Akhir tahun telah hampir tiba. Hanya tinggal beberapa minggu lagi tahun 2023 akan pergi dan digantikan oleh tahun baru 2024. Sudah menjadi tradisi bagi media untuk membuat artikel bertema kaleidoskop yang merangkum beragam hal yang terjadi selama tahun 2023.
Untuk media game seperti Playcubic temanya jelas juga harus berhubungan dengan game. Untuk itu saya akan mengawali artikel kaleidoskop akhir tahun dengan daftar 10 game yang mengecewakan di tahun 2023. Karena menurut saya sebelum menyampaikan berita yang baik, sebaiknya yang buruk dulu disampaikan.
Inilah 10 game yang mengecewakan di tahun 2023 versi Playcubic:
1. The Day Before
Memulai daftar game yang mengecewakan di 2023 tidak pas jika tidak diawali oleh The Day Before. Game shooter dengan zombie ini membuat game lain yang ada di dalam daftar bisa terlihat lebih baik.
Diawali dari pengembangan yang bermasalah, tidak ada tahap testing, tanggal rilis yang tidak pasti, masalah nama The Day Before yang diklaim telah dipatenkan oleh pihak lain, dan berujung dengan produk akhir yang tidak sesuai harapan. Genre yang dipakai pun tidak sesuai dengan kenyataannya. Ditambah kondisi game yang masih memiliki bug dan terkesan belum selesai 100 persen.
Belum lagi ulah dari developer Fntastic yang langsung gulung tikar beberapa hari setelah The Day Before rilis. Padahal status dari The Day Before adalah Early Access dan seharusnya masih terus dipantau.
Perilaku tidak jelas ini bahkan sampai memicu Steam untuk membuat The Day Before tidak bisa dibeli lagi. Sampai berita ini dibuat review The Day Before di Steam adalah Overwhelmingly Negative.
2. The Last of Us Part 1 (PC)
The Last of Us yang saya maksud bukan The Last of Us di konsol PlayStation yah. Semua orang setuju bahwa versi itu adalah masterpiece. Game yang saya maksud adalah The Last of Us Part 1 di PC yang rilis pada bulan Maret.
Saat rilis The Last of Us Part 1 langsung mengalami masalah performa dan optimalisasi. Entah apa sebabnya, game ini membuat CPU bisa bekerja sampai di luar batas. Selain itu juga diperlukan waktu lama untuk menyelesaikan shader. Belum lagi masih adanya bug, freeze, dan crash yang menganggu jalannya permainan. Ada juga pemain yang melaporkan masalah input lag dari controller.
Masalah teknis ini sempat membuat developer Naughty Dog kebakaran jenggot. Mereka meminta fans untuk bersabar sambil menunggu patch berisi perbaikan. Sony pun ikut menjadi sasaran kemarahan dan disebut membuat blunder karena mempercayakan pembuatan versi PC The Last of Us Part 1 kepada studio luar yaitu Iron Galaxy Studios. Padahal Sony sudah memiliki Nixies yang hasil kerjanya terjamin untuk membuat game porting PlayStation ke PC.
3. Crime Boss: Rockay City
Ketika dipamerkan pertama kali pada The Game Awards 2022, Crime Boss: Rockay City langsung menarik perhatian karena deretan selebriti Hollywood yang ikut serta. Ada Michale Rooker, Danny Glover, Danny Trejo, Vanilla Ice, Michael Madsen, Chuck Norris, dan Kim Basinger. Sayangnya game aslinya tidak sebombastis seperti para bintang film yang menjadi pemerannya.
Secara konsep Crime Boss: Rockay City menggunakan mekanik heist seperti seri Payday. Tapi tidak keunikan baru yang diimplementasi pada mekanik ini. Akibatnya gameplay menjadi terasa repetitif karena hanya mengulang dan mengulang saja. Belum lagi masih adanya bug dan glitch yang semakin membuat orang malas memainkannya.
4. Forspoken
Forspoken adalah contoh jika grafis bukanlah segalanya. Game ini memliki potensi, tapi sayangnya tidak dieksekusi dengan baik. Masalah pertama dari Forspoken adalah dunia Athia yang menjadi latar game tersebut. Meski berukuran besar, ternyata Athia miskin kreativitas dan sama sekali tidak menarik. Quest yang diambil juga repetitif dan hanya mengulang-ngulang tanpa variasi lain.
Belum karakter dari Frey yang menjadi protagonis. Sifatnya yang selalu denial dan kerap membuat lelucon garing membuat alur cerita menjadi tidak masuk. Ujungnya justru pemain yang dibuat kesal oleh Frey.
Kegagalan Forspoken ini sepertinya cukup berdampak mengingat game ini dibuat dengan budget besar. Developer Luminous Production yang membuat Forspoken bahkan sampai dibubarkan oleh Square Enix.
5. The Lord of the Rings: Gollum
Ketika The Lord of the Rings: Gollum pertama kali diumumkan yang muncul di pikiran saya adalah kenapa harus Gollum tokoh utamanya? Dunia Middle-Earth begitu luas dan yang dibuat adalah game tentang Gollum?
Dibuat oleh Daedalic Entertainment, The Lord of the Rings: Gollum dirilis pada bulan Mei. Apa yang ditakutkan pun terjadi. Game ini ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Dari segi grafis game ini terlihat ketinggalan zaman dan tidak sebagus dengan yang dipromosikan.
Gameplay juga terlalu sederhana bahkan mekanik untuk membuat keputusan yang seharusnya menjadi keunikan tidak bisa menolong lagi. Masalah teknis seperti crash dan bug juga mengganggu jalannya permainan dan membuat gamer yang memainkannya frustrasi.
Lebih lucunya lagi permintaan maaf tertulis karena performa The Lord of the Rings: Gollum tidak sesuai ekspektasi disebut dibuat dengan program ChatGPT. Kekacauan ini berujung dengan ditutupnya studio pengembangan game milik Daedalic Entertainment yang membuat The Lord of the Rings: Gollum.