Jika berbicara tentang game yang mampu bertahan di hati fansnya selama puluhan tahun, maka Final Fantasy Tactics adalah salah satunya. Dirilis pada era konsol PlayStation tahun 90-an, game ini berhasil memikat gamer dengan sistem job yang kompleks, karakter yang berkesan, serta kisah bertema moralitas dan kekuasaan.
Meski tidak sepopuler saudara dan saudarinya, Final Fantasy Tactics tidak selesai hanya dengan satu game saja. Pada 2003 ada Final Fantasy Tactics Advance dan berlanjut dengan sekuel Grimoire of the Rift. Lalu di 2007 dibuatlah Final Fantasy Tactics: The War of Lions yang merupakan versi terupdate Final Fantasy Tactics.
Kini, Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles hadir sebagai versi modern dari Final Fantasy Tactics. Secara keseluruhan game ini tidak berubah, melainkan hanya dipoles ulang agar sesuai dengan ekspektasi gamer masa kini.
Konsep tersebut bisa kami mengerti setelah memainkan versi review Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles di PC selama lebih dari 10 jam. Kami yang dulu pernah memainkan game originalnya di PSOne, sekarang bisa memainkannya lagi di platform baru.
Inilah pengalaman yang kami rasakan selama memainkan gamenya.
Kembali ke Negeri Ivalice
Dari cerita Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles sama sekali tidak mengalami perubahan. Narasi masih disampaikan oleh seorang sejarawan di masa depan, yang menceritakan tentang fakta yang tersembunyi di balik perang, yaitu tentang sang tokoh utama Ramza Beoulve. Sejatinya ia adalah seorang pahlawan, namun justru dikenang sebagai penjahat dan penganut aliran sesat.
Cerita dari Final Fantasy Tactics sendiri akan dibagi menjadi 3 chapter. Dimulai dari awal ketika Ramza masih remaja dan masih menjadi seorang Squire, lalu ketika ia sudah dewasa dan bergabung dengan tentara bayaran, dan yang terakhir ketika ia dicap sebagai heretic.
Pada awalnya, cerita yang disajikan terkesan sederhana. Namun seiring waktu berkembang menjadi cerita yang penuh intrik. Tema politik, pengkhianatan, dan moralitas, terutama tentang kasta yang melibatkan bangsawan, pendeta dan rakyat biasa, hingga kekuatan supranatural, disajikan secara baik dalam game ini.
Kalian tidak perlu takut terintimidasi dengan ceritanya. Karena developer berhasil merajut semua elemen tersebut dalam satu alur cerita yang enak untuk diikuti. Dalam versi modern juga sudah diimplementasi fitur State of the Realm. Fungsi dari fitur ini adalah agar pemain bisa terus terupdate dengan situasi politik di Ivalice yang terus berubah. Untuk mengaksesnya kalian tidak perlu sampai membongkar bagian option, karena fitur ini mudah untuk ditemukan.
Pengisi Suara Mengubah Segalanya
Dulu di game originalnya, kami hanya bisa merasakan bagaimana kehidupan di Ivalice dengan membaca teks dialog. Pada versi modern pesan yang disampaikan menjadi dua arah, dari teks dan juga dialog lengkap dengan suara. Oleh karena itu, penambahan voice actor dalam game ini menurut kami adalah terobosan yang paling berpengaruh.
Setiap karakter di dalam game akan memiliki aksen masing-masing. Rakyat biasa dan tentara akan berbicara dengan logat yang agak kasar, sementara kaum bangsawan memiliki tutur yang elegan. Fitur baru ini tidak hanya membuat game jadi lebih imersif, tetapi juga memberi kedalaman emosional yang tak mungkin dicapai dengan teks semata.
Berbicara tentang dialog, developer juga sudah menyesuaikan teks agar lebih relevan dan tidak menyimpang. Ketika dulu memainkan versi originalnya, banyak kata-kata yang terkesan tidak tepat dan aneh karena disebabkan oleh lokalisasi bahasa yang kurang. Sekarang masalah ini sudah tidak ada lagi.
Visual dengan Polesan Baru
Secara visual, kami menyimpulkan Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles tampil lebih tajam dibandingkan game originalnya. Warna menjadi lebih hidup dengan penambahan special effect di visual seperti blur. Semua perubahan ini ditambahkan tanpa menghilangkan nuansa isometrik retro khas game ini.
Sebelum memulai permainan, pemain lebih dulu akan disuguhkan oleh dua pilihan dari segi visual. Bagi yang ingin merasakan nostalgia dengan tampilan lawas bisa memilih versi klasik. Sedangkan pilihan satu lagi adalah versi modern dengan visual dan konten yang sudah dipoles ulang. Kesempatan untuk memilih memainkan game legendaris dengan dua style ini sebetulnya adalah sebuah bentuk penghormatan, tidak hanya untuk gamenya tapi juga para puris yang ingin merasakan pengalaman klasik sepenuhnya.
Perubahan secara signifikan juga terjadi pada desain UI. Tampilan Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles didesain semodern mungkin, yang tidak hanya enak dilihat tetapi juga efisien.
Saat battle misalnya, pemain sekarang bisa melihat urutan giliran di sisi layar, tampilan Job Point dan Experience Point yang terlihat secara real-time, mengubah tampilan menjadi vertikal sementara waktu, dan juga opsi menampilkan atau menyembunyikan bar HP dan nama karakter.
Kini pemain juga bisa meninjau ulang formasi pasukan langsung di medan perang, bukan di ruang abstrak seperti dulu. Bahkan random encounter kini bisa dihindari. Jika secara tidak sengaja pemain masuk dalam random encounter dan ingin keluar secara instan juga bisa.
Mekanisme Gameplay yang Sudah Dua Abad Tapi Tidak Pernah Membosankan
Keseruan sistem combat turn-based strategy di Final Fantasy Tactics tidak pernah pudar meski sudah dimakan waktu. Apa yang kami rasakan dulu pada tahun 1997, masih terasa di tahun 2025.
Sekali lagi kami dibawa ke medan pertempuran berbentuk persegi panjang yang memiliki desain bentang alam bermacam-macam. Dimana setiap langkah Ramza dan pasukannya diwakili oleh CT (Charge Time) serta persegi penanda lokasi karakter. Semakin cepat CT terisi, semakin cepat pula giliran karakter untuk bergerak tiba, entah itu musuh atau tim Ramza.
Tugas kami hanya satu, yaitu memenuhi objective yang diminta untuk menyelesaikan battle. Bisa itu mengalahkan semua musuh, melindungi karakter tertentu, atau menghabisi satu target utama. Apapun misinya, kami tidak bisa hanya sekedar menjalankan karakter tanpa strategi. Salah langkah sedikit saja, battle akan berakhir dengan kemenangan bagi musuh.
Sistem battle seperti ini membutuhkan waktu untuk dimengerti. Seandainya kalian seperti kami yang sudah veteran, maka PRnya hanya cukup mengingat kembali. Tapi bagi pemain baru sistem ini bisa mengintimidasi. Developer menyadari hal tersebut dengan memberikan pilihan tingkat kesulitan. Jika ingin tantangan, kami menyarankan kalian untuk memilih tingkat kesulitan tertinggi.
Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles masih memiliki sistem job ikoniknya yang terdiri dari sekitar 20 kelas. Mulai dari Squire, Knight, Black Mage, hingga Arithmetician yang dulu bernama Calculator. Setiap kelas memiliki keunikannya sendiri, dengan beragam skill untuk action, reaction, support, dan juga movement.
Misalnya kelas Geomancer yang memanipulasi tipe permukaan tanah sebagai serangan, Arithmetician yang mampu menggunakan berbagai tipe sihir secara instan tanpa mengkonsumsi MP, tapi berdasarkan kalkulasi seperti, tipe bilangan, level, atau ketinggian karakter. Kalian juga bisa merekrut musuh on-the-go menjadi anggota tim memakai Mediator, atau mungkin malah menjadi Super Squire?
Semua skill yang dimiki oleh masing-masing kelas juga dapat dikombinasikan sesuka hati. Beberapa bisa menciptakan sinergi yang luar biasa, menjadikan karakter yang menggunakannya broken alias IMBA. Inilah fokus utama sekaligu sumber kekuatan dari gameplay Final Fantasy Tactis, yaitu kebebasan dan fleksibilitas dalam menciptakan unit sesuai dengan kemauan.
Review Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles: Grinding, Grinding, dan Grinding
Kekurangan semua game RPG adalah grinding yang tiada akhir. Keharusan inilah yang membuat tidak semua gamer bisa menyukai game dengan genre tersebut, tidak terkecuali pada Final Fantasy Tactics.
Kami dengan berat hati menyampaikan bahwa elemen grinding ini masih ada di versi modern gamenya. Grinding ini juga penting tidak hanya untuk menaikkan level karakter, tapi juga memperkuat kelas yang dipakai sekaligus membuka yang baru. Setidaknya sekarang pemain bisa mempercepat waktu battle dengan fitur fast-forward.
Kami juga perlu menyoroti sistem progression di game ini yang sebetulnya mencoba untuk mengeliminasi grinding. Setiap tindakan yang dilakukan oleh karakter saat battle akan memberikan reward secara langsung dalam bentuk experience point atau job point. Experience ditujukan untuk menaikkan level karakter, dan job point untuk menaikkan level kelas sekaligus mata uang untuk mendapatkan skill baru.
Jadi alih-alih menunggu battle selesai untuk mendapatkan reward, kalian bisa memilih untuk berlama-lama demi memaksimalkan kemampuan setiap anggota tim. Cukup dengan satu battle saja kalian bisa membuat level Ramza dan timnya naik 10 sampai dengan 20 level. Sehingga pada battle-battle selanjutnya kalian tidak perlu lagi grinding.
Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles Dari Segi Teknis
Selama memainkan versi review Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles, kami menggunakan PC dengan spesifikasi CPU i5-14400F, GPU RTX 3060, RAM 32GB, dan SSD. Karena gamenya sendiri yang bisa dibilang enteng, kami tidak pernah mengalami masalah teknis atau bug selama memainkan gamenya.
Kesimpulan Review Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles
Kesimpulan kami dari review Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles adalah game ini merupakan bukti bahwa karya besar tak pernah lekang oleh waktu. Game ini sebetulnya tidak membutuhkan remaster karena memang sudah bagus apa adanya. Pembaruan dan polesan ulang hanya membuat game ini menjadi lebih sempurna.
Alur cerita yang penuh Intrik dan pengkhianatan, serta sistem job yang luar biasa masih menjadi pondasi utama Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles. Apalagi ditambah dengan optimalisasi UI, fitur modern, serta perubahan yang menurut kami adalah gamechanger yaitu kehadiran pengisi suara.
Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles berhasil membawa salah satu RPG strategi terbaik sepanjang masa ke generasi baru tanpa kehilangan jiwanya.
Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles sudah tersedia di PS5, PS4, Xbox Series, Nintendo Switch, Nintendo Switch 2, dan PC.