Akhir minggu ini tim Playcubic berkesempatan untuk menjajal sambil mengulas game terbaru besutan Square Enix berjudul Harvestella. Versi game yang Playcubic mainkan adalah versi Nintendo Switch.
Sebelum membahas lebih lanjut, saat mulai memainkan game ini, tepat di menu awal game pada pemilihan karakter, tim Playcubic sempat tersenyum saat dihadapkan dengan pilihan gender karakter. Ada tiga gender yang bisa dipilih yaitu laki-laki, perempuan, dan non binary alias karakter dengan identitas yang tidak mengacu pada perempuan atau laki-laki. Hal ini tentunya sangat jarang dihadirkan oleh publisher ataupun developer game di game mereka. Tim Playcubic memilih karakter bergender laki-laki, yah walaupun penampilan dari karakter yang ada juga tidak terlalu maskulin.
*Klik untuk memperbesar gambar
Memadukan Gameplay Farming Simulator dengan RPG
Perlu diketahui bahwa selain di Nintendo Switch, Harvestella yang menghadirkan elemen game simulasi pertanian dengan petualangan RPG ini juga sudah tersedia di platform PC. Lalu apa saja yang bisa kita lakukan di Harvestella? Dalam game ini kita dihadapkan dengan sebidang tanah untuk kelola seperti layaknya seri game Harvest Moon. Namun kita juga harus menyelamatkan dunia dengan gameplay seperti seri game Final Fantasy.
Karakter yang kita mainkan menempati dunia yang “dikuasai” oleh empat kristal besar yang disebut oleh warga lokal sebagai Seaslight. Nah empat kristal ini mewakili empat musim yang ada di dunia dan akan berhubungan dengan kondisi lahan yang kita garap. Dunia yang kita jelajahi dalam game ini memiliki lima kota utama antara lain adalah Seaside Town Shatolla, Nemea Town dan Lethe. Kalian juga bisa memilih kelas karakter yang digunakan, mulai dari Fighter, Mage, Shadow Walker dan banyak lagi lainnya. FYI, terdapat total 12 kelas yang bisa kalian pilih loh!
*Klik untuk memperbesar gambar
Petualangan dalam game dimulai saat karakter kita yang tiba-tiba saja hadir di desa dengan keadaan setengah sadar bertemu dengan roh wanita yang tidak bernama. Setelah itu kita dibawa oleh penduduk desa lainnya ke sebuah rumah kosong lengkap dengan lahan pertanian. Petualangan pun semakin berkembang setelah muncul gadis yang awalnya disebut kaum Omen oleh para penduduk desa. Namun ternyata gadis bernama Aria ini hanyalah manusia biasa yang datang dari masa depan. Pada awal kita hadir di rumah kosong yang berlokasi di Bird’s Eye Brae, karakter kita sangat dibantu oleh dokter bernama Cres. Kita akan diberikan cangkul, alat penyiram tanaman dan juga sejumlah benih untuk ditanam.
*Klik untuk memperbesar gambar
Kamu harus memperhatikan memo yang terdapat dalam menu game. Fungsi memo adalah menuntun kita untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh karakter lain dalam game. Bisa digambarkan bahwa memo ini adalah turunan dari quest agar kita bisa menyelesaikan chapter game. Jangan lupa untuk tidur sebelum tengah malam, selain untuk menyimpan progress permainan, masuk ke rumah dan tidur sebelum tengah malam juga bisa mempersempit kemungkinan karakter game pingsan di jalan.
Map yang disediakan dalam game ini terbagi menjadi tiga jenis map. Pertama map dunia yang bisa kita lihat ketika keluar dari suatu lokasi. Lalu ke dua adalah map dungeon atau saya menyebutnya sebagai map utama. Terakhir adalah map untuk bertarung. Kadang ada kondisi dimana kita akan masuk dalam suatu map khusus bertarung, terutama jika pertarungan merupakan inti dari cerita utama.
Item dalam game yang bisa kita kumpulkan juga terlihat jelas. Kamu bisa dengan mudah mendapatkan item yang tersebar di suatu map karena informasi item tersebut bisa gampang dilihat. Namun item-item ini hanya bisa di-farming satu hari sekali. Jadi kamu harus tidur dan kembali lagi esok harinya untuk mendapatkan item di tempat yang sama.
*Klik untuk memperbesar gambar
Aktivitas Tidak Cuma Bertani Saja
Jangan fokus untuk bertani dan berpetualang saja. Ada kegiatan lain yang juga menarik dalam game ini selain dua hal utama tersebut. Kamu bisa memancing, memasak, berbincang dan berinteraksi dengan penduduk lokal, mengumpulkan item-item penting, memperbaiki rumah, membuat berbagai macam item berguna, dan lain sebagainya. Jadi jangan lupa jelajahi aspek lain dari game ini selain elemen bertani dan menyelesaikan misi cerita.
Gaya bertarung yang kalian temukan dalam game ini pastinya tidak akan terasa asing jika kalian adalah fans dari Square Enix. Game yang dikembangkan oleh studio  Live Wire ini akan membuat kita teringat dengan gaya bertarung di game Final Fantasy. Saat memainkan di Nintendo Switch Lite, kombinasi tombol yang digunakan untuk bermain terasa cukup mudah di eksekusi, jauh dari kata ribet. Mungkin satu-satunya hal yang agak membuat saya kurang nyaman dari game ini adalah bagian musiknya. Musik yang dimainkan saat kita berada di map membuat saya agak bosan, namun mungkin tidak dialami oleh gamer lainnya. Kembali lagi itu tergantung kepada selera masing-masing saja.
*Klik untuk memperbesar gambar
Kesimpulan
Mungkin ini adalah satu dari sekian banyak game besutan Square Enix yang cocok dimainkan di mode konsol genggam. Selain bisa dimainkan dengan bersantai, kamu juga bisa keluar dan masuk kembali ke permainan dengan mudah tanpa harus mengulang menu tampilan awal.
Grafis Harvestella di Nintendo Switch juga cukup dan masuk kategori aman untuk sebuah judul game baru seharga lebih dari USD 50. Untuk sisi cerita dan gameplay nampaknya tidak ada yang tim Playcubic keluhkan. Harvestella cocok bagi kamu yang senang bermain game bergenre simulasi pertanian dan juga cocok bagi kamu yang senang dengan genre petualangan RPG. Mungkin hanya bagian musik dalam game saja yang kurang cocok bagi telinga tim Playcubic.
Sepertinya cukup ulasan singkat dari tim Playcubic mengenai Harvestella versi Nintendo Switch. Kamu yang penasaran bisa membeli game versi fisiknya di marketplace lokal kesayangan atau langsung saja masuk ke eShop Nintendo Switch untuk membeli versi digitalnya. Akhir kata, tetap sehat dan selamat bermain!
*Game untuk review disediakan oleh Square Enix
#Beli Game Harvestella versi Nintendo Switch di sini