“Apakah anda adalah Kazuma Kiryu?”, “Kiryu? kamu masih hidup?”, “Ayo ungkap jati dirimu yang sebenarnya Kiryu sang Naga!”. Sepanjang permainan kalian akan terus dibombardir oleh pertanyaan itu.
Inilah yang bakal kalian sering temui ketika memainkan Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name. Gameplay beat’em up yang disajikan dalam game ini patut diacungi jempol. Bahkan jika dibandingkan dengan game sebelumnya yaitu Like a Dragon: Ishin! yang menggunakan gaya sama, saya lebih menyukai yang ini.
Setelah memainkan Like a Dragon Gaiden versi PC lebih dari 10 jam, saya bisa menyimpulkan bahwa game ini sudah tepat untuk menjadi awal dari akhir cerita Kazuma Kiryu di game Yakuza.
Anda Kiryu atau Joryu?
Cerita Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name dimulai dari ending Yakuza 6: The Song of Life. Pada waktu itu Kazuma Kiryu dinyatakan meninggal dunia setelah tertembak. Ternyata itu semua adalah kebohongan belaka. Kazuma Kiryu masih hidup dan ia memalsukan kematiannya sendiri.
Agar kebohongan tersebut bisa dipercaya, Kiryu bekerjasama dengan organisasi bernama Daidoji. Sebagai ganti sudah menyembunyikan rahasainya, Kiryu harus bekerja dengan Daidoji sebagai salah satu agen lapangan. Ia juga mengubah namanya menjadi Joryu.
Meski sudah berusaha menjauh dari dunia Yakuza, keberadaan Kiryu dapat kembali tercium. Pada akhirnya ia kembali tertarik ke dalam dunia gelap yang sudah ia tinggalkan. Begitulah alur cerita dari Like a Dragon Gaiden.
Agak lucu rasanya melihat Kiryu yang selalu denial ketika identitas aslinya dibongkar oleh musuh. Ia selalu mengklaim bahwa mereka salah orang dan namanya bukan Kazuma Kiryu, tetapi Joryu. Seandainya saja ia mau lebih totalitas dalam menyembunyikan identitasnya dan tidak hanya sekedar memakai kacamata hitam, pasti tidak bakal ketahuan.
Seperti cerita di game-game Yakuza yang lain, cerita Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name mirip seperti sinetron. Ada momen yang seharusnya bisa selesai dengan cepat, tapi malah diperpanjang. Bagian klimaks sengaja ditunda-tunda supaya ada alasan untuk memperpanjang durasi permainan. Untungnya para pengisi suara di Like a Dragon Gaiden tampil dengan totalitas penuh dan sangat menjiwai karakternya masing-masing.
Takaya Kuroda, pengisi suara dari Kazuma Kiryu kembali memperlihatkan kualitasnya bahwa tidak ada yang bisa menyuarakan karaker itu selain dirinya. Selain Kuroda, saya juga menyukai peran dari Summer Uika yang menjadi Akame. Ia adalah seorang informan wanita di Osaka dan akan mendampingi Kiryu dalam cerita.
Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name juga menyediakan suara dengan bahasa Inggris. Tapi saran saya sebaiknya tetap gunakan suara dengan voice actor Jepang supaya tidak cringe.
Kembali ke Dua Lokasi Lama
Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name akan mengunjungi kembali dua lokasi lama. Pada bagian awal cerita Kazuma Kiryu eh maksudnya Joryu akan mendatangi Yokohama yang juga merupakan lokasi dari game sebelumnya Yakuza: Like a Dragon. Sisanya sampai tamat berlokasi di daerah Sotenbori yang berada di Osaka.
Developer RGG Studios masih menggunakan aset yang lama untuk kedua lokasi ini. Malahan ruang lingkupnya lebih terbatas karena ada beberapa zona yang tidak bisa dimasuki. Saya awalnya berharap ada lokasi baru di Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name. Tapi berhubung game ini hanyalah filler untuk menyambungkan game Yakuza dengan Like a Dragon yang baru, suka tidak suka pemain harus tetap bisa menerimanya.
Grafis yang Sangat Detail
Untuk mengerjakan Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name, RGG Studios menggunakan Dragon Engine. Padahal untuk Like a Dragon: Ishin! mereka menggunakan Unreal Engine 4. Jika dilihat dari kualitasnya saya lebih menyukai Like a Dragon Gaiden yang menggunakan Dragon Engine. Bagian cutscene terlihat sangat detail. Bahkan ekspresi sampai dengan pori-pori wajah karakter bisa terlihat dengan jelas.
Pemandangan kota pada saat malam hari juga patut jadi nilai plus. Sotenbori pada malam hari terlihat lebih hidup dengan lampu-lampu neon yang menyinari toko dan tempat hiburan. Tapi tidak ada yang bisa menanding terang benderangnya The Castle.
Tempat ini merupakan lokasi baru di Like a Dragon Gaiden dan merupakan pusat hiburan bagi orang dewasa. The Castle diapit oleh kasino mewah pada bagian kiri dan kanannya. Tepat di bagian tengah terdapat replika dari kastil Osaka sekaligus arena untuk duel.
Pemain bisa mengabadikan pemandangan-pemandangan indah di Like a Dragon Gaiden dengan selfie. Game ini menyediakan fitur kamera dimana Kiryu akan menggunakan handphonenya untuk mengambil foto. Fitur ini juga dilengkapi dengan filter dan sticker.
Gameplay Penuh Baku Hantam
Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name sangat cocok dimainkan ketika kalian sedang stress atau kesal. Daripada mencari perkara, lebih baik disalurkan dengan memukuli musuh yang ada di dalam game ini. Sensasinya sangat luar biasa. Mungkin ini disebabkan oleh kembalinya gaya beat’em up. Karena pada sebelumnya yaitu Yakuza: Like a Dragon lebih ke arah RPG dengan sistem turn-based.
Joryu bisa menggunakan dua style saat bertarung yaitu Agent atau Yakuza. Ketika menggunakan Agent, Joryu akan memakai berbagai macam gadget saat bertarung. Contohnya Spider yang berbentuk tali dan bisa menjerat musuh. Lalu ada Firefly, bom berukuran mini yang berbentuk rokok, absurd!
Berkelahi melawan musuh dengan menggunakan style Agent membuat Joryu seperti James Bond dan menawarkan gameplay baru yang fresh. Meski pada akhirnya ia masih tetap menggunakan tinjunya untuk membuat KO musuh.
Style Yakuza adalah gaya bertarung tradisional Joryu. Ia tidak bergantung kepada alat, melainkan hanya dengan tinju dan semangat untuk menghajar musuh dengan brutal. Style ini sangat straightforward, tanpa gimmick seperti Agent, ditambah damagenya juga lebih besar. Gaya ini cocok digunakan untuk menghabisi musuh kelas berat seperti boss.
Skill Heat Move juga kembali di Like a Dragon Gaiden. Heat Move bisa digunakan sebagai serangan pamungkas untuk melakukan one-hit-kill bagi musuh yang merepotkan. Variasi Heat Move di Like a Dragon Gaiden tidak sebanyak game sebelumnya. Jujur saja saya lebih suka dengan yang sekarang. Karena terlalu banyak Heat Move menurut saya justru mubazir dan malah membuat bingung.
Kekurangan dari gameplay Like a Dragon Gaiden ada pada sistem lock. Tidak ada fungsi agar pemain bisa memilih target mana yang ingin dilock atau mengganti dari satu target ke target yang lain. Ini sangat menganggu apalagi jika sedang dalam situasi dikeroyok.
Cabaret Club yang Semakin “Nakal”
Mini game yang sangat menarik perhatian di Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name adalah Cabaret Club. Karena di game para hostes tidak lagi menggunakan karakter game, tetapi langsung live-action dengan wanita asli. Tugas dari kalian adalah merayu mereka dengan memberikan pertanyaan dan jawaban yang tepat atau memberikan hadiah. Jika level affection sudah maksimum, kalian akan mendapatkan cutscene special yang bisa dibilang “wah”.
Selain Cabaret Club, masih banyak mini game lain yang bisa dimainkan di Like a Dragon Gaiden. Ada permainan kartu, shogi, biliar, melempar dart, golf, lomba tamiya, dan lain-lain. Jika ingin mendengar suara Joryu, kalian bisa membuatnya bernyanyi di mini game karaoke. Akan ada beberapa cutscene absurd dan juga nostalgia pada saat karaoke yang wajib kalian lihat.
Like a Dragon Gaiden juga memiliki berbagai macam side quest. Kalian bisa memulainya setelah membuka fitur Akame Network. Saya merekemondasikan untuk memainkan side quest ini karena selain ceritanya, menjalankan side quest juga akan memberikan kalian Akame Point. Mata uang ini bisa digunakan untuk membuka skill baru Joryu atau membeli item-item khusus yang hanya dijual oleh Akame.
Aktivitas lainnya yang bisa kalian lakukan di Like a Dragon Gaiden adalah mengunjungi coliseum di The Castle. Di arena ini kalian bisa bertarung sepuasnya. Keunikan dari coliseum kalian bisa bermain sebagai joryu yang didampingi oleh NPC, atau justru menggerakkan NPC tersebut.
Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name dari Segi Teknis
Untuk mereview Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name saya menggunakan PC dengan spesifikasi CPU Ryzen 7 2700X, VGA GeForce RTX 4070 Ti, RAM 32GB dan SSD. Untuk setting grafis saya menggunakan high ditambah fitur NVIDIA DLSS untuk quality. Selama bermain saya tidak pernah mengalami ganggungan teknis seperti crash, frame rate drop, maupun glitch atau bug.
Kesimpulan
Seperti game Yakuza yang lain, Like a Dragon Gaiden: The Man Who Erased His Name dari segi cerita maupun gameplay tidak mengecewakan. Alur cerita yang seperti drama dalam sinetron menarik untuk ditonton. Itu lalu dikombinasi dengan gameplay beat’em up yang pastinya memuaskan rasa kangen fans Yakuza. Karena pada game selanjutnya yaitu Like a Dragon: Infinite Wealth akan kembali ke format RPG turn-based.
Like a Dragon Gaiden bisa diibaratkan sebagai filler untuk mengisi kekosongan sebelum Like a Dragon: Infinite Wealth rilis. Game ini menjadi awal bagi Joryu alias Kazuma Kiryu untuk memberikan tongkat estafet franchise ke penerusnya, Ichiban Kasuga. Jika kalian penggemar game Yakuza pasti tidak akan kecewa dengan Like a Dragon Gaiden.
*Game untuk review disediakan oleh publisher