spot_img
HomeBerita GameReview Resident Evil Village: Bukan Sembarang Game Resident Evil

Review Resident Evil Village: Bukan Sembarang Game Resident Evil

Resident Evil Village bukan sembarang game Resident Evil. Game ini bisa memberikan pemainnya beberapa rasa sekaligus. Rasa takut karena teror dari kegelapan ada. Merasa bersemangat karena laga action pun ada. Resident Evil Village ibarat sebuah permen yang memiliki beragam rasa. Tapi rasanya tetap enak.

Perhatian! Akan ada sedikit spoiler dalam review ini. Tapi saya berjanji tidak akan mengungkap semuanya.

Lagi-Lagi Ethan

review resident evil village

Cerita dari Resident Evil Village masih seputar Ethan Winters, jagoan dari game Resident Evil 7. Kali ini Ethan harus menolong putrinya, Rosemary yang diculik. Dalam pencariannya, Ethan tersesat di suatu desa misterius. Desa tersebut ternyata dihuni oleh monster, dimana salah satunya ternyata adalah penculik Rosemary.

Resident Evil Village juga menghadirkan karakter paling ikonik dari universe Resident Evil, Chris Redfield. Tapi pesona Chris rupanya tidak cukup membuat developer terkesan. Buktinya mereka lebih memilih Ethan sebagai karakter utama Resident Evil Village.

Apa alasannya? Karena di game ini kamu akan diajak untuk lebih mengenai siapa Ethan Winters sebetulnya. Ia bukan hanya sekedar protagonis tanpa wajah. Ethan sama seperti orangtua biasa, dimana mereka akan berjuang mati-matian demi anaknya.

Selama permainan kamu akan melihat bagaimana frustrasinya Ethan karena tidak bisa menemukan putrinya. Ia akan jatuh dan selalu bangkit kembali demi Rosemary. Game ini juga akan mengungkap alasan kenapa Ethan bisa memiliki “ilmu kebal”. Ingin tahu kenapa? Silahkan mainkan gamenya.

Menurut saya kekurangan dari tokoh Ethan Winters ini adalah wajahnya yang tidak pernah terlihat. Entah apa alasan Capcom dan developer sampai tidak mau memperlihatkan wajah Ethan Winters. Padahal di Resident Evil Village Ethan memiliki backstory yang solid. Kurang pas rasanya jika pemain tidak bisa melihat Ethan secara utuh.

Para Monster yang Berasal dari Mitos

review resident evil village

Lawan Ethan bisa dibilang adalah monster dari mitos. Lycan adalah manusia serigala. Lalu ada vampire juga yang diwakili oleh Lady Dimitrescu dan para putrinya. Zombie pun ternyata muncul di game ini. Jika kamu pernah nonton film Van Helsing yang diperankan oleh Hugh Jackman, seperti itulah Resident Evil Village. Ethan adalah Van Helsingnya.

Berbicara mengenai Lady Dimitrescu, ia bukan satu-satunya villain di game ini. Ada Salvatore Moreau, Donna Beneviento, Karl Heisenberg, dan Mother Miranda. Satu hal dari Capcom yang patut diacungi jempol adalah bagaimana mereka menjual Lady Dimitrescu. Vampire wanita ini selalu muncul dalam promosi Resident Evil Village, seakan ia memiliki peran penting. Padahal sebetulnya tidak. Fans Lady Dimitrescu pasti akan kecewa jika melihat apa yang terjadi dengannya di dalam game.

review resident evil village

Karena Resident Evil Village tidak hanya memiliki satu villain, developer harus membagi porsinya. Suka tidak suka, karakter villain yang muncul tidak akan bisa seratus persen karena harus berbagi dengan yang lain. Akibatnya ada villain yang kekurangan porsi untuk tampil padahal cukup menarik seperti Lady Dimitrescu dan kesukaan saya, Donna Beneviento.

Ketika berhadapan dengan Donna Beneviento, Ethan harus masuk ke dalam rumah hantu. Menurut saya ini adalah bagian yang paling seru dari Resident Evil Village karena menonjolkan sisi horor. Sayang bagian ini hanya sebentar.

Gameplay Masih Setia dengan First Person

review resident evil village

Secara gameplay, Resident Evil Village tidak berbeda dengan Resident Evil 7. Gaya first person masih menjadi andalan. Saya sendiri tidak keberatan dengan gaya ini. Justru gaya seperti ini membuat game menjadi semakin intens. Apalagi pada momen-momen genting. Gaya first person juga membuat saya lebih bisa menikmati tampilan visual dan grafis yang disajikan dalam game ini.

Dibuat untuk konsol next-gen, Resident Evil Village tidak tanggung-tanggung untuk visual dan grafis. Menu bagian display Resident Evil Village berisi berbagai macam fitur kekinian seperti bloom dan ray tracing. Jika kamu menggunakan konsol next-gen atau PC high end, saya sarankan untuk memaksimalkan fitur-fitur tersebut. Bukan cuma untuk membuat pemandangan dalam game menjadi lebih indah. Tapi juga agar ketika adegan action muncul, kamu akan lebih deg-degan.

Ya, Resident Evil Village tidak pernah sepi dari adegan action. Jika bisa dibandingkan, adegan actionnya mirip seperti di Resident Evil 4 dan Resident Evil 5. Ada adegan dimana Ethan harus bertahan dari serangan gelombang para Lycan. Mereka tidak bodoh seperti zombie. Lycan menggunakan senjata seperti kapak dan panah. Bagian ini mengingatkan saya saat berhadapan dengan Ganado dan Majini.

Ada juga momen absurd dimana Ethan harus berhadapan one-by-one dengan monster mirip Transformer. Untuk melawan monster tersebut, Ethan mengendarai tank rakitan dengan senjata meriam dan gergaji mesin. Intinya Resident Evil Village tidak kekurangan momen penuh aksi.

The Duke dan Variasi Senjata yang Banyak

review resident evil village

Ada banyak senjata yang bisa digunakan di Resident Evil Village. Mulai dari handgun, shotgun, sniper rifle, automatic rifle, magnum, dan grenade launcher. Belum ditambah senjata sampingan seperti stick bomb dan mine. Saking banyaknya, senjata inilah yang justru memakan banyak tempat di kolom inventory. Saran saya jual senjata yang lama jika mendapat senjata baru untuk mengurangi slot di inventory.

review resident evil village

Semua senjata dapat di-upgrade dengan menggunakan jasa The Duke. Saran saya rajin-rajinlah menaikkan fire power senjata karena ini yang paling berguna. Selain untuk upgrade senjata, The Duke juga menjual berbagai macam item seperti peluru dan health potion. Tapi kamu juga bisa mendapatkan peluru dan health potion gratis dengan cara crafting.

Setiap transaksi dengan The Duke membutuhkan mata uang yang bernama Lei. Cara mendapatkan Lei adalah dengan membunuh musuh atau menjual treasure. Peringatan dari saya, ada beberapa treasure yang harus dikombinasi dulu agar harganya semakin mahal saat dijual. Developer kelihatannya terinspirasi dari Resident Evil 4 ketika membuat sistem ini.

The Duke juga menyediakan jasa masak makanan. Kamu hanya perlu berburu hewan lalu serahkan bagian dari hewan yang diburu ke The Duke untuk dimasak. Makanan ini nantinya menjadi buff permanen untuk Ethan. Fitur ini baru pertama kali diimplementasi di Resident Evil Village dan saya menyukainya. Mungkin untuk selanjutnya developer bisa memperlihatkan bentuk visual dari makanannya.

Puzzle Tetap Ada

review resident evil village

Resident Evil Village masih memiliki puzzle yang menjadi ciri khas game Resident Evil. Saya bisa menjamin jika puzzle di Resident Evil Village masih dalam batas masuk akal. Hanya ada beberapa puzzle saja yang membutuhkan pengamatan jeli. Namun ada juga yang mengesalkan, misalnya menyalakan obor. Entah kenapa developer membuat Ethan tidak bisa “memegang” obor.

Apakah Resident Evil Village Punya Reply Value?

review resident evil village

Jawabannya ada. Setelah menamatkan game, kamu bisa mengulang kembali game dengan item dan senjata yang sudah kamu dapatkan. Jika ingin tantangan, kamu bisa mengulang game dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi yaitu Hardcore dan Village of Shadows (Baru terbuka setelah kamu tamatkan game sekali).

Fitur lainnya yang baru terbuka setelah menamatkan game adalah The Mercenaries. Mode ini ibarat challenge dimana pemain harus membunuh sejumlah musuh dalam waktu yang ditentukan. Capcom telah menyiapkan online rank untuk The Mercenaries. Untuk yang kompetitif, The Mercenaries bisa menjadi ajang untuk membuktikan betapa hebatnya kamu.

Kesimpulannya

review resident evil village

Resident Evil Village adalah game Resident Evil yang sempurna. Game ini mempunyai segalanya dari action sampai horor. Menurut saya yang agak disayangkan adalah adegan horor di Resident Evil Village tidak sebanyak Resident Evil 7.

Dari segi alur cerita, Ethan Winters sebagai tokoh utama juga tidak mengecewakan. Sayangnya Ethan masih malu-malu untuk memperlihatkan wajahnya. Padahal Resident Evil Village sudah didukung dengan kualitas grafis dan visual yang luar biasa,

Jika kamu adalah fans Resident Evil, maka kamu wajib memainkan Resident Evil Village!

*Game untuk review disediakan oleh Capcom

REVIEW OVERVIEW

Visual & Grafis
Storyline
Gameplay
Game feature (Crafting, puzzle, dll)
Sound (Termasuk soundtrack)
Replay Value
Aryo
Aryo
Editor Playcubic. Gamer dengan cita-cita punya PC kelas dewa. Disamping PCnya ada PS5 dan Xbox Series X
RELATED ARTICLES

Terpopuler

|Pros: Grafis yang luar biasa, gameplay bervariasi (Ada horor dan action), desain monster menarik, jenis senjata banyak, punya photo mode| |Con: Beberapa karakter villain porsi tampilnya kurang|Review Resident Evil Village: Bukan Sembarang Game Resident Evil