Video game bukan hanya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan bagi individu saja. Seiring perkembangannya, juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis sebuah perusahaan. Misalnya sebagai metode pembelajaran dan pelatihan untuk karyawan, penilaian saat rekrutmen, hingga fungsi advertising. Hal ini dinamakan gamification.
Gamification bekerja dengan menggunakan elemen-elemen yang ada di dalam game, seperti poin, badge, leaderboard, level dan achievement.
Pengembang game Agate melihat ini sebagai peluang yang potensial, dan pada hari Rabu (30/01) resmi meluncurkan Agate Level Up. Ini merupakan brand baru mereka yang lini bisnisnya fokus pada layanan gamification untuk perusahaan atau business to business (B2B).
Layanan Agate Level Up ini terdiri dari gamification untuk pembelajaran (custom gamified learning), untuk penilaian (custom gamified assessment), dan untuk periklanan (custom gamified advertising).
Chief Marketing Officer dan VP of Enterprise Business Shieny Aprilia mengungkapkan bahwa perkembangan gamification di Indonesia menujukkan tren positif. Dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang, sangat mungkin bagi perusahaan untuk memanfaatkan video game guna melakukan training, penilaian dan rekrutmen karyawan secara lebih efisien. Terbukti ada lebih dari 150 klien Agate dari berbagai sektor sudah merasakan manfaat dari metode ini.
Contoh Implementasi Gamification Bagi Perusahaan
Pada acara peluncuran tersebut, Agate memperkenalkan contoh game yang mereka buat untuk beberapa klien mereka. Beberapa diantaranya bahkan bisa dicoba sendiri oleh perwakilan media yang hadir.
Ada game berjudul Sky Cage yang dipakai oleh sebuah perusahaan BUMN. Game VR ini untuk dimainkan oleh pengunjung di booth pameran. Gameplay-nya, pemain seolah-olah dikurung di dalam kotak transparan yg ditaruh di ketinggian. Lalu dituntut mencari kunci dengan cara memecahkan balon-balon yg ada. Jika berhasil mendapatkan kunci tersebut, bisa membuka gembok dan berhasil lepas.
Tapi jika gagal dan waktu habis makan pemain akan merasakan sensasi diterjunkan dari ketinggian yang bisa-bisa membuat pemain berteriak. Teriakan ini diharapkan efeknya bisa menarik perhatian pengunjung lain yang datang ke pameran tersebut dan akhirnya bisa mengunjungi booth secara sukarela.
Ada juga game mobile berjudul Underwater Maze yang dipakai oleh Astra Group untuk keperluan rekrutmen karyawan. Calon karyawan bisa dinilai kesabarannya hanya dengan memainkan game ini.
Selain itu, ada game untuk Warung Upnormal. Dimana berisi konten-konten yang merupakan materi pembelajaran bagi Chef supaya bisa memasak dam meracik menu makanan secara tepat.
Untuk lengkapnya, kamu bsia melihat portofilo Agate Level Up di website resminya.
Lalu apakah layanan B2B ini akan membuat pengembangan game Agate lain yang sifatnya Business to Customer (B2C) menjadi terhambat? Chief Finance Officer Lee Marvin menegaskan tidak akan berpengaruh sama sekali. Keduanya, baik B2B maupun B2C sama pentingnya bagi pengembang Valthirian Arc tersebut.
Terlebih Agate sudah memasuki bisnis penggunaan game untuk sektor bisnis formal sejak 2010. Plus baru saja mengakuisisi Ekuator Games yang pastinya akan menambah kekuatan mereka dalam menhasilkan game-game berkualitas.