Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess adalah formula baru yang dicoba untuk diperkenalkan oleh Capcom. Mereka mengkombinasikan elemen Tower Defense dan budaya Jepang. Game dengan genre Tower Defense sendiri tidak termasuk niche di kategori gaming dan tidak sepopuler seperti genre FPS dan RPG misalnya. Mungkin Capcom melihat peluang tersebut dan akhirnya memutuskan untuk membuat game ini.
Setelah memainkan versi review Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess di PC, saya akui jika Capcom berhasil mempoles game ini. Pertanyannya adalah apakah game ini akan menyenangkan jika dimainkan?
Cerita Tentang Pendeta, Penjaga, dan Setan
Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess menyajikan cerita hampir tanpa dialog. Cerita berawal dari gunung Kafuku yang di dalam game merupakan tempat suci. Namun kesucian ini telah tercemar oleh Seethe, yang merupakan representasi dari iblis dan roh jahat, atau dalam bahasa Jepangnya adalah Yokai.
Pemain akan menjadi Soh, seorang Guardian yang dipanggil oleh pendeta suci Yoshiro. Tujuan utama pemain adalah memimpin Yoshiro untuk mensucikan kembali gunung Kafuku. Soh bersama dengan Yoshiro akan melalui jalanan setapak di gunung sambil menolong desa-desa dan penduduknya yang telah terkontaminasi oleh Seethe. Dalam perjalanan kalian juga akan berhadapan dengan pemimpin dari Seethe untuk mendapatkan kembali topeng sakral. Topeng ini nantinya dapat digunakan untuk memberikan penduduk desa yang sudah diselamatkan kemampuan khusus untuk membantu Yoshiro dan Soh dalam perjalanannya.
Mungkin cerita yang disajikan dalam Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess akan lebih menarik jika ada Soh memiliki dialog sehingga ia bisa berinteraksi.
Representasi Religi dengan Visual dan Warna
Mungkin bagi developer cerita bukanlah fokus utama dari Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess. Justru yang menjadi sorotan utama adalah segi visualnya. Meski tidak menyodorkan grafis seperti game AAA, Kunitsu-Gami masih memiliki daya tarik lain yang tidak kalah menarik. Visual game ini penuh dengan warna yang artistik. Ditambah lagi desain musuh yang rumit, menakjubkan, sekaligus mengerikan. Sangat tepat untuk merepresentasikan Yokai.
Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess merupakan game spesial untuk Capcom. Karena game ini mengkombinasikan genre Tower Defense dengan elemen dari ajaran Shinto. Selama permainan pemain akan diberikan gambaran tentang ritual-ritual yang dikemas dengan visual menarik dan penuh akan warna. Misalnya jalur yang dibuat oleh Soh sebagai jalur bagi Yoshiro untuk mensucikan Torii Gate akan menampilkan efek seperti kelopak bunga (Atau tangan) yang mekar.
Desain dari Seethe juga patut diacungi jempol. Developer melakukannya dengan sangat terperinci sehingga setiap monster terlihat menakjubkan sekaligus mengerikan. Kamaitachi yang biasanya di dalam anime digambarkan sebagai sejenis rubah dengan sabit, di Kunitsu-Gami justru terlihat seperti isi jeroan manusia yang memiliki kepala dan sabit. Lalu ada Raikobo yang bisa dibilang adalah Ramuh versi Kunitsu-Gami.
Setiap monster juga memiliki palet warna yang berbeda-beda. Notsugo yang terlihat seperti kodok memiliki pola unik. Bagian kepala monster ini memilki motif kotak-kotak berwarna merah yang ternyata adalah matanya. Monster ini juga memiliki semacam surai juga berwarna merah yang menurut saya adalah bagian insang.
Mengerikan, memiliki beragam warna, namun tetap harmonis. Tidak hanya dari musuh saja, konsep ini juga terlihat di dalam lingkungan yang ada di game. Sepertinya developer betul-betul menginginkan pemain untuk merasakan seakan-akan berada di dalam alam roh.
Tower Defense Dengan Twist
Dari gameplay Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess tidak terlalu berbeda dengan game Tower Defense lain. Mekanik yang sudah ada dalam game dengan genre tersebut diolah kembali dengan polesan baru.
Dalam permainan, Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess akan memiliki dua fase yaitu siang dan malam. Pada waktu siang, tujuan pemain adalah mengumpulkan kristal dengan cara mensucikan wilayah yang terkontaminasi oleh Seethe, menyelamatkan penduduk desa yang ditangkap, dan membuka jalur roh agar Yoshiro dapat mencapai Torii Gate. Ketika malam tiba, pemain bersama dengan penduduk desa yang sudah diselamatkan harus menghalau Seethe yang mendatangi Yoshiro. Jika nyawa Yoshiro habis, maka permainan akan selesai.
Soh sebagai karakter yang digunakan oleh pemain akan memiliki kemampuan beladiri dengan menggunakan katana. Ada dua tipe serangan yang bisa digunakan oleh Soh yaitu normal attack dan strong attack. Keduanya bisa dikombinasikan untuk menciptakan serangan yang kuat.
Pemain juga bisa melakukan kustomisasi kepada Soh dengan menggunakan Tsuba Guard dan Mazo Talisman. Tsuba Guard akan memberikan skill spesial untuk Soh, sedangkan Mazo Talisman memberikan berbagai macam skill pasif. Kekurangan dari gameplay saat menggunakan Soh adalah tidak ada fitur targeting. Akibatnya skill untuk bertahan (Kecuali dodge) jadi hampir tidak berguna.
Mekanik Manajemen Pasukan
Soh tidak sendirian saat melawan gerombolan Seethe. Pemain bisa memberikan penduduk desa yang diselamatkan beragam job class. Mulai dari job class spesialis jarak dekat seperti Woodcutter dan yang lebih khusus seperti Sumo yang dapat menarik perhatian musuh. Lalu ada juga job class jarak jauh seperti Archer yang menurut saya adalah Meta di game ini, atau Cannoner yang merupakan spesialis serangan area.
Setelah menentukan job classnya, pemain harus menempatkan mereka di posisi yang sesuai untuk mempertahankan Yoshiro. Pemain juga dapat mengubah posisi mereka secara real-time selama combat. Fitur ini sangat membantu terutama dalam situasi yang chaotic. Pemain juga bisa memanfaatkan fitur ini untuk mengambil napas ketika berada dalam situasi yang sulit. Karena waktu akan melambat ketika kalian mengatur posisi pasukan.
Untuk memperkuat job class yang digunakan oleh pasukan, pemain bisa memakai poin yang dinamakan Musubi untuk meningkatkan kemampuan. Musubi bisa didapatkan dari menyelesaikan stage atau challenge, dan membangun kembali desa. Poin ini juga dapat direset ulang tanpa harus membayar apapun, sehingga membuka kesempatan untuk bereksperimen secara bebas dengan job class yang ada.
Tidak Hanya Sekedar Tower Defense
Mekanik Tower Defense yang ditawarkan dalam Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess menurut saya agak repetitif. Untungnya developer menambahkan beragam variasi yang membuatnya jadi tetap menarik dan menantang.
Selain Tower Defense tradisional, Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess juga menawarkan Tower Defense Boss Fight. Dalam mode permainan ini, pemain akan berhadapan dengan boss sambil mempertahankan Yoshiro. Boss Fight di Kunitsu-Gami menurut saya juga cukup menantang. Karena beberapa boss memiliki tingkat kesulitan tinggi. Ditambah lagi saya juga harus terus memantau Yoshiro agar tidak tewas.
Mekanik baru lainnya adalah membangun berbagai macam sarana dan alat untuk membantu saat malam hari tiba. Misalnya pemain bisa membangun platform tinggi yang bisa digunakan untuk job class jarak jauh agar serangannya lebih efektif. Bisa juga dengan membangun semacam pagar ghaib untuk menahan sementara gelombang serangan dari Seethe.
Pemain juga tidak boleh lengah, karena taktik yang sama bisa jadi tidak lagi efektif. Setiap stage selalu akan memperkenalkan mekanik atau Seethe jenis baru. Monster ini akan memiliki gaya menyerang yang bar. Pemain harus bisa beradaptasi dengan ini dan membuat taktik baru yang lebih efektif.
Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess juga memiliki semacam mekanik base building. Setelah berhasil mensucikan desa yang dicemari oleh Seethe, pemain bisa membangun ulang desa tersebut. Setiap bangunan yang berhasil diperbaiki akan memberikan hadiah ke pemain dalam bentuk sumber daya Musubi atau manisan yang bisa dimakan oleh Yoshiro.
Proses perbaikan ini membutuhkan waktu dan sayangnya developer tidak mengimplementasi mekanik untuk mempercepat waktu. Jadi satu-satunya cara adalah mengulang kembali stage yang sudah diselesaikan. Memang ada challenge yang bisa diselesaikan oleh pemain, tapi mengulang-ulang terus tetap akan membuat bosan.
Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess Dari Segi Teknis
Saya memainkan Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess di PC. Spesifikasi PC yang saya gunakan adalah i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB. Setting grafis yang saya gunakan adalah medium. Selama bermain saya tidak pernah mengalami masalah seperti crash atau stutter. Game ini juga sudah didukung oleh fitur upscaling baik untuk AMD maupun NVIDIA.
Kesimpulan
Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess adalah game yang unik di tahun 2024. Karena dibuat oleh Capcom, ada harapan bahwa game ini akan menawarkan pengalaman yang lazim di game kategori AAA. Tapi nyatanya tidak. Game ini justru memakai konsep yang bisa dibilang niche. Gameplay Tower Defense di Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess cukup menarik karena menghadirkan beragam mekanik dan tantangan yang selalu diperbarui.
Justru yang menarik dari game ini menurut saya adalah bagaimana developer mengintegrasikan hal-hal yang ada di dalam religi dan ritual Jepang ke dalam game. Selain itu soundtrack game ini juga asyik untuk didengarkan. Sebagai pengganti dari Okami, Kunitsu-Gami: Path Of The Goddess menurut saya “lumayan”.