Whisper Mountain Outbreak, ini adalah salah satu game Indonesia yang kami paling tunggu kehadirannya. Toge Productions pintar dalam meracik game ini. Gaya Isometric dikombinasikan dengan elemen survival horror ala Resident Evil, ditambah mode multiplayer terlalu mengoda untuk kami lewatkan.
Apalagi game ini terbilang ramah untuk gamer Indonesia yang mayoritas mindset-nya masih F2P. Hanya perlu satu orang yang memiliki game ini. Sedangkan lainnya cukup menggunakan mode Friend’s Pass yang gratisan, dan join ke dalam room orang yang memiliki gamenya. Kurang apa lagi?
Kami mendapat kesempatan untuk memainkan versi review Whisper Mountain Outbreak yang masih berstatus Early Access. Ternyata game ini memiliki satu kelemahan besar yang tidak kami sangka. Berikut adalah review lengkapnya.
Misteri Gunung Bisik
Cerita dari Whisper Mountain Outbreak berlatar di Gunung Bisik. Sebuah fenomena misterius terjadi dan menyebabkan tempat tersebut dipenuhi oleh monster mengerikan.
Kalian akan menjadi salah satu anggota dari tim Bureau of Research & Investigation of Metaphysics atau BRIM, yang dikirim untuk menyelidiki fenomena di Gunung Bisik. Seperti cerita-cerita dalam game atau film horor, tim yang dikirim sebelumnya gagal memenuhi tugas. Kalianlah harapan terakhir untuk memastikan tugas yang diminta dapat berhasil.
Developer mencoba untuk membuat cerita menjadi lebih imersif, dengan menambahkan informasi yang bisa ditemukan di dalam game. Selama permainan, kalian akan menemukan dokumen dan koran yang memperdalam cerita. Misalnya tentang bagaimana dokter di Gunung Bisik menemukan penyakit aneh di pasiennya, atau bagaimana peristiwa misterius ini juga bertalian dengan Jakarta.
Sederhana dan Gelap
Dari segi visual Whisper Mountain Outbreak bisa dibilang sederhana. Game ini menggunakan gaya Isometric dengan setelan grafis 2.5D, yang mirip-mirip dengan game klasik. Sudut pandang tidak fixed dan bisa diputar-putar menyesuaikan keperluan dari pemain.
Kalian juga harus menyesuaikan dengan lighting di dalam game. Pencahayaan yang remang-remang membuat atmosfir horor menjadi terasa. Namun, pada momen tertentu malah mengganggu. Misalnya kami sering kelewatan item yang terjatuh di tanah karena terlalu gelap. Font deskripsi item yang bisa menjadi penanda juga kurang tegas.
Soundtrack game sudah diaransemen dengan baik. Terutama ketika pada bagian Horde Mode yang merupakan momen favorit kami. Musik horor yang dipadu dengan suara tarian Kecak membuat suasana menjadi semakin intens.
Kami perlu memberikan acungan jempol untuk desain monster di Whisper Mountain Outbreak. Awalnya kami mengira game ini hanya memiiliki satu jenis musuh saja, yaitu zombie. Ternyata masih ada jenis musuh yang lain. Misalnya monster merangkak yang suaranya mirip Kuntilanak, sampai pocong yang bisa menyemburkan racun.
Gameplay Mengingatkan dengan Resident Evil
Dari segi gameplay, Whisper Mountain Outbreak sangat mengingatkan kami dengan game Resident Evil Outbreak. Developer Toge Productions banyak mengambil inspirasi dari game Resident Evil untuk diadaptasikan ke dalam gamenya.
Outline dari alur cerita game akan dibagi ke dalam bentuk skenario. Setelah satu skenario selesai, kalian bisa memilih skenario baru. Bedanya adalah jika skenario di Resident Evil Outbreak memiliki objective yang berbeda-beda, di Whisper Mountain Outbreak semuanya sama. Tugas kalian hanya mengambil sebuah paket dan melarikan diri dari kejaran zombie dengan menggunakan mobil.
Tugas ini akan terus berulang dan berulang, sampai menjelang skenario terakhir. Barulah pada momen tersebut, game menghadirkan sesuatu yang baru. Mungkin karena masih berstatus Early Access, sehingga pemilihan skenario masih terbatas. Kami hanya berharap jika kedepannya akan ada lebih banyak skenario yang bisa dipilih di game ini.
Hal lainnya yang mengingatkan saya dengan Resident Evil di game ini adalah elemen puzzle. Level puzzlenya juga lumayan membingungkan. Ada puzzle yang menurut kami sangat identik dengan Resident eVIL. Misalnya ketika membuka pintu yang terkunci dengan Lockpick atau mengatur tekanan dengan menyamakan indikator.
Bahkan ada Green Herb yang bisa dikombinasi sampai tiga kali untuk memaksimalkan efeknya. Lalu ada juga crafting peluru buat kalian yang mungkin malas mengumpulkan boks amunisi saat bermain.
Kami juga menyarankan kalian untuk memainkan game ini secara Multiplayer. Mode ini sudah sangat sesuai, dan akan sangat membantu ketika sedang berhadapan dengan puzzle.
Mekanisme Progression
Whisper Mountain Outbreak memiliki sistem Character Progression. Setiap menyelesaikan skenario, kalian akan mendapatkan Skill Poin yang bisa dibelanjakan untuk meningkatkan kekuatan karakter.
Ada tiga Talent yang bisa dipilih, dari meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh, jarak dekat, dan terakhir Health Point karakter. Kalian tinggal menyesuaikan dengan gaya bermain yang disukai.
Beberapa Talent juga menyediakan akses untuk crafting senjata spesial. Misalnya Talent untuk serangan jarak dekat jika dipelajari lebih lanjut, bisa membuat pemain dapat menciptakan Spike Bat. Tidak cuma senjata, kalian juga bisa crafting untuk memperluas slot inventory, sama seperti di game Resident Evil.
Sayangnya sistem Progression ini akan hangus ketika kalian selesai bermain. Pengembangan karakter, skenario yang sudah terbuka, sampai item yang susah-susah didapatkan bakal menghilang alias kena reset ulang. Tidak ada sistem save untuk menyimpan progression.
Jika ini berlaku bagi gamer F2P, maka kami paham alasannya. Tapi jika ini juga berlaku bagi mereka yang membeli gamenya, rasanya agak keterlaluan. Kedepannya developer sudah berjanji untuk mengimplementasikan sistem save di dalam game.
Whisper Mountain Outbreak Dari Segi Teknis
Kami memainkan review Whisper Mountain Outbreak di PC. Spesifikasi PC yang kami gunakan adalah CPU i5-14400F, GPU RTX 3060, RAM 32GB, dan SSD. Jujur saja, spesifikasi PC kami agak overkill. Game ini sendiri bisa dibilang ringan dan bisa dijalankan di PC seperti apapun.
Kesimpulan Review Whisper Mountain Outbreak
Kesimpulan kami dari review Whisper Mountain Outbreak adalah game harus kami akui, memiliki konsep yang menarik. Developer jeli melihat kesempatan, dimana fans sedang dighosting oleh Capcom tentang kepastian Resident Evil Outbreak.
Karena masih berstatus Early Access, kami juga paham jika game ini masih belum sempurna. Salah satu yang harus secepatnya diperbaiki adalah sistem save. Karena bagi mereka yang sudah membayar gamenya, tetapi harus mengulang dari awal setiap selesai bermain, ini jelas tidak adil.
Early Access Whisper Mountain Outbreak sudah tersedia di Steam.