spot_img
HomeReviewReview Dead Rising Deluxe Remaster (PC): Kembali ke Awal

Review Dead Rising Deluxe Remaster (PC): Kembali ke Awal

Gamer zaman now akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mencoba game Dead Rising pertama dengan dukungan teknologi kekinian. Dead Rising Deluxe Remaster merupakan versi remaster dari game Dead Rising pertama yang rilis di tahun 2006.

Saya sendiri termasuk dalam kategori gamer yang belum pernah memainkan game Dead Rising pertama. Perkenalan saya dengan franchise ini justru diawali dengan Dead Rising 2. Kehadiran Dead Rising Deluxe Remaster ini adalah momen bagi saya untuk merasakan bagaimana awal dari franchise ini dimulai.

Setelah memainkan versi review Dead Rising Deluxe Remaster di PC yang diberikan oleh Capcom, saya mengakui bahwa tampilan grafis dan performa game ini sudah menjadi lebih baik. Tapi ada juga beberapa hal yang menghilang dan membuat saya merasa agak aneh.

Frank West dan Willamette

Dalam Dead Rising Deluxe Remaster, pemain akan mengikuti petualangan Frank West, seorang jurnalis yang ditugaskan untuk menyelidiki peristiwa misterius yang terjadi di Willamette. Terbang ke kota tersebut dengan harapan mendapatkan berita yang sensasional, Frank justru menemukan bahwa Willamette telah dikarantina oleh militer dan warganya telah berubah menjadi zombie.

Bersama pilot helikopternya, Frank mendarat di Willamette Parkview Mall, sebuah mall besar yang juga merupakan tempat perlindungan dari sekelompok survivor. Frank akhirnya terjun ke dalam aksi yang ia cari sambil menyelamatkan korban yang terjebak. Ia juga akan mengungkap kisah kelam yang mengancam kota tersebut.

Sebagai seorang reporter, Frank West lebih mementingkan foto yang ia dapatkan dibandingkan menolong orang lain. Saat orang-orang mengalami kematian yang mengerikan akibat serangan zombie, Frank justru dengan santai mengambil foto-fotonya. Seiring jalannya cerita akan ada perkembangan karakter dari Frank, dimana ia akhirnya mau mengulurkan tangannya untuk membantu.

Dari segi grafis, Dead Rising Deluxe Remaster terlihat lebih mengkilap dibandingkan game aslinya. Capcom membangun game ini dengan menggunakan RE Engine, teknologi yang sama dengan yang digunakan dalam semua remake Resident Evil. Hasilnya adalah peningkatan visual yang sangat signifikan dan animasi wajah karakter yang jauh lebih baik. Kombinasi ini membuat adegan cutscene menjadi lebih imersif.

Tidak hanya itu, Capcom juga memberikan banyak NPC di dalam game yang awalnya “bisu” di game originalnya, sekarang memiliki voice actor. Sayangnya semua pengisi suara di dalam game original Dead Rising tidak lagi dipakai dalam versi remaster.

Gameplay yang Sudah Diremaster

Dalam Dead Rising Deluxe Remaster, perubahan yang paling krusial terletak pada pengalaman bermain yang lebih baik. Salah satu fitur baru yang menarik adalah kemampuan untuk bergerak sambil mengarahkan senjata. Pemain juga sekarang bisa menjawab panggilan radio dan memberikan perintah kepada NPC yang mengikutinya cukup dengan menekan tombol analog. Meski kesannya kecil, perubahan ini memudahkan pemain dari segi mobilitas.

Untuk mengalahkan zombie dan para psikopat, Frank bisa memakai berbagai benda yang ada disekitarnya. Mulai dari menghantam kepala dengan tongkat baseball, membelah dengan Katana, atau melempar boks. Frank juga memiliki berbagai macam keterampilan atau skill yang bisa dipelajari setiap ia naik level.

Pengumpulan poin experience yang didapatkan oleh Frank ketika menjepret foto dengan kameranya di versi Remaster juga dipercepat. Hal ini memungkinkan Frank dapat menjadi kuat dengan sangat cepat meski masih di hari awal.

Daya tahan senjata yang dulu tidak jelas, kini ditampilkan dengan jelas. Sistem navigasi di dalam game juga jauh lebih baik. Panah yang dulunya samar, kini digantikan oleh kompas dan juga indikator jarak. Fitur ini sangat membantu pemain dalam memahami lokasi yang menjadi tujuannya. Misalnya menjadi penanda untuk lantai yang berbeda atau memberi tahu jika tujuan sudah dekat.

Tiga Mode Permainan yang Bisa Dipilih

Sama seperti game originalnya, Dead Rising Deluxe Remaster memiliki tiga mode. Untuk mode yang pertama adalah 72 Hours, dimana Frank harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan survivor, mengalahkan para psikopat, serta menyelediki apa yang sedang terjadi di kota Willamette. Salah satu fitur baru yang diimpelementasi di mode ini adalah time skip atau mempercepat waktu. Fitur ini bisa diakses ketika berada di tempat save. Capcom juga mengimplementasikan fitur Autosave yang mempermudah pemain untuk mengulang game ketika membuat kesalahan.

Selain itu Dead Rising Deluxe Remaster juga memiliki mode Overtime. Mode ini merupakan kelanjutan dari 72 Hours dan bisa diakses jika pemain menyelesaikan syarat-syarat tertentu. Mode terakhir adalah Infinity dimana pemain harus bertahan hidup selama mungkin di Willamette Mall dengan persediaan yang terus menipis.

Fitur yang Hilang Dari Dead Rising Deluxe Remaster

Terlepas dari beberapa peningkatan yang diimplementasikan ke dalam game, gameplay di game Dead Rising Deluxe Remake menurut saya agak aneh dan bisa membuat bosan pemainnya dengan cepat. Salah satu penyebabnya adalah sudut pandang pemain yang agak terhalang oleh posisi Frank. Kondisi ini membuat saya merasa kurang nyaman ketika memainkan gamenya.

Selain itu, Dead Rising Deluxe Remaster juga kehilangan fitur combo weapon. Saya mengerti jika fitur ini memang tidak ada di game originalnya juga karena baru diimplementasi di seri-seri selanjutnya. Bagi gamer yang sudah memainkan Dead Rising 2 dan 3 seperti saya, ketiadaan fitur ini sayangnya justru menghilangkan salah satu daya tarik utamanya.

Tidak adanya combo weapon juga membuat variasi combat di dalam game menjadi satu dimensi. Pemain hanya membutuhkan setidaknya 3 atau 4 jenis senjata “overpower” untuk mengalahkan semua musuh di game dengan cepat.

Dead Rising Deluxe Remaster Dari Segi Teknis

Dari segi performa, Dead Rising Deluxe Remastered berjalan dengan lancar di PC saya. Spesifikasi yang saya gunakan adalah CPU Ryzen 7 2700X, VGA GeForce RTX 4070 Ti, RAM 32GB dan SSD. Selama bermain tidak ada penurunan FPS secara signifikan, walaupun Ketika Frank berada ditempat yang dipenuhi oleh zombie. Namun, tekstur bagian rambut beberapa karakter di versi remake seperti Isabela terlihat terlalu glossy sehingga terkesan tidak natural. Sensitivitas kursor mouse untuk Dead Rising Deluxe Remaster juga tergolong responsif, sehingga nyaman digunakan bagi pemain yang memakai mouse dan keyboard.

Kesimpulan

Dead Rising Deluxe Remaster berhasil mempertahankan pengalaman ikonik dari game aslinya sambil menyertakan beberapa penyesuaian modern yang sangat diperlukan dan disambut baik oleh para pemain. Namun, faktor otentik ini justru membuat saya merasa agak hampa ketika memainkan Dead Rising Deluxe Remaster. Sebabnya adalah fitur-fitur yang saya sukai ternyata hanya ada di seri Dead Rising setelahnya.

Jadi untuk proyek remaster selanjutnya, mungkin Capcom harus mempertimbangkan meremaster Dead Rising 2 jika menginginkan hasil yang lebih baik.

REVIEW OVERVIEW

Visual & Grafis
Storyline
Gameplay
Sound (Soundtrack & sound effect)
Replay Value
Aryo
Aryo
Editor Playcubic. Gamer dengan cita-cita punya PC kelas dewa. Disamping PCnya ada PS5 dan Xbox Series X
RELATED ARTICLES

Terpopuler

Gamer zaman now akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mencoba game Dead Rising pertama dengan dukungan teknologi kekinian. Dead Rising Deluxe Remaster merupakan versi remaster dari game Dead Rising pertama yang rilis di tahun 2006. Saya sendiri termasuk dalam kategori gamer yang belum pernah memainkan game Dead...Review Dead Rising Deluxe Remaster (PC): Kembali ke Awal