Pada minggu kemarin Ubisoft baru saja menggelar tahap Closed Beta Testing (CBT) untuk game bajak laut Skull and Bones. Kebetulan saya berhasil mendapatkan akses untuk mengikuti CBT dan bisa mencoba memainkan Skull and Bones di PC.
Waktu yang diberikan oleh Ubisoft untuk mengikuti CBT ini tergolong pendek yaitu hanya 6 jam saja. Jujur, menurut saya waktu ini terlalu pendek. Apalagi jika yang dicoba adalah game seperti Skull and Bones. Dikembangkan selama kurang lebih 10 tahun, game MMO bertema bajak laut ini seharusnya memiliki banyak konten.
Diawali Dari Tutorial
Setelah menyaksikan cutscene awal, saya langsung dilempar ke bagian tutorial yang memperkenalkan saya dengan mekanik di Skull and Bones. Jika kalian sudah pernah memainkan Assassin’s Creed Black Flag, nah gameplay Skull and Bones tidak berbeda jauh.
Sebagai kapten kapal, tugas kalian adalah mengemudikan kapal dan memberikan perintah kepada anak buah. Dari sudut pandang kalian bisa memilih untuk menggunakan first person, third person, atau melihat dari tiang atas kapal alias Crow’s Nest. Setelah mendapatkan target, tugas kalian hanya tinggal membombardir kapal tersebut sampai tenggelam atau meminta kru untuk menaiki kapal dan menjarahnya.
Setelah menyelesaikan bagian tutorial, saya lalu masuk ke bagian pembuatan karakter. Pilihan yang bisa dipilih pada pembuatan karakter cukup bervariasi, tapi tidak sedetail Baldur Gate’s 3 yah. Untuk CBT saya memutuskan untuk menggunakan karakter wanita supaya seperti Jewelry Bonney di One Piece.
Setelah melewati bagian pembuatan karakter, saya akhirnya tiba pada permainan utama. Tapi tidak kapal yang disediakan untuk saya, melainkan hanya ada getek saja.
Dari Getek ke Black Pearl
Rupanya karakter utama di Skull and Bones adalah kru dari kapal bajak laut yang ditenggelamkan oleh angkatan laut. Ketika kapal tersebut tenggelam dan kaptennya tewas, karakter pemain berhasil bertahan hidup. Tugas pertama pemain adalah membawa dirinya dengan menggunakan getek dari lokasi tenggelamnya kapal ke Sainte-Anne yang disebut sebagai surga bajak laut.
Setelah tiba di Sainte-Anne dan berbicara dengan ke Pirate Lord John Scurlock, saya akhirnya mendapatkan kapal bajak laut pertama yaitu Bedar. Kapal ini bisa dikustomisasi mulai dari memasang meriam dan armor, menentukan warna bendera dan tidak lupa desain tengkoraknya, sampai dengan menentukan pakaian apa yang dikenakan oleh para kru. Item untuk kustomisasi kapal bisa dibeli langsung dari NPC. Tapi ada beberapa juga yang harus dibuat dengan crafting.
Setelah kapal siap, saya akhirnya bisa melaut. Pada quest pertama saya langsung diminta untuk bertempur dengan kapal NPC. Pertempuran di laut ini cukup menantang apalagi jika menggunakan first person. Laut yang bergelombang membuat membidik senjata agar akurat cukup sulit. Belum lagi mengatur kecepatan kapal.
Skull and Bonus memiliki beberapa tipe kapal bajak laut yang bisa dipilih pemain. Pembagian tipe ini mirip seperti peran di RPG. Jadi ada kapal yang cocok untuk jadi tank dan menyerap damage dari musuh, ada juga yang fungsinya seperti healer dan bisa menyembuhkan health point kapal lain.
Adanya mekanik itu membuat gameplay Skull and Bones tidak hanya sekedar adu tembak saja. Mekanik ini memungkinkan gaya permainan yang lebih kompleks, salah satunya adalah untuk teamplay.
Bisa Untuk Main Bareng, Bisa Juga Sendiri
Ketika mencoba CBT Skull and Bones, saya selalu bermain dengan teman saya. Kebetulan saya menggunakan kapal dengan tipe tank sedangkan teman saya memakai kapal tipe healer. Saat berhadapan dengan musuh, kapal saya akan maju duluan, sementara kapal teman saya berada di belakang untuk healing. Tapi bukan berarti kapal teman saya menjadi AFK healer. Ia juga ikut menyumbang damage.
Saya juga sempat melihat teman saya bermain sendiri. Meski kapalnya adalah healer, ia masih bisa menenggelamkan kapal musuh sendirian. Ubisoft memang menghimbau untuk bermain secara grup. Tapi Skull and Bones tetap bisa dinikmati dengan bermain solo. Mungkin ada beberapa bagian yang lebih mudah jika dilakukan secara bersama-sama. Misalnya mengalahkan world boss dan juga konten PVP. Saya sendiri belum sempat menjajal PVP karena waktu yang terbatas.
Bahasa Melayu dan Jualan Komoditas
Berhubung Skull and Bones dibuat oleh Ubisoft Singapore, saya menemukan banyak sekali konten di dalam game yang menggunakan bahasa Melayu. Saya tertawa sendiri ketika melihat item clothing yang diberi nama “Orang Kaya”, “Pencuri”, dan “Saroeng”. Bahkan ada Sea Shanty yang lagunya menggunakan bahasa Melayu.
Mekanik lainnya yang perlu saya bahas berdasarkan pengalaman saya bermain CBT Skull and Bones adalah tentang jual beli. Ketika menenggelamkan atau menjarah kapal, pemain akan mendapatkan item komoditas yang bermacam-macam. Item ini bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi atau malah lebih rendah, tergantung tempat menjualnya. Jika dijual di tempat yang membutuhkannya bisa untung banyak.
Kesan Saya dengan Skull and Bones
Kesan pertama yang saya dapat ketika memainkan Skull and Bones adalah ingat kembali dengan Assassin’s Creed Black Flag. Semua hal yang disukai dari bagian kapal Black Flag hadir di game ini. Hal yang menurut saya agak aneh adalah bagian gathering. Tidak ada animasi spesial dimana kru kapal turun dan mengambil bahannya di darat. Sebagai gantinya saya justru disodorkan semacam mini-game yang kurang pas.
Masih ada waktu bagi Ubisoft untuk mempoles Skull and Bones. Game ini baru akan rilis pada tanggal 16 Februari 2024. Apakah Skull and Bones akan memenuhi ekspektasi setelah beberapa kali ditunda perilisannya? Kita lihat saja nanti.