Tahun 2024 memang betul-betul adalah Year of Shadow. Menjelang penayangan film Sonic the Hedgehog 3 yang menampilkan Shadow di akhir tahun 2024, Sega terus mendorong landak hitam ini. Salah satunya dalam bentuk game yaitu Sonic X Shadow Generations.
Sonic X Shadow Generations pada dasarnya adalah versi separuh-remaster dari game Sonic Generations 2011. Kenapa saya menyebutnya separuh-remaster? Karena ada konten baru yang disisipkan di game ini dan berhubungan dengan Shadow.
Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk mereview Sonic X Shadow Generations versi PC. Saya penasaran bagaimana Sega mendesain game dengan Shadow sebagai karakter utamanya, mengingat game terakhir Shadow rilis 19 tahun yang lalu.
Separuh-Remaster
Cerita utama dari game ini masih tentang Sonic yang bekerja sama dengan versi klasiknyanya untuk melewati berbagai level yang terinspirasi dari petualangan mereka sebelumnya. Setiap level akan memiliki dua act. Untuk act pertama diisi oleh Sonic klasik dalam mode 2D. Sedangkan act kedua baru menghadirkan Sonic modern yang berlari dalam dunia 3D di area yang sama.
Daya tarik utama dari Sonic X Shadow Generations separuhnya lagi yaitu konten baru bernama Shadow Generations. Sesuai judulnya, konten ini menampilkan si landak hitam Shadow, yang masih mengalami amnesia dan mencari jawaban mengenai asal-usul serta tujuan hidupnya. Pemain juga akan menyaksikan kembalinya ancaman dari masa lalu Shadow, Black Doom. Buat kalian yang belum tahu, Black Doom adalah sosok alien jahat yang menjadi dalang di balik terciptanya Shadow.
Ingin tampil berbeda dengan Sonic, Sega membuat cerita Shadow Generations menjadi lebih gelap dan “edgy”. Developer juga memperlihatkan sisi kreatifnya dengan menciptakan berbagai momen yang mencolok, seakan menandakan bahwa Shadow bukanlah Sonic. Pada level pertama misalnya, kalian bisa melihat perubahan di area permainan yang mirip seperti mirror dimension di dalam film Dr. Strange.
Dari segi format, Shadow Generations memiliki model yang sama dengan Sonic Generations. Setiap stage akan memiliki dua act yang dibagi menjadi mode 3D dan 2D. Kalian setidaknya memerlukan waktu 5-6 jam untuk menyelesaikan cerita dari Shadow Generations, yang jika ditambah dengan Sonic Generations bisa menjadi 9-10 jam. Waktu ini bisa bertambah lagi jika kalian juga mengumpulkan collectibles dan menyelesaikan semua challenge.
Developer juga mendesain alur cerita di Shadow Generations berhubungan di game-game Sonic yang lain, di mana Shadow pernah muncul. Meski hanya didesain secara minimal, pemain setidaknya bisa merasakan hubungan antara Shadow dengan franchise Sonic. Selain itu Shadow Generations juga merupakan momen nostalgia karena kalian bisa menyaksikan kembalinya beberapa musuh lama Shadow.
Peningkatan Grafis Ada Meski Tidak Kentara
Dari segi grafis terdapat peningkatan meski tidak terlalu kentara di Sonic X Shadow Generations. Kalian bisa melihatnya dari setiap stage yang ada di game. Pada versi remaster ini setiap stage terasa lebih halus dan juga hidup, membuat musuh, rintangan, dan juga pegas jadi sedikit lebih mudah untuk terlihat saat Sonic dan Shadow bergerak dalam kecepatan tinggi.
Kalian juga bisa melihat perbedaan kualitas grafis dan visual untuk bagian Sonic Generations dan Shadow Generations. Tapi hal ini wajar mengingat konten Shadow memang merupakan konten baru, bukan remaster seperti bagian Sonic.
Gameplay Shadow Lebih Menarik Dibanding Sonic
Dari segi gameplay, Sonic Generations tidak berbeda dengan game Sonic yang lain. Si landak biru masih mengandalkan kecepatannya untuk menyelesaikan stage dan menyerang musuh dengan spin attack. Saya jujur lebih tertarik dengan apa yang disajikan oleh developer ke dalam gameplay Shadow.
Karena berasal dari data yang diperoleh dari Black Doom, Shadow memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan kegelapan atau Doom Power. Pada awal permainan, Shadow memulai petualangannya dengan kemampuan Chaos Dash, dan seiring berjalannya cerita permainan, ia akan mendapatkan berbagai macam kekuatan Doom Power.
Misalnya Doom Wings yang memberikan Shadow sayap dan membuatnya dapat terbang dalam jarak pendek. Doom Spear dimana Shadow bisa menembakkan tombak, atau Doom Surf yang membuat Shadow menaiki semacam ikan pari hitam untuk berseluncur di atas air. Setiap kemampuan didesain sedemikian rupa untuk melewati rintangan tertentu di dalam level.
Shadow juga memiliki akses untuk kekuatan spesialnya yaitu Chaos Control. Jika bar dari kemampuan ini sudah penuh, Shadow dapat menghentikan waktu untuk sementara. Kemampuan ini juga menciptakan momen-momen fantastis dalam cutscene. Misalnya ketika Shadow menghentikan waktu untuk menunda rudal yang ditembakkan ke dirinya, dan menghancurkannya dengan cara yang dramatis.
Meski memberikan warna tersendiri, Doom Power ini kadang juga bisa terasa aneh dan canggung, rasanya kurang sesuai dengan game. Misalnya kekuatan Doom Morph yang mengubah Shadow menjadi makhluk berlendir yang dapat berayun-ayun layaknya Spider-Man. Tapi kembali lagi, ini adalah cara dari developer yang berusaha untuk membentuk identitas Shadow dan membedakannya dengan Sonic.
Selain itu saya juga merasakan beberapa Doom Power yang justru merusak gameplay. Banyak momen dimana ketika Shadow sedang berlari dengan kencang dan mendadak muncul peringatan secara sekilas yang mengingatkan pemain untuk menggunakan Doom Power tertentu. Hal ini menurut saya mengganggu, karena membuat Shadow menjadi sulit untuk dikendalikan, dan biasanya berujung dengan game over. Kalian harus mengulang kembali permainan dari checkpoint terakhir.
Selain level utama, terdapat juga level challenge, seperti menghancurkan sejumlah target sebelum mencapai garis akhir atau menyelesaikan stage hanya dengan satu ring saja. Stage challenge ini harus diselesaikan untuk membuka akses ke boss fight dan membuka stage berikutnya.
Penyempurnaan Hub World dan Soundtrack
Sonic X Shadow Generations juga mengembangkan hub world yang serba putih dari Sonic Generations. Dalam game ini hub world yang dulunya 2D menjadi 3D yang semakin meluas setiap kali kalian menyelesaikan semua stage bersama bosnya.
Developer juga mengisi Hub world dengan berbagai macam treasure chest yang bisa dibuka dengan kunci yang telah dikumpulkan. Treasure chest ini berisi collectibles, seperti artwork, soundtrack, hingga catatan tentang karakter Shadow. Kalian juga bisa berlatih menggunakan kemampuan Doom Power Shadow di hub world.
Soundtrack Shadow X Generations juga patut diacungi jempol. Hasil aransemen ulang musik dari game originalnya di 2011, memberikan tidak hanya momen nostalgia, tapi juga beat yang enak untuk didengarkan. Jika kalian adalah fans Sonic sejati, kalian tidak boleh tidak mendengarkan soundtrack yang ada di dalam game ini.
Sonic X Shadow Generations Dari Segi Teknis
Saya memainkan Sonic X Shadow Generations di PC dengan spesifikasi i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB. Setelah lebih dari 10 jam memainkannya, saya tidak pernah mengalami masalah teknis. Game ini menurut saya terbilang ringan dan tidak demanding.
Untuk bagian menu grafis, Sonic X Shadow Generations memiliki beberapa setting yang bisa diatur. Misalnya special effect untuk cahaya seperti Bloom dan Volumetric Lighting, dan juga pengaturan framerate. Kalian bisa menyesuaikan itu semua agar sesuai dengan spesifikasi PC yang digunakan.
Kesimpulan
Sonic X Shadow Generations adalah contoh bagaimana Sega seharusnya membuat versi remaster dari game Sonic klasik. Tidak hanya meningkatkan kualitas grafisnya saja, Sega juga menambahkan konten baru yaitu Shadow Generations ke dalam game. Kehadiran Shadow membuat game ini menjadi fresh, sekaligus menambah variasi konten di dalam game. Sonic X Shadow Generations diharapkan bisa menjadi golden standard bagi Sega saat menghadirkan kembali game-game Sonic klasik lainnya di masa depan.
Hal yang saya sayangkan adalah konten dari Shadow Generations ini menurut saya terlalu sebentar. Bahkan seharusnya cerita dari Shadow bisa dijadikan sebagai game standalone, apalagi mengingat tidak lama lagi fans Sonic akan disuguhi oleh Shadow/Keanu Reeves di film Sonic the Hedgehog 3.