Netflix saat ini tengah disibukkan dengan pembuatan serial televisi The Witcher. Salah satu aktor yang terpilih untuk tampil dalam film tersebut adalah aktor Henry Cavill. Pemeran Superman ini akan menjadi Geralt of Rivia, tokoh sentral dari The Witcher.
Ketika diumumkan pertama kali pada bulan September lalu, netizen terbelah dengan keputusan Netflix. Kebanyakan mengkritisi keputusan Netflix dengan memilih Henry Cavill sebagai Geralt. Mereka berpendapat jika Cavill terlalu tampan untuk menjadi Geralt. Jika kamu pernah memainkan game The Witcher, kamu akan mengerti alasannya.
Melihat para fans The Witcher terbelah, Netflix pun akhirnya bertindak. Pada tanggal 31 Oktober kemarin, akun Twitter Netflix US (@netflix) telah merilis video singkat yang menampilkan Cavill sebgai Geralt of Rivia. Ia sudah mengenakan kostum armor berwarna hitam dan tidak lupa wig putih yang menjadi ciri khas. Pada bagian akhir video, Cavill meminum potion yang juga merupakan ciri Geralt saat akan berhadapan dengan monster.
Get your first look at Henry Cavill in The Witcher! pic.twitter.com/1O2eWS1MkP
— Netflix US (@netflix) October 31, 2018
Bukannya menyatukan, video tersebut justru menjadi bahan tertawaan. Wajah Cavill yang terlalu mulus dianggap tidak pas dengan Geralt yang kasar. Adapula netizen yang membandingkan Geralt versi Cavill dengan Legolas (Lord of the Rings) dan Lucius Malfoy (Harry Potter). Ada juga netizen yang malah menginginkan aktor Mad Mikkelsen sebagai Geralt.
Tentu saja video tersebut bukanlah hasil akhir, melainkan hanya screen test. Artinya versi sempurna Geralt versi Henry Cavill ini akan berbeda. Meski begitu, tetap saja orang-orang yang masih meragukan apakah keputusan Netflix dengan memilih Cavill.
Netflix mengklaim jika serial televisi The Witcher yang diproduksi mengadaptasi versi novel, bukan gamenya. Geralt dalam film ini jauh lebih muda dibandingkan Geralt versi game. Buat kamu yang belum tahu, The Witcher memang lebih dulu terbit dalam bentuk novel sebelum diadaptasi menjadi game. Novel ini digarap oleh Andrzej Sapkowski. Untuk versi filmnya, Netflix mempercayakannya kepada Lauren Schmidt Hissrich yang juga terlibat dalam Marvel’s Daredevil.
Serial televisi The Witcher ini akan memiliki delapan episode dan akan lebih condong ke genre drama. Film ini akan menitikberatkan pada cerita tentang takdir dan keluarga. Sebagai seorang pemburu monster, Geralt sangat ditakuti oleh manusia lain. Takdir lalu membawanya bertemu dengan seorang penyihir sakti dan seorang putri. Titik inilah yang menjadi awal petualangan Geralt.
Selain Henry Cavill sebagai Geralt, Netflix juga mengajak bintang-bintang lain untuk tampil. Untuk karakter Yennefer akan diperankan oleh Anya Chalotra. Ciri pun juga akan tampil dalam film dan akan diperankan oleh Freya Allan.
Belakangan baru dipastikan jika penyihir wanita berambut merah, Triss Merigold juga akan tampil dalam film The Witcher. Ia akan diperankan oleh Anna Shaffer. Dalam versi gamenya, Geralt memiliki hubungan romantis dengan Triss dan juga Yennefer. Ketiganya bahkan tidak ragu untuk “ngamar” bersama.
Apakah Netflix berani? Atau justru lebih jinak? Serial televisi The Witcher direncanakan rilis tahun depan…jika memang sudah selesai.