi dibandingkan rasa having fun.

Survive the Fall tersedia di PC (Via Steam, Epic Games Store, dan GOG).

REVIEW OVERVIEW

Visual & Grafis
Storyline
Gameplay
Sound (Soundtrack & sound effect)
Replay Value
Aryo
Aryo
Editor Playcubic. Gamer dengan cita-cita punya PC kelas dewa. Disamping PCnya ada PS5 dan Xbox Series X
RELATED ARTICLES

Terpopuler

Survive the Fall adalah game indie bertema survival post-apocalyptic yang dikembangkan oleh Angry Bulls Studio. Mengusung dua mode permainan yang berbeda, game ini mencoba menawarkan pengalaman membangun komunitas sambil bertualang di dunia yang penuh bahaya. Saya mendapat kesempatan untuk melakukan review Survive the Fall. Kesan...Review Survive the Fall: Terlalu Ambisius