Impian EA untuk menjadikan game Battlefield V sebagai mesin pencetak uang sepertinya akan mengalami masalah. Pengamat memprediksi jika penjualan game tersebut nantinya tidak seperti yang diharapkan oleh EA.
Informasi ini diungkap oleh jurnalis Wall Street, Sarah Needleman yang mengutip pernyataan marketing analyst dari Cowen. “Penjualan pre-order dari Battlefield V diprediksi lemah, karena game tersebut akan berhadapan dengan Call of Duty: Black Ops 4 milik Activision dan Red Dead Redemption 2 kepunyaan Take Two. Menurut Owen, kedua game tersebut lebih diminati dibandingkan Battlefield V,” tulisnya.
$EA pic.twitter.com/XEdeY4nJUe
— Sarah E. Needleman (@saraheneedleman) August 14, 2018
Ketiga game tersebut akan dirilis pada bulan yang sama, yaitu Oktober. Nasib Battlefield V bisa jadi akan mirip dengan Titanfall 2. Game buatan Dice tersebut meski bagus, tetapi tidak terjual seperti yang ditargetkan. Alasannya jadwal rilis Titanfall 2 terhimpit oleh Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare.
Penyebab lainnya adalah berita tentang mundurnya chief design officer EA, Patrick Soderlund. Ia merupakan pegawai veteran yang telah bekerja dengan EA selama 20 tahun. Ia sendiri ditempatkan oleh EA di Dice, studio yang mengerjakan game Battlefield V. Soderlund rencananya akan mundur pada akhir tahun ini.
Apakah prediksi ini akan menjadi kenyataan? Mungkin ini adalah pertanda bagi EA untuk mengistirahtkan Battlefield untuk sementara dan fokus mengembangkan game lain. Bagaimana menurut kamu?
Thanks Gamerevolution