Berbicara tentang franchise Prince of Persia, harapan gamer kepada Ubisoft adalah game AAA. Entah itu remake atau kelanjutan, tidak masalah asalkan game Prince of Persia terbaru memiliki grafis kelas atas dan gameplay yang memuaskan. Tapi pada kenyatannya gamer justru disuguhi oleh game Prince of Persia: The Lost Crown yang bergenre side-scrolling dengan gaya Metroidvania.
Prince of Persia: The Lost Crown dikembangkan oleh studio Ubisoft Montpellier. Studio ini jugalah yang menghadirkan game Rayman Origins dan berhasil sukses. Jadi wajar saja jika formula kemenangan dari Rayman Origins diimplementasi ke Prince of Persia: The Lost Crown. Tentunya ini dilakukan tanpa menghilangkan ciri khas dari Prince of Persia.
Saya mendapatkan kesempatan untuk memainkan review copy Prince of Persia: The Lost Crown dari Ubisoft. Versi yang saya mainkan adalah versi PC.
Game Prince of Persia terakhir yang saya mainkan adalah The Warrior Within di PS2. Dari gameplay keduanya sudah jelas sangat berbeda. Prince of Persia: The Lost Crown meski masih memiliki elemen platforming, tapi memiliki sudut pandang side-scrolling. Bagaimana kesan saya dengan game ini? Simak reviewnya!
Pemain Bukan Menjadi Prince, Tapi Menolong Prince
Terobosan yang dilakukan oleh Ubisoft Montpellier di Prince of Persia: The Lost Crown dari segi cerita adalah tentang karakter utamanya. Karakter utama di game ini bukan seorang Prince atau Pangeran. Justru tugas pemain adalah menolong Pangeran yang diculik.
Karakter utama dari Prince of Persia: The Lost Crown adalah Sargon. Ia adalah bagian dari pasukan elit yang dinamakan Immortals. Bersama dengan anggota Immortal yang lain, Sargon diperintahkan mendapatkan kembali putra mahkota Persia yang diculik di Mount Qaf. Tanpa mereka sadari, Mount Qaf merupakan tempat misterius dimana waktu tidak berjalan dengan semestinya.
Selama menjelajahi Mount Qaf, pemain akan berjumpa dengan berbagai macam NPC. Beberapa merupakan penghuni dari gunung tersebut. Sedangkan yang lainnya seperti sudah tersesat selama bertahun-tahun di Mount Oaf. Ada NPC yang akan memberikan side quest kepada Sargon. Ada juga membantunya dengan memberikan peta dan upgrade untuk senjata serta atribut lainnya.
Cerita dari Prince of Persia: The Lost Crown menurut saya biasa saja. Game ini memiliki plot twist, tapi tidak terlalu mengagetkan. Intinya jangan berharap terlalu tinggi dari segi cerita. Nikmati saja gameplaynya.
Grafis Bukan Lagi Inovasi Baru, Tapi Ok
Belakangan banyak game yang menggunakan grafis 2.5D yang memadukan 2D dengan 3D. Prince of Persia: The Lost Crown adalah salah satunya. Grafis 2.5D di game ini dipadu dengan desain karakter dengan gaya kartun. Karena trend ini sudah menjamur, jadi menurut saya grafis Prince of Persia: The Lost Crown bukan lagi sebuah inovasi baru.
Mount Qaf yang digambarkan sebagai tempat misterius divisualisasikan dengan baik di game ini. Mount Qaf dibagi menjadi beberapa bagian atau biome. Setiap biome memiliki desain level yang berbeda-beda. Ada yang berupa kuil kuno, hutan, selokan yang penuh dengan air limbah menjijikkan, sampai dengan catacomb atau pemakaman bawah tanah.
Setiap biome juga memiliki musik yang berbeda. Jenis musuh yang muncul juga bervariasi dan disesuaikan dengan biomenya. Misalnya ketika berada di biome hutan, lawan Sargon berbentuk seperti suku pedalaman yang memakai topeng. Boss fight di Prince of Persia: The Lost Crown menurut saya juga memuaskan dari segi desain musuh dan mekaniknya. Salah satu boss yang sudah diperlihatkan adalah Manticore, monster dengan badan singa bersayap dan berekor kalajengking.
Pertarungan dengan Dua Pedang Penuh Aksi
Menurut saya highlight dari Prince of Persia: The Lost Crown adalah gameplaynya. Kalian akan disajikan oleh gameplay penuh aksi. Game ini juga meminjam mekanik parry seperti yang ada di game Sekiro: Shadows Die Twice.
Untuk melawan monster yang menghuni Mount Qaf, Sargon dibekali oleh dua bilah pedang. Kalian bisa menggunakan kedua pedang Sargon untuk melakukan serangan combo. Sargon juga memiliki serangan launcher untuk melontarkan musuh ke udara dan sweep untuk menjatuhkan musuh.
Kalian wajib menguasai mekanik parry di Prince of Persia: The Lost Crown. Karena Sargon tidak memiliki guard. Sehingga satu-satunya cara bertahan dari serangan musuh adalah parry atau menghindar.
Musuh di Prince of Persia: The Lost Crown memiliki beberapa tipe serangan. Jika menyala merah artinya serangan tidak bisa diparry dan harus dihindari. Jika menyala kuning maka kalian wajib memparry serangan itu untuk memicu animasi counter attack yang keren.
Untuk musuh biasa, Parry adalah cara untuk melakukan instant kill. Untuk boss Parry akan membuat stagger dan menjadi peluang memberikan free hit.
Mekanik parry ini menurut saya membuat gameplay Prince of Persia: The Lost Crown menjadi balance dan tidak terlalu punishing. Jika melawan musuh yang merepotkan, saya hanya perlu mencari peluang untuk melakukan instant kill dengan parry. Musuh yang dikalahkan dengan parry juga akan menjatuhkan health crystal yang bisa menyembuhkan health point Sargon.
Selain pedang, Sargon juga dibekali oleh panah yang bisa berubah menjadi senjata cakram. Saya lebih sering menggunakan panah dan cakram untuk membuka jalan daripada melawan musuh.
Sargon juga memiliki skill semacam limit break yang dinamakan Athra Surges. Skill ini memiliki daya serang yang kuat tapi mengkonsumsi energi, sehingga tidak bisa digunakan sering-sering. Saya juga memanfaatkan skill ini untuk menghindar dari serangan. Karena saat digunakan skill ini akan membuat Sargon mendapatkan momen iFrame alias kebal dari serangan dalam waktu singkat.
Kustomisasi dengan Trinket
Prince of Persia: The Lost Crown memiliki Trinket yang bisa digunakan untuk kostumisasi. Setiap Trinket akan memiliki efek yang berbeda-beda kepada Sargon. Ada yang menambah health point, menambah daya serang, dan masih banyak lagi. Trinket juga dapat diupgrade untuk meningkatkan efeknya.
Jumlah Trinket yang bisa dipakai Sargon terbatas. Sehingga pemain harus memilih Trinket apa yang digunakan agar sesuai dengan gaya bermainnya.
Elemen Platforming yang Bisa Dibilang Cukup Brutal
Jujur, saya lebih sering mati karena tertusuk duri atau terjepit batu dibandingkan mati oleh musuh di game ini. Elemen platforming di Prince of Persia: The Lost Crown menurut saya cukup brutal dan kadang tidak kenal ampun. Jika Sargon mati, kalian harus mengulang dari checkpoint yang bernama Wak-Wak Tree. Jika lokasi Wak-Wak Tree jauh dari tempat Sargon mati, artinya pemain harus mengulangi perjalanan lagi.
Sedikit spoiler, akan ada level dimana pemain harus bermanuver gila-gilaan. Bagian dinding memiliki duri sedangkan lantainya adalah papan penggilas. Jika menyentuh salah satunya Sargon akan langsung mati dan kalian harus mengulang dari awal.
Hal yang menyebalkan adalah Sargon sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk double jump di bagian awal. Sargon memang bisa melompat lebih tinggi dengan menahan tombol lompat, tapi menurut saya tetap kurang pas dibandingkan dengan double jump.
Sebagi gantinya, Sargon akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu atau Time Power. Skill ini tidak bisa langsung diakses, melainkan harus mengikuti alur cerita untuk membukanya. Salah satu skill yang menurut saya keren adalah Sargon bisa membuat semacam Kage Bunshin dan digunakan untuk teleport. Skill ini bisa digunakan untuk memecahkan puzzle dan juga untuk menyerang titik lemah musuh terutama boss.
Platforming dan kemampuan Time Power juga merupakan ciri khas dari game Prince of Persia. Developer Ubisoft Montpellier berhasil mengintegrasikan keduanya dengan pas ke dalam game Prince of Persia: The Lost Crown.
Map Bisa Menyesatkan, Bisa Juga Dibuat Lebih Gampang
Kalian tidak suka platforming atau ingin dipandu saat bermain? Dalam menu Accessibility kalian bisa mengatur fungsi-fungsi tersebut. Misalnya dengan Platforming Assist kalian bisa menskip level yang memiliki platforming. Ada juga fungsi Guided yaitu penanda untuk menandai tempat yang harus dituju atau daerah yang tidak bisa diakses.
Kalian bisa menghilangkan semua fitur-fitur tersebut jika ingin game menjadi lebih menantang. Tingkat kesulitan dari game ini juga dibagi menjadi empat yaitu Rookie, Warrior, Hero, dan Immortal.
Setiap tingkat kesulitan memiliki parameter yang berbeda. Tidak perlu khawatir salah pilih karena tingkat kesulitan bisa diubah kapan saja.
Prince of Persia: The Lost Crown Dari Segi Teknis
Untuk spesifikasi PC yang saya gunakan adalah i5-9400F, GeForce RTX 3060, dan RAM 16GB. Prince of Persia: The Lost Crown tidak terlalu menuntut banyak dari segi spesifikasi. Selama mencoba sesi review, saya tidak pernah mengalami masalah teknis.
Tapi ada beberapa bug cukup aneh yang saya temui. Salah satunya ketika berhadapan dengan boss Undead Prisoner. Pintu tempat ruangan bertarung ternyata terbuka sehingga saya bisa langsung kabur dari bossnya. Anehnya ketika saya kembali ke ruangan tersebut bossnya mendadak hilang.
Ubisoft juga telah memastikan bahwa Day One Patch akan tersedia ketika game ini rilis. Update ini berisi berbagai macam perbaikan yang saya harap bisa memperbaiki masalah teknis di dalam game.
Jika kalian berniat untuk memainkan Prince of Persia: The Lost Crown di PC, saya sangat menyarankan untuk menggunakan controller. Sebabnya karena controller lebih responsif dibandingkan keyboard.
Kesimpulan
Menurut saya Prince of Persia: The Lost Crown bukanlah game yang bagus juga bukan game yang buruk, melainkan biasa saja. Gaya 2.5D yang dihadirkan di game ini memang memberikan nafas baru untuk IP Prince of Persia. Tapi menurut saya ini masih kurang. Karena yang sebetulnya dinantikan oleh fans adalah game Prince of Persia sesungguhnya.
Hal yang menarik perhatian saya di Prince of Persia: The Lost Crown adalah sistem parry. Menurut saya sistem ini adalah inovasi terbaik di game ini dan seharusnya diimplementasi ke game Prince of Persia selanjutnya.
*Game untuk review disediakan oleh publisher