Drama game Upin & Ipin saat ini sedang menjadi buah bibir di media sosial. Bukannya mendapatkan pujian seperti yang awalnya dikiran, game ini malah diterjang gelombang kritik.
Awal Mula Drama Game Upin & Ipin Universe
Sejak memulai debut animasinya, kisah kembar ikonik ini sukses meraih jutaan fans. Ketika gamenya yang “Upin & Ipin Universe” diumumkan sebagai game open-world dengan teknologi Unreal Engine 5, ekspektasi pun melonjak tinggi. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Gamer ramai-ramai memberikan keluhan, dan kontroversi juga terjadi dengan konten kreator.
1. Harga Tinggi, Performa Goyah
Hal yang jadi sorotan pertama dalam drama Game Upin & Ipin adalah harga jualnya. Pada platform Steam, game ini dijual dengan harga sekitar Rp654 ribu di Steam. Jumlah tersebut dinilai terlalu tinggi, apalagi target demografi game tersebut yang adalah keluarga dan anak-anak.
Selain itu, harga tersebut juga dinilai tidak pantas karena masih adanya masalah teknis di dalam. Meskipun dibuat menggunakan Unreal Engine 5, kualitas visual dan grafis Upin & Ipin Universe dinilai tidak konsisten. Banyak yang melaporkan terjadinya glitch, animasi yang patah-patah, serta desain karakter yang terkesan kaku dan kurang presisi.
2. Drama Game Upin & Ipin: Konflik dengan Windah Basudara
Kontroversi Upin & Ipin Universe memanas ketika Windah Basudara ikut terlibat. Konten kreator game terbesar di Indonesia ini mengeluhkan soal pelanggaran hak cipta yang terjadi saat streaming Upin & Ipin Universe.
Video Windah yang berjudul “AKHIRNYA GAME OPEN WORLD UPIN IPIN RILIS!”, mendapatkan empat pelanggaran Copyright, termasuk didalamnya pelanggaran hak cipta musik dalam game. Padahal video tersebut berhasil mencapai lebih dari 4 juta Views hanya dalam waktu kurang dari 10 hari.
Situasi tersebut diperparah dengan Les’ Copaque Production sebagai pemegang lisensi Upin & Ipin, sempat menampilkan video dirinya bermain untuk materi promosi Upin & Ipin Universe. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagaimana developer dan publisher memperlakukan konten kreator yang pada dasarnya berperan penting dalam memasarkan produk mereka.
3. Klarifikasi Developer
Menanggapi kritik yang membanjir, developer Upin & Ipin Universe akhirnya merilis pernyataan resmi. Ada dua hal yang mereka klarifikasi, yaitu tentang masalah harga dan juga hak cipta.
Untuk masalah harga, mereka menegaskan bahwa harga yang ditetapkan sudah mencerminkan waktu, tenaga, dan biaya besar yang diinvestasikan dalam proyek tersebut. Developer juga mengisyaratkan bahwa ada konten tambahan sedang dikembangkan untuk gamenya.
Terkait insiden hak cipta, mereka menjanjikan solusi dengan hadirnya fitur Streamer Mode. Mode ini akan menghilangkan konten berlisensi dari tayangan live atau video. Developer menyarankan agar para streamer mematikan musik dalam game demi menghindari pemblokiran otomatis oleh sistem deteksi hak cipta YouTube dan platform sejenisnya.
Developer juga telah merilis update besar pertama di akhir pekan lalu. Update ini berisi perbaikan teknis dan peningkatan kualitas pengalaman bermain. Selain update tersebut, juga akan ada update selanjutnya yang merupakan komitmen dari developer untuk menyempurnakan Upin & Ipin Universe.
Itulah drama game Upin & Ipin yang memperlihatkan realita di industri game modern. Nama besar dengan pondasi kuat dari segi IP saja tidak cukup. Dibutuhkan juga manajemen yang baik untuk hak cipta, dan penyempurnaan untuk proses akhir agar kualitas game yang dirils sesuai antara harga dengan performanya.
Bagaimana menurut kalian?