Gamer pecinta RPG strategy pasti sudah tidak asing dengan yang namanya Front Mission. Franchise milik Square Enix ini menggabungkan dua elemen yang paling disukai oleh gamer RPG ke dalam satu game, robot dan strategi. Kombinasi ini membuat Front Mission memiliki tempat sendiri di dalam tatanan game RPG.
Sayangnya akibat kapok dengan seri terbaru Front Mission, Square Enix memutuskan untuk sementara menjauhi franchise tersebut. Akibatnya tidak ada seri baru dari Front Mission yang dibuat kecuali versi remakenya.
Kekosongan ini dimanfaatkan oleh developer Indonesia, Toge Productions yang membuat “Front Mission” versi mereka. Game ini diberi judul Kriegsfront Tactics. Dalam waktu dekat yaitu tanggal 18 Juli 2024, Toge Productions akan merilis bagian Prologue dari Kriegsfront Tactics lewat Steam. Prologue ini bisa dimainkan gratis.
Kebetulan saya mendapatkan akses untuk mencoba lebih dulu Kriegsfront Tactics – Prologue sebelum gamenya tersedia. Rupanya Toge Productions tidak hanya sekedar mengikuti blueprint dari Front Mission, tetapi juga menambahkan elemen lain yang membuat gamenya menjadi sangat menantang.
Diawali Dengan Pidato Ala Bung Tomo
Latar dari Kriegsfront Tactics adalah alternate version dari wilayah Asia Tenggara di tahun 1970. Kekalahan dari Yamato Empire menyebabkan vacuum of power di wilayah-wilayah yang dulu dikuasainya. Salah satunya adalah Nusanesia yang menurut saya diadaptasi dari Indonesia.
Mundurnya pasukan Yamato Empire dari Nusanesia dimanfaatkan oleh penguasa lokal yang berusaha untuk membuat negaranya merdeka. Salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan mecha atau Krieg yang ditinggalkan oleh Yamato Empire sebagai penjaga. Sebabnya akan datang “penjajah baru” yang mencoba menguasai Nusanesia menggantikan Yamato Empire yaitu UOC.
Saya suka dengan referensi yang digunakan oleh Toge Productions dalam mendesain Kriegsfront Tactics diadaptasi dari sejarah. Misalnya momen yang ada di dalam game menurut saya terinspirasi dari pasca kekalahan Jepang di Perang Dunia II dan menjadi momentum bagi Indonesia untuk merdeka. Selain itu ada juga cuplikan pidato “Merdeka atau Mati” yang dalam sejarah dilakukan oleh Bung Tomo juga dimunculkan dalam game.
Grafis Retro Untuk yang Mau Nostalgia
Kriegsfront Tactics memang ditujukan sebagai love letter untuk fans Front Mission yang dulu memainkan seri-seri awalnya. Grafis game ini setia dengan gaya yang diperlihatkan oleh Front Mission dulu yaitu masih menggunakan Low Poly khas game retro.
Menurut saya gaya ini bisa diibaratkan sebagai pedang bermata dua. Pada satu sisi gamer yang sudah mengenal Front Mission sebelumnya tidak akan keberatan dengan gaya ini. Tapi pada sisi lain pasti ada gamer yang merasa kurang sreg, apalagi yang sudah terbiasa dimanjakan oleh game dengan grafis dan visual zaman now.
Combat Ala Front Mission dengan Elemen Roguelike
Combat di Kriegsfront Tactics kurang lebih sama dengan Front Mission. Kalian akan mengendalikan satu tim yang terdiri dari beberapa Krieg melawan kelompok musuh dalam sebuah map yang cukup besar. Map ini terdiri dari kotak-kotak untuk menentukan jumlah langkah dari tim kalian dan juga musuh.
Gameplay akan berlangsung secara turn-based dengan menggunakan Action Point untuk menentukan berapa jumlah langkah dan action apa yang akan diambil. Setiap Krieg dari tim kalian akan memiliki skill yang bisa membantu mereka untuk mengalahkan musuh secara cepat atau justru menghindar dari serangan.
Krieg juga akan memiliki part atau bagian, mulai dari badan, tangan, dan kaki. Jika bagian badan hancur maka otomatis Krieg tersebut juga akan hancur. Tapi jika tangan atau kaki yang hancur akan menyebabkan hilangnya mobilitas dan fungsi tertentu.
Jika kalian sudah pernah memainkan Front Mission, maka kalian tidak akan terkejut dengan mekanik-mekanik tersebut. Untuk membuat gamenya menjadi lebih fresh, developer menambahkan elemen baru yang membuat Kriegsfront Tactics jadi lebih menantang yaitu menambahkan elemen Roguelike.
Saya sudah mencicipi langsung elemen Roguelike ini di bagian Prologue. Pemain akan ditugaskan untuk menjelajahi hutan dan melawan pemberontak dengan sumber daya yang terbatas. Ya, kalian hanya bisa sekali memperbaiki Krieg yang rusak dan setidaknya dua kali mendapatkan suplai amunisi untuk senjata. Jika kalian tidak bisa menjaga dan mengatur secara efisien, maka sudah dipastikan kalian tidak akan dapat menyelesaikan misi seperti yang terjadi kepada saya.
Pada misi akhir semua Krieg saya berada dalam kondisi kritis karena terlalu banyak melawan musuh sebelumnya. Akibatnya saya terpaksa mengulang kembali dari awal karena tidak mungkin saya bisa menyelesaikan misinya. Cukup brutal memang, tapi membuat permainan menjadi lebih menantang.
Ada juga fitur baru yang diimplementasi dalam combat yaitu skill Overwatch. Jika diaktifkan, skill ini membuat Krieg kalian menjadi seperti turret yang akan menembak siapapun yang masuk dalam jangkauan tembak. Sayangnya saya tidak menemukan fitur combination attack seperti di Front Mission. Bisa jadi fitur ini ada tapi belum diimplementasikan di dalam game.
Kriegsfront Tactics juga memberikan kebebasan bagi pemain untuk membumihanguskan map tempat mereka bertarung. Musuh yang bersembunyi di dalam hutan lebat bisa kalian pancing keluar dengan membakar hutannya memakai grenade launcher.
Selain itu game ini juga memiliki mode kustomisasi Krieg. Dalam hangar, kalian bisa melakukan kustomisasi. Misalnya ingin mendesain Krieg dengan warna atau emblem baru, memutuskan senjata apa yang dipakai, sampai mengganti part yang rusak dengan part lain yang didapat setelah mengalahkan musuh.
Kesan saya dengan Kriegsfront Tactics – Prologue
Sebagai spiritual successor, Kriegsfront Tactics sangat menjanjikan dan pastinya akan menghibur fans Front Mission yang ingin bernostalgia. Meski bagian Prologue hanya berdurasi kurang lebih sejam, kalian sudah bisa merasakan hampir semuanya yang ditawarkan oleh Kriegfronts Tactics.