Pertama-tama saya ingin ucapkan terima kasih banyak kepada Bandai Namco Entertainment Asia yang telah memberikan kode game Once Upon A Katamari untuk saya mainkan di Nintendo Switch OLED. Setelah menjajal game ini beberapa hari, saya bisa bilang satu hal bahwa Once Upon A Katamari sangat-sangat seru!
Kembali Menggulung Dunia…
Setelah absen lebih dari satu dekade, seri Katamari Damacy akhirnya kembali dengan Once Upon A Katamari. Game ini melanjutkan formula klasik yang dulu membuatnya jadi legenda di PS2, menggulung apa pun yang ada di depan mata hingga bola kita jadi raksasa. Bedanya, kali ini kita melakukannya sambil menjelajahi waktu.

Cerita dibuka dengan kekonyolan khas Katamari: Sang Raja dari Segala Kosmos (yang flamboyan sekaligus absurd) secara tidak sengaja menghancurkan Bumi dan seluruh bintang hanya karena bersih-bersih rumah. Maka, tugas mengembalikan alam semesta jatuh ke tangan sang Pangeran mungil, yang kini harus berkelana ke berbagai era — dari zaman dinosaurus di era Jurassic, Mesir kuno, Edo Jepang, hingga Wild West yang liar. Semua bisa kamu gulung, mulai dari semut, pedang samurai, mumi, hingga… dinosaurus dan piramida.
Gameplay
Gameplay-nya masih sederhana tapi memikat: kamu menggulung bola katamari, menempelkan benda-benda kecil, dan tumbuh semakin besar agar bisa menyapu benda-benda yang lebih besar. Awalnya kamu hanya bisa menggulung jepitan kertas, tapi sebelum sadar, kamu sudah menelan seluruh kota. Sensasinya tuh… therapeutic. Ada sesuatu yang menenangkan dalam kekacauan warna-warni ini.

Versi Once Upon A Katamari menghadirkan dua skema kontrol: mode klasik dual-stick yang agak kaku tapi akurat, dan mode Simple yang lebih mudah buat pemain baru. Di Switch OLED, kontrolnya terasa nyaman dan responsif, meskipun kadang masih ada momen frustrasi ketika bola tersangkut di sudut ruangan atau kamera jadi bandel. Tapi ya… itu bagian dari pesonanya.
Kalian bisa menyaksikan bagaimana serunya saya mencoba Once Upon A Katamari pada video di bawah ini
Fitur Baru
Yang paling menyegarkan dari edisi ini adalah hadirnya power-up alias Freebies. Kamu bisa memungut Magnet untuk menarik benda di sekitar, Stopwatch untuk menghentikan waktu, Radar untuk mencari item tersembunyi, hingga Rocket untuk melesat cepat. Fitur ini nggak mengubah keseimbangan game, tapi memberi variasi baru yang membuat tiap stage terasa lebih dinamis.
Ada juga KatamariBall, mode multiplayer online yang bikin ketagihan. Empat pemain akan bersaing menggulung sebanyak mungkin benda di arena yang sama, lalu mengirimkan hasil gulungan ke UFO raksasa untuk mendapatkan poin. Kesan pertarungannya ringan, tapi adiktif banget, apalagi kalau kamu bisa menggulung lawanmu sendiri buat tambahan skor!

Sayangnya, couch co-op alias mode lokal belum tersedia, padahal akan seru banget kalau bisa main bareng keluarga di satu layar.
Visual dan Performa di Switch OLED
Secara visual, Once Upon A Katamari tetap mempertahankan gaya low-poly psychedelic khas seri ini, aneh, lucu, dan penuh warna. Di layar OLED, warna-warna pastel yang cerah benar-benar pop out, bikin tiap level terasa hidup.

Performa di Nintendo Switch OLED berjalan mulus di 30–60 fps, meski ada sedikit frame drop di area yang sangat ramai. Waktu loading singkat, sekitar 2–3 detik, jadi kamu nggak akan lama menunggu untuk kembali menggulung dunia.
Musik Yang Bikin Nagih
Ngomongin Katamari tanpa menyebut soundtrack-nya rasanya dosa. Once Upon A Katamari punya musik yang eclectic, dari J-pop manis, funk kosmik, sampai jazz aneh yang bikin kamu senyum-senyum. Setiap level terasa seperti pesta kecil. Bahkan obrolan absurd sang Raja pun terdengar seperti bagian dari lagu.

Bandai Namco bahkan merilis deluxe edition berisi lebih dari 50 lagu dari seri sebelumnya, dan percayalah, itu layak dibeli kalau kamu pecinta musik game.
Replay Value
Game ini punya sekitar 50 stage utama, yang masing-masing bisa kamu mainkan ulang dengan berbagai objektif, mengumpulkan item tertentu, mencapai ukuran tertentu, atau mencari tiga mahkota tersembunyi di setiap level. Ada juga lusinan Cousins (karakter unik) yang bisa kamu buka, serta Presents untuk kostum dan aksesori.

Main story bisa kamu tamatkan dalam 8–10 jam, tapi kalau kamu tipe pemain yang perfeksionis, siap-siap tenggelam berjam-jam untuk mengoleksi semuanya.
Sedikit Kekurangan, Tapi Masih Menggulung Hati

Tentu nggak semuanya sempurna. Dialog Sang Raja yang terlalu panjang kadang bikin pacing terganggu, dan beberapa area sempit bisa bikin bola katamari nyangkut sampai frustrasi. Tapi itu bukan masalah besar, justru bagian dari identitas game ini yang nyentrik dan self-aware.
Kesimpulan

Once Upon A Katamari adalah bukti bahwa formula klasik tidak perlu diubah total untuk tetap relevan. Dengan kontrol yang disempurnakan, fitur baru seperti power-up, mode multiplayer seru, dan desain level yang kreatif, game ini sukses mengembalikan keajaiban dan keanehan khas Katamari Damacy.
Ia bukan hanya sekadar game, tapi juga pengalaman meditatif yang penuh warna, tawa, dan nostalgia. Cocok untuk dimainkan santai di sofa, atau untuk maraton panjang di akhir pekan sambil ngopi.
Kalau kamu pernah main Katamari Damacy dulu di PS2, game ini bakal bikin kamu merasa muda lagi. Dan kalau ini pertama kalinya kamu mengenal dunia Katamari, selamat datang di salah satu seri paling aneh dan menawan yang pernah ada.
