spot_img
HomeBerita GameReview Star Ocean: The Divine Force: Serasa Main Game Jadul yang Seru

Review Star Ocean: The Divine Force: Serasa Main Game Jadul yang Seru

Square Enix memiliki banyak franchise game RPG. Siapa yang tidak kenal dengan Final Fantasy? Ini adalah salah satu contoh dari franchise RPG milik Square Enix yang sudah mendunia. Lalu bagaimana dengan Star Ocean? Apakah kamu kenal dengan judul game ini?

Game buatan developer Tri-Force ini mungkin tidak setenar Final Fantasy. Namun, dari segi umur franchise ini bisa dibilang sudah cukup tua yaitu sejak tahun 1996. Nah pada tahun 2022, Tri-Force kembali menelurkan seri baru game Star Ocean. Game ini berjudul Star Ocean: The Divine Force.

Star Ocean: The Divine Force bisa dibilang sebagai proyek ambisius. Platform yang dituju oleh game ini adalah konsol next-gen yaitu PS5 dan Xbox Series selain PC. Karena rilis di konsol next-gen tentunya kita sebagai gamer berharap game ini akan memiliki tampilan grafis yang memukau. Apakah ekspektasi ini akan terealisasi?

Tim Playcubic telah mendapat kesempatan untuk mereview Star Ocean: The Divine Force di PC. Total waktu yang sudah habis digunakan untuk mencoba game ini kira-kira adalah 10 jam. Bagaimana pengalaman Tim Playcubic ketika memainkan Star Ocean: The Divine Force? Simak reviewnya berikut:

Alur Cerita Tentang Peradaban yang Berbeda-Beda di Angkasa Luar

Game Star Ocean selalu mengangkat tema tentang peradaban di angkasa luar. Tentang bagaimana galaksi yang terdiri dari berbagai macam planet. Dimana setiap planet memiliki peradaban yang berbeda-beda. Ada planet yang peradabannya sudah maju, ada juga yang masih terbelakang. Tema inilah yang diangkat dalam Star Ocean: The Divine Force.

Latar cerita dari Star Ocean: The Divine Force diawali dari planet Aster IV. Sebelum memulai permainan, kamu akan ditawari pilihan untuk memilih dua karakter utama, Raymond Lawrence atau Laeticia Aucerius. Raymond adalah seorang pedagang angkasa luar yang terdampar di planet Aster IV setelah kapalnya diserang. Sedangkan Laeticia adalah putri dari kerajaan Aucerius yang berkuasa di planet Aster IV.

Sistem dua karakter utama ini menghadirkan dua sudut pandang yang berbeda tergantung dengan karakter yang dipilih. Kebetulan Tim Playcubic memilih Raymond. Kebanyakan Raymond memang bertualang bersama Laeticia. Tapi ada momen dimana keduanya berpisah. Karena sudah memilih Raymond, maka tim Playcubic tidak bisa mengikuti cerita dari Laeticia. Mungkin untuk game kedua nanti tim Playcubic baru akan memilih Laeticia untuk mengetahui apa yang terjadi. Ini adalah plus untuk replay value.

Action RPG Tanpa Random Encounter

Star Ocean: The Divine Force adalah game action RPG. Musuh di game ini tidak akan menunggu giliran untuk menyerang, sehingga pemain harus terus membuat keputusan instan saat bertempur. Jika merasa kesulitan untuk beradaptasi, kamu bisa mengubah tingkat kesulitan kapan saja.

Saat bertempur kamu juga bisa mempause permainan untuk sekedar mengambil nafas. Kamu juga bisa dengan bebas mengganti-ganti karakter saat bertempur untuk disesuaikan dengan kondisi.

Game ini tidak memiliki random encounter. Artinya musuh tidak mendadak muncul begitu saja, melainkan bisa dilihat langsung. Ketika musuh melihat karaktermu otomatis battle langsung dimulai. Karena bisa dilihat, kamu juga bisa menentukan strategi apakah mau melawan musuh tersebut atau diskip.

Bertarung melawan monster di Star Ocean: The Divine Force bisa dibilang agak chaotic bagi gamer baru. Tapi begitu sudah beradaptasi, pertarungan justru menjadi menarik karena banyak hal yang bisa dilakukan.

Beragam Playable Character dengan Skill Berbeda-Beda

Dalam petualangannya, Raymond dan Laeticia akan ditemain oleh anggota tim. Ada Albaird Bergholm, kesatria sekaligus teman masa kecil Laeticia. Lalu ada Midas Felgreed, seorang penyihir atau yang di planet Aster IV dikenal sebagai Semiomancer, Tidak lupa dua ‘waifu material’ yaitu Nina DeForges dan Elena. Nina adalah seorang penyembuh atau Iatrimancy sedangkan Elena adalah anggota tim dari Raymond yang ikut terdampar di Aster IV. Masih banyak karakter lain yang Tim Playcubic sengaja tidak sebutkan. Untuk tahu kamu harus memainkan sendiri gamenya.

Setiap karakter akan memiliki skill yang berbeda-beda. Fungsi mereka juga berbeda dalam pertempuran. Misalnya Nina adalah seorang healer sekaligus buffer. Skill yang ia miliki hanya terbatas untuk menyembuhkan dan memberikan efek status tambahan kepada anggota party lain. Berbeda dengan Raymond dan Midas yang merupakan karakter spesialis menyerang. Tapi skill Raymond dan Midas juga tidak sama. Raymond condong kepada serangan physical dan jarak dekat. Sedangkan Midas menggunakan serangan magic dari jarak jauh.

Pastikan juga untuk selalu memeriksa skill tree setiap karakter. Melalui skill tree pemain bisa mengkuatkan atribut atau mempelajari skill tertentu. Skill yang sudah didapat lalu bisa dipasang dalam slot chain combo untuk menghasilkan serangan mematikan. Skill juga dapat ditingkatkan levelnya untuk mendapatkan efek dan damage yang lebih baik. Adalah tugasmu untuk menemukan formasi tim yang paling cocok dalam game ini.

Selain bertempur bersama, setiap karakter juga dapat diajak untuk berinteraksi. Fitur ini dinamakan Private Actions. Melalui fitur ini pemain bisa mengenal lebih jauh kepribadian dan motivasi mereka. Cara mengaktifkannya cukup dengan masuk ke kota dan ajak bicara karakter-karakter anggota party. Jika beruntung, pemain bisa mengaktifkan Private Action.

D.U.M.A. Si Robot yang Serba Bisa

Untuk membuat gameplay Star Ocean: The Divine Force menjadi lebih seru, dibuatlah D.U.M.A. oleh developer Tri-Force.

Ia adalah robot kecil yang akan menemani petualangan Raymond dan Laeticia. Tapi fungsi D.U.M.A. bukan sebagai karakter comic relief, melainkan adalah aset penting baik dalam pertempuran maupun eksplorasi.

Pada pertempuran kamu bisa menggunakan D.U.M.A. untuk serangan kombinasi bernama VA Rush. Karaktermu bersama dengan D.U.M.A. akan menabrak musuh dan menghasilkan damage besar. Sesaat sebelum menabrak, kamu bisa membelokkan karaktermu untuk menciptakan serangan Blindside. Serangan ini akan memberikan efek stun kepada musuh yang diserang sekaligus musuh lain yang ada disekitarnya. Perhatian, VA Rush tidak bisa digunakan secara terus menerus karena mengkonsumsi VA Gauge.

Untuk eksplorasi, kamu bisa menggunakan D.U.M.A. untuk terbang dan mengakses wilayah-wilayah tertentu dalam map. Sekedar informasi, map di Star Ocean: The Divine Force cukup luas tapi bukan sepenuhnya open world. Biasanya dalam satu map bisa terdapat peti harta karun atau yang lebih penting D.U.M.A. Point. Fungsi D.U.M.A. Point adalah mendapatkan skill baru untuk D.U.M.A. dan juga bisa untuk meningkatkan efektivitasnya. Semakin kuat skill yang dimiliki oleh D.U.M.A. maka akan semakin optimal pula penggunaanya dalam battle maupun eksplorasi.

Memiliki Fitur Crafting

Layaknya game RPG yang lain, Star Ocean: The Divine Force juga memiliki fitur crafting. Ada beberapa tipe crafting yang bisa dilakukan di game ini. Tipe crafting yang sudah tim Playcubic unlock adalah Compunding, Crafting, dan Smithery. Tipe crafting yang lain baru bisa dibuka setelah menjalankan misi yang diberikan oleh Welch Vineyard.

Desain Karakter Kaku

Ada beberapa kekurangan yang tim Playcubic temukan di Star Ocean: The Divine Force. Kekurangan yang paling kentara adalah dari segi grafis. Untuk ukuran game yang sudah rilis di konsol next-gen, Star Ocean: The Divine Force justru terlihat seperti game jadul yang dibuat untuk konsol lawas. Ditambah desain dan animasi karakter terkesan kaku sehingga kurang enak untuk dilihat.

Ada juga masalah sinkronisasi antara gerakan mulut karakter dengan suara dari VA. Kebetulan tim Playcubic menggunakan VA berbahasa Inggris. Sering terjadi gerakan mulut karakter yang tidak sinkron dengan suara VA.

Kekurangan lainnya adalah penggunaan font huruf di bagian menu yang terlalu kecil. Ini cukup membingungkan terutama ketika sedang menaikkan level skill. Font untuk huruf skill point kurang terlihat sehingga sempat membuat bingung tim Playcubic.

Star Ocean: The Divine Force Dari Segi Teknis

Selama memainkan Star Ocean: The Divine Force, tim Playcubic tidak menemukan kendala teknis. Game ini bisa lancar dimainkan dengan spesifikasi PC yang Playcubic gunakan yaitu i5-9400F, GeForce RTX 2060, dan RAM 16GB.

Untuk pilihan grafis, Star Ocean: The Divine Force menyediakan setting untuk tingkat grafis low, normal, dan high. Ada juga pilihan custom dimana pemain bisa menghidup-matikan fitur-fitur grafis yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Sebagai entry terbaru dari seri game utama, Star Ocean: The Divine Force tidak mengecewakan. Dari segi cerita ada dua sudut pandang berbeda karena adanya dua karakter protagonist. Ini otomatis menjadi alasan untuk memainkan gamenya lebih dari sekali. Gameplay action tanpa random encounter juga menjadi nilai plus

Kekurangan Star Ocean: The Divine Force menurut tim Playcubic datang dari segi grafis. Seandainya kamu memainkan game ini dengan konsol next-gen atau PC high end, bersiaplah untuk kecewa.

*Game untuk review disediakan oleh Square Enix

REVIEW OVERVIEW

Visual & Grafis
Storyline
Gameplay
Sound (Soundtrack & sound effect)
Replay Value
Aryo
Aryo
Editor Playcubic. Gamer dengan cita-cita punya PC kelas dewa. Disamping PCnya ada PS5 dan Xbox Series X
RELATED ARTICLES

Terpopuler

Star Ocean: The Divine Force memiliki gameplay yang menarik karena tidak lagi terikat dengan konsep baku RPG turn-based. Alur cerita game ini juga menarik untuk diikuti karena memiliki dua sudut pandang berbeda. Sayang dari segi grafis game ini malah terlihat seperti game jadul, bukan game yang kekinian. Review Star Ocean: The Divine Force: Serasa Main Game Jadul yang Seru