spot_img
HomeReviewPreview Moses & Plato: Last Train to Clawville: Game Detektif Kehewan-Hewanan

Preview Moses & Plato: Last Train to Clawville: Game Detektif Kehewan-Hewanan

Toge Productions, publisher game Indonesia baru saja membuka akses demo untuk game terbarunya Moses & Plato – Last Train to Clawville. Buat kalian yang belum tahu, game ini bertema detektif dengan genre visual novel poin and click bergaya 2D. Game ini dibuat oleh developer The Wild Gentlemen yang sebelumnya juga sudah pernah membuat game sejenis yang bernama Chicken Police.

Kalian juga bisa mencoba versi demo dari Moses & Plato – Last Train to Clawville di Steam.

Cerita Moses & Plato – Last Train to Clawville adalah tentang dua detektif bernama Moses Wildflower dan Plato Palladias. Keduanya ditugaskan untuk menjaga duta besar dari Republik Stowonia, Ignat Alexei Ivarrinich yang sedang dalam perjalanan membawa misi perdamaian dengan kerajaan Clawville dengan menggunakan kereta api Clawville Express.

Hal yang ditakutkan pun terjadi, duta besar Alexei tewas terbunuh. Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah Moses dituduh sebagai pembunuhnya. Tugas pemain adalah menemukan pihak sesungguhnya yang telah membunuh Alexei dan kenapa Moses dijadikan sebagai kambing hitam.

Memanusiakan Hewan

Ketika memulai permainan pertama kali, saya langsung diajak untuk berkenalan dengan dua karakter utama game ini yaitu bernama Moses Wildflower dan Plato Palladias. Moses adalah seekor rubah sedangkan Plato adalah seekor kucing.

Karakter dari Moses sesuai dengan imej dari seekor rubah yang dimana binatang ini terkenal karena kepintarannya dan juga licik. Sedangkan Plato yang mewakili kucing justru agak berbeda. Plato justru mudah terpancing emosinya, berbeda dengan karakter kucing yang biasanya malah tidak acuh.

Tidak hanya Moses dan Plato saja, tokoh lainnya pun mulai diperkenalkan satu per satu pada bagian awal ini. Mulai dari duta besar Alexei dan putrinya, Cunnia Ivarrinich yang adalah leopard salju. Lalu ada pasangan selebriti yang “agak aneh” Cassidy Lupus yang adalah seekor serigala bersama pasangannya Cassandra Ruby Faye yang adalah seekor kelinci.

Mereka baru segelintir saja dari tokoh-tokoh yang akan muncul di dalam game. Meski bertingkah laku layaknya manusia, mereka masih memperlihatkan watak asli hewannya. Dari sinilah pemain memetakan mereka, mulai dari hubungan antar karakter sampai motifnya.

Mind Garden

Setelah berkenalan dengan para tokoh, saya lalu diajak untuk mengetahui fitur bernama mind garden. Fitur ini fungsinya seperti buku log yang mencatat segala hal penting di dalam game. Mulai dari biodata setiap karakter, lore di dalam game itu sendiri, sampai dengan papan pin up untuk membuat teori hubungan antar karakter.

Mengingat Moses & Plato – Last Train to Clawville adalah game bertema detektif, setiap pembicaraan dan kejadian di dalam game akan berisi informasi yang bisa dijadikan sebagai petunjuk untuk mengungkap misteri. Kehadiran fitur ini memudahkan pemain untuk mencatat atau melihat kembali latar belakang dari setiap tokoh.

Akhirnya Naik ke Clawville Express

Setelah berkenalan dengan para tokoh dan diberikan tutorial tentang mind garden, Moses dan Plato akhirnya berangkat menggunakan Clawville Express. Untuk pertama kalinya saya bisa menggerakkan karakter ketika berada di dalam kereta. Tapi gerakan yang bisa dipakai sangat linear yaitu hanya maju kedepan saja untuk berpindah-pindah gerbong kereta.

Mekanik lainnya yang diperkenalkan adalah sistem waktu. Jadi Moses dan Plato akan diberikan waktu kosong untuk melakukan berbagai macam hal. Waktu ini terbatas jadi harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Dalam hal ini yang saya lakukan adalah berjalan-jalan di kereta sambil berbicara dengan para penumpangnya.

Ketika berbicara dengan salah satu penumpang yang bernama Fahni, saya diperkenalkan dengan mekanik interogasi. Jadi ketika mengaktifkan mekanik ini, Moses akan memberikan beberapa pertanyaan bagi tokoh yang sedang diinterogasi. Pernyataan ini bisa disanggah atau diterima, tergantung dengan seberapa tahunya kalian dengan topik yang sedang dibicarakan.

Saya sendiri tidak bisa mendapatkan poin yang sudah ditentukan, sehingga bisa dibilang interogasinya gagal. Ketika ingin mencoba lagi, waktu sudah habis. Suka tidak suka saya harus melanjutkan permainan dimana momen yang ditunggu-tunggu tiba. Duta besar Alexei tewas dan Moses dijadikan sebagai tersangka utama.

Sayangnya saya tidak bisa meneruskan ceritanya, karena inilah akhir dari demo Moses & Plato – Last Train to Clawville.

Kesan Saya dengan Moses & Plato – Last Train to Clawville

Kesan pertama saya dengan Moses & Plato – Last Train to Clawville adalah game ini meski kesannya kasual, tapi sebetulnya memerlukan seluruh fokus dan perhatian pemainnya.

Menurut saya agak disayangkan game ini tidak memiliki subtitle berbahasa Indonesia. Tujuannya untuk memudahkan agar pemain Indonesia bisa lebih mengerti maksudnya. Karena ada beberapa istilah bahasa Inggris di dalam game ini yang agak sulit untuk dimengerti atau justru malah membuat bias.

Aryo
Aryo
Editor Playcubic. Gamer dengan cita-cita punya PC kelas dewa. Disamping PCnya ada PS5 dan Xbox Series X
RELATED ARTICLES

Terpopuler